Ketika mendengar ada yang menyebut Prancis, seketika yang terbayang adalah ibukotanya, Paris. Selanjutnya, pikiran mengenai kokohnya Eiffel dan mahsyurnya Museum Louvre langsung memenuhi pikiran. Begitu juga ketika membicarakan sepakbola Prancis, yang langsung terpikir adalah klub kaya raya Paris Saint Germain (PSG).
Mungkin tidak banyak yang ingat, ada satu klub juara Liga Prancis yang dalam beberapa musim terakhir telah kehilangan pemain-pemain andalan dan pelatihnya. Ya, klub tersebut adalah Lille Olympique Sporting Club atau yang lebih dikenal dengan Lille.
Liga Prancis musim 2010/2011 merupakan musim yang cemerlang bagi Lille. Tidak salah apabila tidak ada yang menjagokan Lille untuk keluar sebagai juara liga pada musim itu. Biasanya juga, sang juara bertahan selalu menjadi unggulan untuk kembali mengulangi suksesnya.
Akan tetapi, banyak pihak mungkin keliru memprediksi pada musim tersebut. Lille yang pada musim sebelumnya finis di posisi keempat berhasil keluar sebagai juara. Kesuksesan tersebut membuat kesebelasan mapan Eropa segera memantau faktor apa yang berhasil membawa kesuksesan kepada Lille. Ternyata pada waktu itu, Lille dihuni oleh pemain-pemain yang luar biasa yang berhasil dipadukan oleh pelatih Rudi Garcia.
Di posisi penjaga gawang Lille diisi oleh kiper berpengalaman Mickael Landreau. Lini belakang dihuni pemain seperti Mathieu Debuchy, Adil Rami, Frank Beria, dan Aurelien Chedjou. Lini tengah Lille dijaga oleh Yohan Cabaye, Ludovic Obraniak, dan sang kapten Rio Mavuba. Untuk pos lini depan ada pemain seperti Gervinho, Moussa Sow, dan Eden Hazard.
Di bawah kendali pelatih Rudi Garcia, Lille musim 2010/2011 mampu dibawa untuk menyingkirkan lawan-lawan seperti sang juara bertahan Marseille, Lyon, dan PSG. Akan tetapi, setelah musim gemilang tersebut berlalu, satu per satu personil Lille pergi meninggalkan klub itu.
Kiper Landreau pada musim 2012 pindah ke klub Prancis lainnya, Bastia. Debuchy dibeli oleh Newcastle United. Rami dan Chedjou pindah ke Valencia dan Galatasaray. Obraniak juga memutuskan untuk pindah ke Girondins de Bordeaux. Cabaye pindah ke klub yang sama dengan Debuchy, yaitu Newcastle. Gervinho dan Hazard juga menyusul pindah ke Inggris untuk membela Arsenal dan Chelsea. Striker andalan mereka, Moussa Sow, berlabuh ke Fenerbahce. Tidak ketinggalan, pelatih Rudi Garcia juga ikut pergi menuju klub ibu kota Italia, AS Roma.
Meskipun tidak pergi secara bersamaan, namun perlahan-lahan performa Lille menjadi turun dan sampai tahun ini belum pernah lagi meraih juara di Ligue 1. Pemain bagus dan berpengalaman telah coba didatangkan, seperti Salomon Kalou dan Dimitri Payet, namun belum juga berhasil membawa Lille kembali ke puncak performa. Darah muda seperti Lucas Digne dan Divock Origi juga diberi kepercayaan di tim utama. Akan tetapi hasilnya masih sama saja. Bahkan nama-nama yang ditulis itu semuanya sekarang juga tidak lagi membela Lille.
Posisi terbaik yang pernah dicapai oleh Lille setelah itu adalah menempati urutan ketiga klasemen. Posisi itu dicapai pada musim 2011/2012 dan musim 2013/2014. Untuk musim ini, Lille sepertinya harus menjalani musim terburuknya dalam enam tahun terakhir.
Pada awal musim, pelatih yang berhasil membawa Pantai Gading menjuarai Piala Afrika 2015, Herve Renard, didapuk untuk menggantikan Rene Girard. Ternyata ia tidak mampu menunjukkan performa yang bagus bersama Lille. Belum setengah musim berjalan, Renard harus rela diturunkan dari jabatannya. Pada 23 November lalu Frederic Antonetti didaulat untuk melanjutkan kerja Renard.
Mungkin nama pelatih ini jarang diketahui orang, karena memang dalam dua musim terakhir ia tidak melatih tim manapun. Selain itu, tim terakhir yang dilatih Antonetti adalah tim papan tengah, Stade Rennais. Meskipun begitu, para fans Lille tentu berharap banyak kepada pelatih baru dan para pemain serta manajemen untuk bisa kembali membawa Lille berprestasi.
Komentar