Dua gol dari Marko Arnautovic membuat Manchester City gagal mendapatkan poin dari Britannia Stadium, Minggu (6/12) dini hari WIB. City juga harus turun ke posisi ketiga setelah Leicester City dan Arsenal menang atas lawan-lawannya.
Dari statistik pertandingan, City menguasai 53% penguasaan bola. Selain itu, The Citizens juga gagal mengonversi empat tendangan ke gawang untuk menjadi gol.  Bandingkan dengan Stoke misalnya yang berhasil mengonversi empat tendangan ke gawangnya menjadi dua gol.
Menurut Opta, kegagalan City mencetak gol di kandang lawan pada Premier League, memperpanjang rekornya menjadi tiga pertandingan beruntun dan menjadi yang terburuk sejak April 2009. Selain itu, masih menurut Opta, City kemasukan gol dalam delapan pertandingan di 10 pertandingan terakhir mereka di Premier League.
Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa tim yang musim lalu berada di peringkat kedua Premier League tengah menghadapi masalah serius. Yang pertama adalah kurang tajamnya lini depan dan yang kedua adalah lemahnya tim dalam bertahan. Namun pelatih City, Manuel Pellegrini lebih memilih cedera dan jadwal City yang padat sebagai biang kekalahan timnya.
âMenurut saya, pemain belum sepenuhnya kembali fit setelah menjalani dua pertandingan yang padat. Selain itu, pada pertandingan ini kami bermain dengan pemain yang sama sejak tiga pertandingan terakhir karena ada pemain kami yang cedera,â jelasnya kepada BBC.
Jika ditarik benang merahnya, masih cederanya Sergio Aguero dan Vincent Kompany mungkin bisa dijadikan alasan yang tepat. Selain itu, mandulnya lini depan dan lemahnya lini belakang juga sesuai dengan data Opta.
Aguero tak hanya dirindukan oleh City, David Silva pun sepertinya merindukan pemain Argentina tersebut. Comeback-nya ke lapangan pada pertandingan melawan Stoke memang tak cukup bagus. Namun kreativitasnya dalam melancarkan umpan kerap gagal karena pergerakan Wilfried Bony yang buruk. Pun sama halnya dengan Kelechi Iheanacho yang masuk menggantikan Bony. Iheanacho pun sepertinya masih harus belajar banyak dari Aguero dalam hal mencetak gol.
Berdasarkan Whoscored, tiga pertandingaan terakhir saat Aguero bermain, City mencatatkan rata-rata 16 tendangan per pertandingan dengan tujuh tendangan atau 43.75% yang mengarah ke gawang lawan. Sementara itu, dari tiga pertandingan terakhir saat Aguero tidak bermain City menghasilkan 15 tendangan per pertandingan dengan empat tendangan atau 26.6 % yang mengarah ke gawang.
Kompany sendiri perannya sangat vital bagi pertahanan City. Menurut Squawka, dari empat bek tengah City, hanya Kompany dan Nicolas Otamendi yang memiliki rata-rata kemenangan dalam duel tertinggi. Kompany memiliki 52 % dan Otamendi 53 %, sedangkan Martin Demichelis dan Eliaquim Mangala jauh di bawahnya. Namun masalahnya, Otamendi kerap melakukan blunder, seperti ketika melawan Norwich pada 25 Oktober lalu.
Tanpa melupakan jasa Yaya Toure yang juga banyak berkontribusi, bisa dibilang peran kedua pemain tersebut sangat vital bagi The Citizens. Jadi, maukah Pellegrini mengakui kalau dirinya rindu dengan adanya Aguero dan Kompany di lapangan?
Sumber : Whoscored, BBC, Daily Mail, Squawka
Komentar