Janji Fernando Llorente yang akan mencetak gol saat Sevilla melawan Juventus menjadi kenyataan. Tidak hanya itu, satu-satunya gol yang diciptakan pemain berjuluk The Lion King tersebut membuat Sevilla âsetidaknyaâ lolos ke Europa League. Juventus pun bersedih. Bagaimana tidak, posisinya di puncak klasemen pun tergusur oleh Manchester City yang menang 4-2 atas Gladbach.
Gol Llorente pun menjadi pengingat bagi sebagian besar klub, bahwa tak enak rasanya ditendang. Berikut ini, ada beberapa gol di fase knock out Liga Champions yang dibuat oleh mantan pemain.
Fernando Morientes (vs Real Madrid, perempat final 2003-04)
Nama Real Madrid yang melekat dengan Los Galacticos membuat Morientes sadar diri. Morientes yang tak mendapatkan menit bermain yang cukup di musim sebelumnya, memutuskan untuk hijrah ke AS Monaco dengan status pinjaman.
Pada 24 Maret 2004, Real Madrid menjamu Monaco pada first leg babak perempat final. Moro yang bermain sebagai starter dipasang sendirian di depan oleh pelatih Monaco, Didier Deschamps.
Monaco pun sempat unggul terlebih dulu pada menit ke-41 lewat gol Sebastian Squillaci. Namun, Madrid yang bertindak sebagai tuan rumah langsung membalas empat gol, lewat Ivan Helguera (51), Zinedine Zidane (70), Luis Figo (77), dan Ronaldo (81). Monaco yang tak putus asa berhasil mencetak gol terakhir sekaligus memperpanjang asa melalui Morientes.
Di leg kedua, Monaco menjamu Madrid di Stade Louis II. Peluang Madrid untuk lolos lebih besar dibandingkan tuan rumah. Bahkan mereka boleh kalah asal tidak lebih dari satu gol. Madrid pun sepertinya akan lolos setelah Raul berhasil mencetak gol pembuka. Namun, perjuangan mereka harus terhenti di babak ini setelah Monaco berhasil menjebol gawang Casillas dengan tiga gol dari Ludovic Giuly (dua gol) dan Morientes. Monaco pun lolos dengan keunggulan gol tandang 5-5.
Deschamps pun mengungkapkan bahwa Morientes berhasil membawa Monaco menciptakan sejarah. âTerima kasih Moro, kamu berhasil membawa hari ini sebagai hari yang bersejarah bagi persepakbolaan di Monaco,â ujarnya kepada The Guardian.
Cristiano Ronaldo (vs Manchester United, 16 besar 2012-13)
Pencapaian Real Madrid di Liga Champions yang buruk selama beberapa tahun sebelumnya, Â membuat musim 2012-13 menjadi cambuk untuk bermain apik. Luka Modric pun didatangkan untuk memenuhi rutinitas Madrid dalam belanja pemain bintang.
Menempati posisi kedua di bawah Borussia Dortmund, membuat Madrid harus bertemu juara grup. Setelah pengundian dilakukan, Real Madrid harus bersua Manchester United.
Cristiano Ronaldo pun menjadi buah bibir. Bagaimana tidak, ia merupakan salah satu pemain yang dibesarkan oleh United. Pertandingan pertama di Santiago Bernabeu, Ronaldo mampu menyamakan gol United yang dibuat oleh Danny Welbeck.
Pertandingan kedua, tak banyak yang bisa dilakukan Cristiano. Sepanjang pertandingan pun ia harus menghadapi tekanan fans United yang banyak menyorakinya. United pun unggul terlebih dulu melalui Sergio Ramos pada menit 48. Namun keunggulan tak bertahan lama setelah Luka Modric dan Ronaldo berhasil menggetarkan jala David De Gea pada menit ke 66 dan 69. Real Madrid pun akhirnya lolos setelah berhasil unggul agregat 3-2
Seusai pertandingan pun, Ronaldo banyak dipuji oleh suporter United karena memilih tidak merayakan golnya.
David Luiz (vs Chelsea,16 besar 2014-15)
Kepindahan David Luiz yang mengagetkan banyak pihak menjadi harapan baru bagi PSG yang selalu gagal di Liga Champions. Meskipun ia gagal di Piala Dunia 2014 bersama Brazil, namun duetnya bersama Thiago Silva diharapkan PSG untuk memperbaiki lini belakang mereka yang tidak sebaik lini depan.
Namun, pengundian babak 16 besar Liga Champions yang menempatkan PSG di bawah Barcelona membuat mereka bertemu eks klub Luiz, Chelsea. Beruntung bagi Chelsea karena laga kandang akan digelar di leg kedua.
Pada laga pertama, permainan David Luiz sebagai gelandang bertahan sungguh buruk. Chelsea pun bermain tidak seberapa baik, skor imbang 1-1 menjadi hasil akhir babak pertama.
Namun, di laga kedua, Luiz berhasil bermain baik dan mampu membobol gawang Thibaut Courtois. Meskipun pertandingan berkakhir dengan skor 2-2, PSG akhirnya lolos dengan keunggulan gol away.
Alvaro Morata (vs Real Madrid, semifinal 2014-15)
Meski belajar sepakbola di Akademi Real Madrid, Alvaro Morata tak iba terhadap Real Madrid. Buktinya adalah gol yang ia cetak ke gawang Iker Casillas di semifinal Liga Champions musim lalu.
Keunggulan Juventus 2-1 di kandangnya membuat deg-degan pendukung Madrid. Namun, pada second leg di Bernabeu, Madrid mampu unggul terlebih dulu melalui gol penalti Ronaldo.
Morata yang bermain sejak menit pertama, akhirnya mampu mencetak gol ke gawang Iker Casillas pada menit k-57. Sekaligus menggagalkan ambisi Madrid untuk menjadi juara Liga Champions back to back.
Masih banyak gol yang diciptakan pemain ke mantan klubnya, tapi menurut kami empat gol inilah yang mengingatkan kepada klub, bahwa pemain pun bisa âmenendangâ klub.
Sumber : The Guardian, BBC, UEFA
Komentar