Oleh:Â Ade Firmansyah
Bagi daratan Eropa, musim dingin itu identik dengan perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Namun dalam hal sepak bola, musim dingin lebih dinantikan sebagai  sebuah pasar, tempat jual-beli, yang selalu rutin diadakan setiap tahunnya untuk memenuhi keperluan sebuah klub dalam mengarungi kompetisi yang belum usai.
Dalam prosesnya, jual-beli tersebut layaknya suatu perjudian yang kemungkinan besar akan memengaruhi hasil dari perjalanan sebuah klub di penghujung kompetisi. Layaknya suatu bazar besar yang dinantikan kehadirannya, tidak sedikit dari klub-klub sepak bola sudah mempunyai rencana bagi keperluan klub dari jauh-jauh hari, entah itu untuk membeli atau menjual seorang pemain.
Untuk membeli pemain, mereka (klub sepakbola) berlomba-lomba dan bersaing satu sama lain untuk mendapatkan apa yang diinginkan dengan tujuan untuk mendongkrak hasil rapot di akhir kompetisi, berhasil tidaknya mencapai target sebelum musim dimulai.
Dan sebagaimana bursa transfer musim panas, drama tarik ulur mengenai soal harga pemain  pada bursa transfer musim dingin pun selalu menjadi perbincangan. Terlebih nantinya, publik akan menilai sejauh mana pemain tersebut bisa memberikan kontribusi bagi kesebelasan barunya.
Batas Waktu Jendela Transfer Musim Dingin
Sebagai benua yang menjanjikan dalam karier sepak bola, banyak sekali pemain di seluruh belahan dunia yang ingin meniti karier di Eropa. Jendela transfer musim dingin ini lah mereka berharap untuk dapat direkrut oleh klub-klub Benua Biru.
Untuk liga-liga sepak bola di Eropa, batas waktu yang ditentukan oleh masing-masing federasi berbeda-beda. Namun, untuk liga-liga besar Eropa rata-rata batas waktu yang diberikan yaitu satu bulan sejak dimulainya jendela transfer.
Berdasarkan data yang dilansir dari laman fifatms.com, untuk liga paling yang paling banyak penggemarnya seperti Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, Liga Jerman, Prancis, dan Belanda memiliki batas waktu yang sama untuk transfer musim dingin, yaitu sampai tanggal 1 Februari. Begitu pula dengan Liga Belgia, Denmark, Yunani, Skotlandia, Turki juga sama seperti Liga Top Eropa tersebut, yaitu sampai tanggal 1 Februari.
Untuk liga di Portugal berbeda dari beberapa liga Eropa lainnya, mereka memiliki batas waktu sampai tanggal 4 Februari, di mana mereka pun baru membuka jendela transfer pada 5 Januari. Lalu menyebrang ke negara Swiss, liga sepak bola di sana memiliki batas waktu sampai tanggal 15 Februari dengan start pada 16 Januari.
Sementara itu beberapa negara di Skandinavia, seperti liga di Swedia  dan Norwegia memiliki waktu transfer yang lebih lama, dari 8 Januari sampai tanggal 31 Maret. Hal ini dikarenakan cuaca musim dingin di sana cukup ekstrim sehingga liga baru bergulir setelah musim dingin usai.
Ferguson Sebagai Anomali
Banyak sekali faktor mengapa sebuah klub harus membeli pemain baru di jendela transfer musim dingin, contohnya seperti untuk menambah kekuatan sebuah tim dalam mengarungi sisa kompetisi atau pun untuk menambal posisi yang ditinggalkan pemain tersebut karena mengalami cedera atau telah dijual ke klub lain. Beberapa faktor itulah yang menyebabkan mengapa beberapa klub sepak bola getol dalam pasar pembelian pemain dalam pasar transfer.
Namun hal tersebut tak berlaku bagi Sir Alex Ferguson, mantan manajer Manchester United periode 1986â2013. Ia dikenal sebagai pelatih yang tidak hobi membeli pemain pada jendela transfer musim dingin.
"Bursa transfer Januari tidak pernah menjadi bursa transfer terbaik dan itu telah terbukti selama bertahun-tahun dengan sangat sedikitnya transfer-transfer besar terjadi,"Â ucap Fergie.
Hal ini mengacu kepada pengalaman buruknya jika merekrut pemain saat transfer musim dingin yang rata-rata tak memberikan dampak signifikan. Misalnya ketika mendatangkan Zoran Tosic (2009), Rodrigo Possebon (2008), Louis Saha (2004), Dong Fangzhuo (2004), Diego Forlan (2002), Quinton Fortune (2000), dan Bojan Djordjic (1999). Hanya Eric Cantona (1993) dan Andy Cole (1995) pemain yang dibeli Ferguson pada Januari lantas menjadi legenda United.
Sebagai Investasi
Bursa transfer musim dingin sekarang ini layaknya sebuah investasi yang diharapkan akan berguna dan mempunyai peranan besar dalam memajukan sebuah klub untuk meningkatkan prestasinya di ajang kompetisi sepakbola, serta memiliki harga jual yang tinggi jika nantinya akan ada penawaran terhadap seorang pemain melebihi dari biaya yang dikeluarkan untuk membeli pemain tersebut. Pasar yang diadakan ini seolah-olah sebagai ajang untuk unjuk gigi dalam keseriusan perburuan sebuah gelar juara di sisa musim kompetisi dengan cara membeli pemain-pemain dengan banderol harga selangit.
Mungkin yang kita pertanyakan dalam sebuah transfer pemain, apakah sudah tepat atau tidak pemain tersebut direkrut? Sudah menjadi kebiasaan terkadang beberapa fans mempertanyakan hal itu.
Namun yang pasti waktu yang akan menjawab bagaimana seorang pemain berkontribusi dalam memajukan sebuah klub. Bukan tidak mungkin pemain tersebut hanya menjadi penghangat bangku cadangan atau malah sebaliknya pemain tersebut penampilannya sesuai dengan ekspetasi dan dapat berkontribusi bagi kemajuan tim.
Patut ditunggu bagaimana sepak terjang klub-klub sepak bola Eropa musim ini dalam meramaikan pasar transfer musim dingin. Namun jangan heran juga jika pada akhirnya banyak pemain yang kurang memberikan kontribusi besar untuk sisa musim ini bagi klub barunya.
Mahasiswa yang sedang berkutat dengan tugas akhir dengan akun twitter @dejhon29
Komentar