Dua gol yang disarangkan Romelu Lukaku ke gawang Aston Villa pada pekan lalu, merupakan gol ke-50 selama ia berkarier di Liga Primer Inggris. Atas raihannya tersebut, ia menjadi pemain di bawah usia 23 tahun kelima yang mampu mencetak 50 gol di kompetisi tersebut. Sekarang, ia pantas disejajarkan dengan Wayne Rooney dan Cristiano Ronaldo atas rekor yang sama.
Usia Lukaku saat ini baru 22 tahun. Ia masih memiliki banyak waktu untuk menambah pundi-pundi golnya di Liga Primer Inggris. Bahkan, tidak mustahil ia bisa mencetak sampai 200 gol pada suatu hari nanti. Tapi justru itu yang dikhawatirkan kesebelasan berjuluk The Toffees tersebut. Pasalnya, tentu saja potensinya akan semakin menjadi daya tarik bagi klub-klub besar untuk merekrutnya.
Selain gol ke-50, pemain asal Belgia tersebut menembus rekor lain, yaitu mencetak 10 gol dari 11 laga berturut-turut pada seluruh kompetisi yang diikutinya musim ini. Sebelumnya, hanya Gary Lineker yang mampu mencetak 10 gol dari 14 laga berturut-turut pada musim 1985/1986.
Memang tidak bisa dipungkiri jika kemampuannya terus meningkat dan bersinar. Lukaku semakin menunjukan sebagai salah satu pemain paling penting bagi Everton. Bisa dibilang performa terbaiknya adalah musim ini. Sebesar 54 persen dari 24 gol The Toffees adalah kontribusinya. Sejauh musim ini ia sudah mencetak sembilan gol dan empat asist dari 13 laga.
Haruskah Jose Mourinho Menyesal?
Bagi saya, membahas Lukaku selalu mengingatkan kepada sosok Jose Mourinho, manajer Chelsea. Sebelum dipermanenkan Everton, tidak bisa dipungkiri jika ia sudah layak kembali berseragam Chelsea usai musim 2013/2014. Tapi sayang, rasa hormatnya kepada Mourinho terlanjur rusak.
Pasalnya, penampilan impresif bersama West Bromwich Albion dari Januari 2013 sampai akhir musim, tidak menjaminnya menjadi pilihan utama di Chelsea. Justru ia dilemparkan ke Everton dengan status pinjaman pada musim berikutnya. Tapi rupanya justru proses itu berhasil dinikmati Lukaku dengan indah, walau cuma berstatus pemain pinjaman di Everton.
Mungkin Jose Mourinho hanya menilai kegagalan Romelu Lukaku gara-gara gagal menendang penalti Piala Super Eropa 2013?.
Dirinya mencetak 16 gol dari 33 kali penampilannya dan menjadi favorit para suporter. Atas kontribusinya itu, The Toffees mengakhiri musim 2013/2014 di peringkat lima. Tidak hanya menembus rekor klub dengan 72 poin, namun mereka berhak unjuk gigi di Liga Eropa 2014/2015. Secara tidak langsung, performanya musim 2013/2014 membuat sakit hati para pendukung Chelsea.
Apalagi mereka gagal meraih juara yang justru direbut Manchester City. Di sisi lain justru gol Lukaku terus mengalir ketika Fernando Torres, Samuel Eto'o dan Demba Ba sedang berjuang untuk mencetak gol. Sehingga Mourinho pun berubah pikiran untuk mempertahankan Lukaku di Chelsea. Tapi Lukaku enggan sakit hati kembali. Dirinya ogah balik kepada klub berjuluk The Blues tersebut. Lukaku ingin dipermanenkan The Toffees.
Pada akhirnya foto-foto Lukaku tersebar di berbagai media massa ketika menjelang musim 2014/2015. Ia berpose dengan pelatihnya, Roberto Martinez, sambil memegang kostum Everton. Pada intinya Lukaku masih berseragam biru, tapi saat itu ia nampak lain atas senyum di raut wajahnya yang berseri-seri. Ya, pada saat itulah ia resmi dipermanenkan The Toffees dengan harga 24,7 juta poundsteling. Memecahkan rekor pembelian pemain di sana.
Dampaknya, Mourinho dan Lukaku tidak saling berkomunikasi selama berbulan-bulan. Mourinho pun menyindir Lukaku melalui media masa, "Mungkin ada aturan baru dalam sepakbola. Ketika musim selesai, setiap pemain bisa memutuskan masa depan mereka sendiri," sindirnya seperti yang dikutip dari Daily Mail.
Baca juga : Keputusan Kevin Mirallas pada bursa trasnfer Januari 2016 nanti.
Tapi tampaknya Mourinho harus merevisi hubungannya dengan Lukaku. Sebab, saat ini pun keadaan tidak jauh berbeda dengan 2013/2014. Diego Costa, Radamel Falcao, Loic Remy, dan Pedro Rodriguez seolah mati-matian menjebol gawang lawan. Sementara itu, Lukaku memberikan kepuasan untuk Everton.
Torehan golnya sekarang pun lebih banyak dari gabungan empat striker Chelsea dalam semua kompetisi. Sejauh ini gabungan empat pemain depan The Blues cuma menelurkan lima gol. Sementara itu kekecewaaan Lukaku kepada Chelsea, seolah menjadi jalan sebagai penyerang muda dengan kemampuan lengkap di Liga Inggris.
Dipastikan dia sudah tidak ingin kembali ke Chelsea. Kendati meninggalkan Everton, pastinya Lukaku lebih memilih kesebelan besar yang lain. Pemain jebolan Anderlecht tersebut berpostur tinggi dan kekar. Ia memiliki penyelesaian akhir mematikan dan lihai mengecoh bek lawan. Kehadirannya di lini depan selalu mengganggu ketenangan garis pertahanan lawan-lawannya.
Saat ini Lukaku sedang membantu mendorong The Toffees dari peringkat ketujuh klasemen sementara Liga Primer Inggris 2015/2016. Pasalnya, utang Lukaku kepada Everton yaitu membawa mereka berakhir di empat besar klasemen akhir. Malam ini pun menjadi salah satu kesempatannya. Dirinya akan bertandang ke markas Bournemouth dan wajib menang, serta menambah pundi-pundi golnya.
Ya, memang di sisi lain Lukaku tidak lepas dari kritik. Dirinya dianggap membuat kecewa para suporter karena tidak mampu mencetak gol ketika menghadapi kesebelasan besar. Dirinya memang tidak mencetak gol ketika melawan Arsenal, Chelsea, dan Tottenham pada musim ini. Namun Lukaku bisa menceploskan bola saat menahan imbang Liverpool 1-1.
Tapi Lukaku memiliki pembelaan. Kehadirannya merupakan penebusan bagi Everton yang tidak memiliki penyerang haus gol setelah era Aiyegbeni Yakubu. Maka The Toffes dan pendukungnya harus mensyukuri itu.
Disamping itu, daripada mempertanyakan apa yang bisa dilakukan Lukaku, lebih baik fokus kepada apa yang sudah dia upayakan selama ini. Sebab, ia adalah pemain yang paling memungkinkan untuk membuat para suporter Everton selalu bernyanyi pada musim ini. Ya, mereka bisa bernyanyi di atas penyesalan Mourinho yang seharusnya dirasakan sejak dulu.
Sumber lain : ESPN FC, Reuters,
Komentar