Roberto Soldado bertekad untuk menjebol gawang Real Madrid, ketika membela Villareal di Camp El Madrigal pada Senin (14/12) dini hari. Hal tersebut dicurahkannya sebelum pertandingan dimulai. Soldado sendiri baru mencetak dua gol dari 13 pertandingan La Liga 2015/2016.
Atas raihannya tersebut, sejak kembalinya ke La Liga pada awal musim ini, bisa dikatakan Soldado masih belum menjalani fungsi terbaiknya sebagai penyerang. Justru Soldado lebih aktif memberikan assist ketimbang mencetak gol. Sebanyak lima asist sudah ia berikan untuk rekan-rekannya mencetak gol.
Tentu akan menjadi spesial bagi Soldado jika kran golnya itu terbuka kembali melalui gawang mantan kesebelasannya. Ia berada di akademi Madrid sejak 2000. Kemudian resmi meninggalkan skuat senior pada 2008 untuk memperkuat Getafe.
"Ini pertandingan spesial karena sebagian besar saya dilatih di sana. Saya akan selalu berterima kasih kepada Real Madrid karena telah membentuk kepribadian saya sebagai seorang pemain. Kami akan mencoba membuat masalah di stadion kami (El Madrigal) dan berharap akan memperlihatkan paling terbaik dari yang Villareal punya," ujar Soldado dikutip dari Daily Mail.
"Saya lebih menyukai mencetak gol daripada memberikannya kepada mereka, tapi saya baik-baik saja. Membuat assist bukan pekerjaan utama saya, tapi itu baik-baik saja untuk menolong tim ini. Apa yang saya inginkan adalah mencetak gol," sambung Soldado.
Hasrat pemain jebolan akademi Madrid ini akhirnya menjadi kenyataan. Soldado langsung mencetak gol ketika pertandingan baru berjalan delapan menit. Ia berhasil menerima sodoran bola dari Cedric Bakambu dengan baik. Gol Soldado itu pun menjadi gol semata wayang yang tercipta pada laga ini. Ya, Soldado mengantarkan Villareal jungkalkan Real Madrid.
Baca juga kiprah tentang Pelatih Villareal, Marcelino Toral.
Start Terburuk Sejak 2008-2009
Kekalahan 1-0 itu membuat Pelatih Real Madrid, Rafael Benitez, kembali dalam sorotan. Dari 20 kali percobaan tendangan Madrid ke gawang Villareal, hanya satu yang tepat sasaran. Para pemain Madrid seolah tidak menemui kejelasan ketika mengkonversi peluang.
Para pemain klub berjuluk Los Blancos itu terlihat frustasi. Kendati babak kedua bermain lebih baik, namun mereka tetap tidak bisa mengejar ketertinggalan satu gol.
Hasil ini membuat Madrid kembali tertinggal oleh dua pesaingnya di papan atas klasemen La Liga 2015/2016 sementara. Barcelona dan Atletico Madrid masih saling mengejar di peringkat satu dan dua dengan poin yang sama, yakni 35 angka. Sementara Madrid berada di posisi tiga dengan koleksi 30 poin.
Baca juga : Situasi panas Ronaldo-Benitez yang dimanfaatkan Manchester United.
Madrid gagal menyabotase Barcelona dari posisi puncak. Padahal dua pertandingan terakhir rivalnya tersebut berakhir imbang, "Semua tim top akan kehilangan banyak poin di perjalanan liga musim ini. Saya sama sekali tidak senang dengan babak pertama. Respon di babak kedua menunjukan jalan ke depan, tapi sayangnya kami kehilangan tiga poin dari reaksi yang terlambat," ujar Benitez usai laga, seperti dikutip dari Marca.
Raihan 30 poin itu merupakan angka paling buruk sejak musim 2008/2009 kala dibesut Bernd Schuster. Saat itu Los Blancos cuma menang delapan kali, dua ditahan imbang dan lima kali kalah. Schuster pun kemudian dipecat pada Desember 2008.
Sementara sejauh musim ini, Madrid sedikit lebih beruntung dengan sembilan kali menang dan tiga kali untuk masing-masing hasil imbang dan kekalahan. Karenanya hasil ini membuat Benitez tak akan bisa tidur dengan nyenyak karena ia bisa saja akan bernasib sama seperti Schuster.
Sumber lain : Football-Espana.
Komentar