Zlatan Ibrahimovi? boleh mencetak dua gol â lebih banyak dari pemain mana pun yang ambil bagian dalam pertandingan antara Paris Saint-Germain dan Olympique Lyon semalam â namun bukan ia yang berperan paling besar dalam kemenangan 5-1 PSG. Bukan Ibra, melainkan Ãngel Di MarÃa.
Sangat besar peran Di MarÃa dalam pertandingan semalam hingga tujuh dari delapan umpan kunci PSG berasal darinya. Tiga dari tujuh umpan kunci tersebut menjadi assist, dan menjadikan dirinya satu-satunya pencetak assist dari PSG di pertandingan semalam. Dua gol lain â yang keduanya dicetak Ibrahimovi? â berasal dari kesalahan Mapou Yanga-Mbiwa dan pelanggaran Henri Bedimo di dalam kotak penalti. Di MarÃa mencetak assist untuk tiga pemain berbeda dan dengan tiga proses yang berbeda.
Dalam susunan pemain, Di MarÃa berada di sisi kanan serangan PSG. Namun pada praktiknya ia berada di mana saja. Kanan, kiri, tengah, depan, belakang, di mana saja. Pusat serangan-serangan PSG adalah Di MarÃa. Bukan Adrien Rabiot, bukan Blaise Matuide; Di MarÃa.
Assist pertama Di MarÃa tercipta pada menit ke-17; sebuah tendangan bebas di sisi kanan pertahanan Lyon yang disambut dengan sundulan jarak dekat Serge Aurier. Sedikit banyak Aurier terbantu oleh kesalahan Jérémy Morel yang tidak mengawalnya dengan baik, namun kualitas umpan Di MarÃa tidak bisa diabaikan begitu saja. Umpan tepat bertemu dengan sundulan yang tepat melahirkan gol kedua PSG.
Pada pertandingan ini PSG memainkan dua jenis pertahanan. Di daerah permainan sendiri PSG memainkan pola pertahanan zonal marking yang melibatkan para pemain belakang dan ketiga gelandang â Rabiot, Matuidi, dan Thiago Motta. Di daerah permainan lawan PSG bermain menekan untuk membuat Lyon tidak banyak menguasai bola. Semua pemain terlibat dalam proses ini. Termasuk Di MarÃa.
Defensive action Di MarÃa di area permainan Lyon memang tidak banyak. Hanya satu tackle berhasil dan satu interception. Namun itu kan yang tercatat saja. Positioning, walau tidak tercatat, kan tetap memainkan peran dalam permainan menekan. Di MarÃa nyaris selalu berada di posisi yang tepat ketika PSG bermain menekan. Baik ketika berusaha membuat Lyon melakukan kesalahan atau ketika PSG mulai membangun serangan dari kesalahan Lyon.
Di menit ke-61 adalah Di MarÃa, bukan pemain lain, yang berada di tempat paling tepat untuk membawa PSG mengembalikan keunggulan yang tercuri ketika Kevin Trapp salah memperhitungkan tendangan jarak jauh Jordan Ferri di menit ke-24. Dalam sebuah serangan yang tercipta dari ketidakmampuan Lyon keluar dari tekanan, Di MarÃa mengirim umpan silang dari sisi sebelah kanan pertahanan Lyon.
Usahanya terbentur kesigapan Rafael, namun bola bendungan Rafael memantul kembali ke arahnya dan Di MarÃa, dengan sigap, mengirim umpan silang melalui jalur yang sama sebelum Rafael bangkit dari jatuhnya. Kali ini, tanpa Rafael yang tidak dapat berbuat banyak, umpan silang Di MarÃa sampai kepada tujuannya, Edinson Cavani. Assist pertama Di MarÃa menggandakan keunggulan PSG. Assist keduanya mengembalikan keunggulan dua gol yang tercuri.
Kemampuan Di MarÃa berpikir cepat dan tepat mengunci kemenangan PSG di menit ke-91. Dari bola liar hasil sapuan sepak pojok ia membangun sebuah serangan balik sendirian. Egois? Tidak, karena pilihan terbaik saat itu adalah menggiring bola. Satu-satunya jalur umpan yang terbuka adalah ke araha belakang, dan itu tidak akan banyak membantu dalam serangan.
Giringan bola Di MarÃa, selain membuka jalan umpan baru untuknya, memberi waktu kepada para pemain lain untuk ikut terlibat. Ketika jalan umpannya sudah terbuka dan bantuan sudah datang, Di MarÃa melepas sebuah umpan terobosan yang tepat. Tepat, adalah kata yang tepat, karena umpan Di MarÃa tidak menyulitkan si penerima. Lucas Moura hanya membutuhkan satu sentuhan sebelum melepas satu tembakan yang menjadi gol kelima PSG.
