Masa pra-musim 2015/2016 telah menjadi hal menyenangkan bagi Giuseppe Rossi, penyerang Fiorentina. Dirinya sempat berlaga pada kompetisi International Championship Cup di New Jersey, Amerika, tempat kelahirannya. Selain kembali ke kota kelahirannya, kabar baiknya adalah ia telah merumput kembali, setelah melewati musim 2014/2015 tanpa pertandingan satu pun karena berkutat dengan cedera.
Tapi rasa menyenangkan tidak dirasakan dalam waktu lama olehnya. Kesebelasan berjuluk Viola itu memotong gaji Rossi sebesar 1 juta euro. Gajinya sekarang menjadi 1,7 juta euro per tahun. Tapi Rossi masih memiliki bonus yang bisa diandalkannya. Haknya itu didapatkan dari jumlah penampilan dan gol yang dicetaknya. Tapi sayangnya, peran sebagai penyerang utama mulai tergeser oleh Nikola Kalinic.
Keputusan tersebut karena tidak lepas dari riwayat cedera yang sering dideritanya. Cedera ligamen lutut kiri bekas ACL (Anterior Cruiciate Ligament) telah didapatkan ketika membela Villareal pada 2011 silam. Kendati sempat sembuh, tapi deritanya itu sering kambuh. Cedernya pun sempat kumat pada awal musim ini.
Tapi Rossi sempat membuktikan insting mencetak golnya masih belum hilang sepenuhnya. Dirinya diturunkan selama 90 menit ketika menghadapi Belenenses, pada ajang Europa League 2015/2016 di Stadion do Restelo, Portugal, Jumat (2/10) dini hari lalu. Rossi diturunkan selama 90 menit dan mencetak gol keempat Fiorentina saat itu.
Pemain 28 tahun itu pun mendapatkan pujian dari pelatihnya, Paulo Sousa, "Giuseppe adalah anak dengan perasaan yang luar biasa dan dia melalui dua tahun yang sangat sulit (cedera) dan itulah alasan kami yang ingin melihat dia fit dan baik. Karena jika dia baik, maka kita semua merasa baik," ujarnya, seperti dikutip dari ESPN FC.
Sebetulnya Rossi merupakan pribadi yang disukai setiap pelatih. Diego Forlan, mantan rekannya di Manchester United, menceritakan jika Sir Alex Forguson selalu menyukai semangat Rossi, kendati ia cuma menjadi penyerang cadangan.
Ada tips dari Diego Forlan tentang asupan gizi untuk pemain sepakbola nih. Silahkan disimak!
Rossi harus bersaing dengan para penyerang papan atas ketika berada di United. Tapi waktu mudanya tetap diperjuangankannya untuk menerobos skuat utama. Dirinya dikenal Forlan sebagai pemain cepat. Dua kakinya terampil dan terlihat begitu nyaman ketika menguasai bola.
Tapi Rossi mendapatkan kesempatannya ketika pindah ke Villareal pada 2007. Sayangnya, ia mengalami dua kali cedera ACL yakni pada 2011 dan tahun berikutnya. Padahal saat itu karirnya sedang melesat bersama Villareal. Akhirnya Rossi pindah ke Fiorentina pada 2012 dan menjalani karirnya dengan baik pada 2013/2014, sejauh ia sedang "bebas sementara" dari cedera yang kemudian menghantui kembali.
Rossi pun pernah mencetak hattrick menakjubkan ke gawang Juventus pada musim 2013/2014. Tidak diragukan lagi, ia sebetulnya merupakan pemain tingkat atas. Tapi sulit untuk mencapainya karena ditenggarai oleh satu luka yang serius. Tentu bukan hal mudah untuk mengembalikan mental dan bermain kembali tanpa rasa takut.
Seandainya semua berjalan baik-baik saja, Rossi pasti akan kembali ke levelnya. Bukan tidak mungkin hampir menyamai tingkat Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo, atau minimal bisa menyamai Gonzalo Higuain. Bukan tanpa alasan Sampdoria, Genoa dan Bologna, masih tertarik merekrutnya pada Januari 2016. Mereka seolah tidak peduli akan riwayat cedera pemain bernomor punggung 22 itu. Nampaknya tiga klub tersebut siap memberikan pos reguler kepadanya, ketimbang harus menyalip Kalinic yang sedang on fire.
Ditambah agennya pun mendukung rencana kepindahan Rossi. Tapi sebaiknya Fiorentina menahan kepergian pemain yang pernah memperkuat Parma ini. Pasalnya, ia bukan hanya penggunaan jangka panjang, tapi akan sangat berpengaruh untuk Viola. Rossi memiliki pengalaman dan sekarang hanya membutuhkan kepercayaan diri yang cukup untuk membuat penampilan sebaik mungkin. Tentunya usai menyudahi pergelutannya dengan cederanya itu.
Nasib Jay Rodriguez pun hampir mirip dengan Giuseppe Rossi. Mereka berdua akrab dengan meja operasi.
Rossi adalah pemain yang bisa mengubah keadaaan permainan kesebelasannya. Kepergiannya bukanlah jawaban yang bagus untuk Fiorentina. Apalagi mengingat sedang berjuang di papan atas Serie-A dan Europa League fase selanjutnya pada musim ini.
Lebih baik Fiorentina memberikan waktu sampai Rossi memperlihatkan bagaimana cara mengembalikan gol-golnya. Setidaknya mereka masih punya waktu sampai Mei 2016. Sebelum ia memulai perjalanan baru yang akan menghasilkan sesuatu yang lebih memungkinkan untuknya. Atau mengembalikan gajinya seperti semula jika toh ia berhasil membuktikan kontribusinya.
Sumber lain : Bleacher Reports, Calcio Mercato, Daily Mail, Football Italia, La Gazzetta dello Sport, The National
Komentar