Pada 22 Desember 2011, Atletico Madrid mengumumkan keputusan diberhentikannya Gregorio Manzano dari kursi pelatih. Kekalahan dari klub Segunda B, Albacete, di babak 32 besar Piala Raja jadi sebabnya. Karir Manzano di Atleti  hanya seumur jagung, sebab ia melatih tak lebih dari tujuh bulan.
Esoknya, Presiden Atletico, Enrique Cerezo, mengumumkan dipilihnya sosok Diego Simeone sebagai pelatih kepala Atleti. Sebelumnya, Simeone memiliki pengalaman menahkodai beberapa klub raksasa Argentina sebelum memutuskan melatih Catania pada awal hingga pertengahan tahun 2011.
Kedatangan Simeone pun langsung memperbaiki performa Atleti. Meski mereka hanya finish di urutan kelima klasemen La Liga 2011/12, namun klub yang bermarkas di Vincente Calderon ini mampu menutup musim dengan menjuarai Europa League 2011/12.
Prestasi Simeone tak hanya berhenti di situ. Atleti pun dibawa oleh Simeone menjuarai beberapa kompetisi lain, misalnya La Liga musim 2013/14, Supercopa de Espana 2014, dan UEFA Super Cup 2011 hanya dalam waktu empat tahun.
Menjelang genap empat tahun menangani Atleti, Simeone harusnya mendapatkan hadiah yang istimewa dari anak asuhnya. Namun, Simeone justru mendapat kado buruk kala bertandang ke markas Malaga tadi malam (21/12).
Kepergian Barcelona ke Jepang, tidak dimanfaatkan dengan baik oleh Atleti yang memiliki persamaan poin. Bahkan Atleti harus menyerah dari tuan rumah lewat gol yang dicetak Charles pada menit ke-86. Atleti pun harus bermain dengan 10 pemain sejak menit 55, akibat kartu merah yang diterima Gabi.
Hasil tersebut membuat rentetan kemenangan Atleti selama lima pertandingan di La Liga berakhir. Selain itu, hasil ini juga menjadi kekalahan pertama Atleti sejak September.
âSkor akhir pertandingan ini tidak membuat saya khawatir sama sekali. Ada kalanya suatu tim bermain baik dan ada kalanya juga bermain buruk,â ujar Simeone setelah laga seperti dilansir oleh ESPNFC.
âKami tidak akan menyalahkan siapapun mengenai hasil akhir pertandingan ini. Mungkin kami akan bertanya diri kami sendiri mengapa kami tidak bermain baik hari ini. Tapi kami juga mengucapkan selamat kepada Malaga karena mereka telah menang dan memberikan permainan yang menarik,â tambahnya.
Whoscored melansir bahwa permainan Malaga lebih agresif. Terbukti, mereka berhasil membuat Atleti hanya mampu menghasilkan enam tembakan, jauh dibandingkan Malaga yang sukses membukukan 17 tembakan. Tak hanya itu, Malaga juga mampu mencatatkan ball possession lebih banyak dengan perbandingan 61 % berbanding 39 %.
Dengan hasil ini, Atleti gagal mengambil alih posisi Barcelona dari puncak klasemen La Liga, Atleti sendiri berada di urutan kedua dengan 35 poin dari 16 pertandingan. Sementara Malaga berada di urutan 13 dengan 17 poin dari 16 pertandingan.
Sumber : ESPNFC, Whoscored, AS
Komentar