Pertarungan dua kesebelasan besar Indonesia akan tersaji pada babak 8 besar Piala Jenderal Sudirman Grup E. Arema Cronus yang menjadi pemuncak klasemen grup A, akan menghadapi Persipura Jayapura yang juga mengakhiri pertandingan-pertandingan grup B di urutan pertama.
Namun pada laga ini, Arema wajar lebih diunggulkan karena sang lawan belum tampil sempurna di setiap pertandingannya pada babak grup meski sama-sama berstatus juara grup. Dari empat laga di babak grup, kesebelasan berjuluk Mutiara Hitam ini hanya mampu mencetak lima gol dengan jumlah kebobolan tiga gol.
Lebih jauh, satu kemenangan yang diraih Persipura pun diraih lewat babak adu penalti, saat menghadapi Semen Padang (Arema menyapu bersih semua laga dengan kemenangan dalam 90 menit). Sementara dua kemenangan Persipura lain, diraih dengan skor tipis 1-0 ketika menjungkalkan PSM Makassar dan Mitra Kukar.
Persipura sendiri terkenal dengan permainan mereka yang lambat panas sepanjang babak grup. Pasalnya, seluruh gol yang diciptakan Persipura pada babak grup baru tercipta pada babak kedua, tak ada satupun yang tercipta di babak pertama.
Hal ini bisa menjadi berbahaya saat menghadapi Arema Cronus. Arema begitu impresif selama fase grup. Arema menjadi kesebelasan terproduktif dengan 11 gol, dan dari 11 gol tersebut, tujuh di antaranya tercipta pada babak pertama. Ini artinya, hanya di satu pertandingan Arema gagal mencetak dua gol di babak pertama. Tiga pertandingan lainnya, Arema berhasil mencetak dua gol di 45 menit pertama.
Ini menunjukkan bahwa Arema sudah panas sejak babak pertama. Serangan yang mengandalkan tiga penyerang di depan sudah langsung membahayakan sejak pertandingan dimulai. Hal ini tentunya berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan Persipura.
Jika Persipura yang dihadapi Arema kali ini masih belum stabil performanya, kemungkinan skuat asuhan Osvaldo Lessa ini tertinggal lebih dulu lebih besar. Sementara butuh mentalitas yang bagus untuk bisa mengejar ketertinggalan atau membalikkan keadaan.
Tapi di babak grup, Persipura sebenarnya pernah dua kali tertinggal lebih dulu, yaitu saat menghadapi Bali United dan Semen Padang. Namun Arema jelas levelnya berada di atas kedua kesebelasan tersebut, tak akan mudah bagi Persipura untuk menyamakan kedudukan seperti kala mereka menghadapi Bali United dan Semen Padang.
Dengan kualitas pemain cadangan yang tak jauh berbeda, Arema memang bisa menjaga stabilitas permainan mereka pada babak kedua. Belum lagi Samsul Arif sering baru dimasukkan pada babak kedua yang bisa menambah daya serang babak kedua Arema. Kekuatan di lini tengah pun bisa terjaga dengan adanya Ferry Aman Saragih, Hendro Siswanto, I Gede Sukadana, bahkan Arif Suyono untuk menggantikan Juan Revi, Bustomi atau Antonio Mossi.
Persipura perlu mewaspadai juga setiap bola mati dari Arema. Dari 11 gol Arema, enam di antaranya tercipta melalui bola mati, entah itu tendangan bebas, penalti, maupun sepak pojok. Arema memiliki Esteban Vizcarra, Mossi dan Bustomi sebagai set pieces taker. Sementara sebagai penerima umpan, terdapat Kiko Insa dan Christian Gonzales yang handal dalam duel-duel bola atas.
Persipura sendiri masih mengandalkan serangan kedua sayapnya. Dengan permainan sayap Arema yang menggunakan dua bek sayapnya ketika menyerang, Hasyim Kipuw dan Ahmad Alfarizi, Persipura bisa memanfaatkan celah ketika keduanya melakukan transisi.
Karenanya penting bagi Arema untuk mencuri gol pada babak pertama sebelum permainan Persipura memanas pada babak kedua. Sementara untuk Persipura, mereka perlu mewaspadai setiap serangan dari servis bola mati Arema.
Komentar