Zlatan Ibrahimovi? boleh mencetak dua gol â lebih banyak dari pemain mana pun yang ambil bagian dalam pertandingan antara Paris Saint-Germain dan Olympique Lyon semalam â namun bukan ia yang berperan paling besar dalam kemenangan 5-1 PSG. Bukan Ibra, melainkan Ãngel Di MarÃa.
Sangat besar peran Di MarÃa dalam pertandingan semalam hingga tujuh dari delapan umpan kunci PSG berasal darinya. Tiga dari tujuh umpan kunci tersebut menjadi assist, dan menjadikan dirinya satu-satunya pencetak assist dari PSG di pertandingan semalam. Dua gol lain â yang keduanya dicetak Ibrahimovi? â berasal dari kesalahan Mapou Yanga-Mbiwa dan pelanggaran Henri Bedimo di dalam kotak penalti. Di MarÃa mencetak assist untuk tiga pemain berbeda dan dengan tiga proses yang berbeda.
Dalam susunan pemain, Di MarÃa berada di sisi kanan serangan PSG. Namun pada praktiknya ia berada di mana saja. Kanan, kiri, tengah, depan, belakang, di mana saja. Pusat serangan-serangan PSG adalah Di MarÃa. Bukan Adrien Rabiot, bukan Blaise Matuide; Di MarÃa.
Assist pertama Di MarÃa tercipta pada menit ke-17; sebuah tendangan bebas di sisi kanan pertahanan Lyon yang disambut dengan sundulan jarak dekat Serge Aurier. Sedikit banyak Aurier terbantu oleh kesalahan Jérémy Morel yang tidak mengawalnya dengan baik, namun kualitas umpan Di MarÃa tidak bisa diabaikan begitu saja. Umpan tepat bertemu dengan sundulan yang tepat melahirkan gol kedua PSG.
Pada pertandingan ini PSG memainkan dua jenis pertahanan. Di daerah permainan sendiri PSG memainkan pola pertahanan zonal marking yang melibatkan para pemain belakang dan ketiga gelandang â Rabiot, Matuidi, dan Thiago Motta. Di daerah permainan lawan PSG bermain menekan untuk membuat Lyon tidak banyak menguasai bola. Semua pemain terlibat dalam proses ini. Termasuk Di MarÃa.
Defensive action Di MarÃa di area permainan Lyon memang tidak banyak. Hanya satu tackle berhasil dan satu interception. Namun itu kan yang tercatat saja. Positioning, walau tidak tercatat, kan tetap memainkan peran dalam permainan menekan. Di MarÃa nyaris selalu berada di posisi yang tepat ketika PSG bermain menekan. Baik ketika berusaha membuat Lyon melakukan kesalahan atau ketika PSG mulai membangun serangan dari kesalahan Lyon.
Di menit ke-61 adalah Di MarÃa, bukan pemain lain, yang berada di tempat paling tepat untuk membawa PSG mengembalikan keunggulan yang tercuri ketika Kevin Trapp salah memperhitungkan tendangan jarak jauh Jordan Ferri di menit ke-24. Dalam sebuah serangan yang tercipta dari ketidakmampuan Lyon keluar dari tekanan, Di MarÃa mengirim umpan silang dari sisi sebelah kanan pertahanan Lyon.
Usahanya terbentur kesigapan Rafael, namun bola bendungan Rafael memantul kembali ke arahnya dan Di MarÃa, dengan sigap, mengirim umpan silang melalui jalur yang sama sebelum Rafael bangkit dari jatuhnya. Kali ini, tanpa Rafael yang tidak dapat berbuat banyak, umpan silang Di MarÃa sampai kepada tujuannya, Edinson Cavani. Assist pertama Di MarÃa menggandakan keunggulan PSG. Assist keduanya mengembalikan keunggulan dua gol yang tercuri.
Kemampuan Di MarÃa berpikir cepat dan tepat mengunci kemenangan PSG di menit ke-91. Dari bola liar hasil sapuan sepak pojok ia membangun sebuah serangan balik sendirian. Egois? Tidak, karena pilihan terbaik saat itu adalah menggiring bola. Satu-satunya jalur umpan yang terbuka adalah ke araha belakang, dan itu tidak akan banyak membantu dalam serangan.
Giringan bola Di MarÃa, selain membuka jalan umpan baru untuknya, memberi waktu kepada para pemain lain untuk ikut terlibat. Ketika jalan umpannya sudah terbuka dan bantuan sudah datang, Di MarÃa melepas sebuah umpan terobosan yang tepat. Tepat, adalah kata yang tepat, karena umpan Di MarÃa tidak menyulitkan si penerima. Lucas Moura hanya membutuhkan satu sentuhan sebelum melepas satu tembakan yang menjadi gol kelima PSG.
Komentar