Nigeria memang tidak pernah berhenti menghasilkan penyerang berkualitas. Sejak era Segun Odegbami, Rashidi, Yekini, Nwankwo Kanu, Aiyegbeni Yakubu, Ikechukwu Uche, Obafemi Martins dan lainnya, kemudian muncul generasi Odion Ighalo, Emanuel Emenike, Brown Ideye dan lainnya.
Saat ini juga sudah muncul pula generasi baru semacam Ahmed Musa dan diikuti Alex Iwobi dan Kelechi Iheanacho. Dan tadi malam (7/1), penyerang masa depan Nigeria kembali bertambah pada sosok Umar Sadiq yang kembali mencetak gol bagi Roma.
Dirinya kini memperkuat AS Roma setelah direkrut dari Spezia dengan status pinjaman, namun dengan opsi permanen untuk jangka panjang. Roma mengeluarkan biaya 1,7 juta euro untuk menebusnya dari Spezia nanti.
Penampilan Sadiq di liga junior Italia membuat kesebelasan berjuluk I Lupi (serigala) itu terkesan. Dirinya membuat rekor dengan mencetak 26 gol dari 27 penampilannya. Perawakannya yang tinggi mengingatkan kepada sosok Kanu. Sadiq memiliki tinggi 1,92 meter, sementara Kanu 1,97 meter.
Baca juga : Dewa Sepakbola Austria Putra Pangeran Nigeria dan Ratu Kecantikan Filipina.
Maka dari itu Sadiq memiliki kelebihan untuk menjangkau bola udara layaknya Kanu. Seperti gol debutnya ke gawang Genoa pada 20 Desember 2015 lalu di Stadion Olimpico. Sadiq mencetak gol pada menit ke-89 ketika Roma bermain dengan 10 orang akibat kartu merah yang didapatkan Edin Dzeko. Dirinya mencetak gol melalui sundulan yang menyambut umpan dari Wiliam Vainqueur dari sisi kiri.
Gol Sadiq itu memastikan kemenangan Roma dengan skor 2-0, setelah Alessandro Florenzi mencetak gol terlebih dahulu pada menit ke-42. Golnya juga memastikan nasib Rudi Garcia sebagai Pelatih Roma sampai saat ini masih aman. Sebelumnya, Desember adalah kesempatan terakhir untuk Garcia melatih I Lupi. Pasalnya, Garcia tidak mampu membawa Roma menang satu kali pun dari tujuh pertandingan sebelumnya.
Tapi pelatih asal Prancis itu masih dipantau pada awal 2016 ini. Garcia harus memimpin Roma bertandang ke markas Chievo di Stadion Marc'Antonio Bentegodi kemarin, Rabu (6/1). Sadiq diturunkan sejak pertandingan dimulai, mengingat Dzeko menjalani hukuman kartu merah dan Francesco Totti masih belum fit usai cedera.
Baca juga : Inggris, Tanah Impian Pemain Nigeria.
Tapi Sadiq sepertinya mampu menjamin keselamatan Garcia ketika laga berjalan tujuh menit. Penyerang 18 tahun itu kembali mencetak gol di laga Serie-A 2015/2016. Kali ini ia mendapat umpan terobosan dari Gervinho dari sisi kiri. Jangkauan kaki Sadiq yang panjang berhasil menyambar bola agar masuk ke gawang Chievo. Sayangnya, kemenangan Roma sirna karena skor berakhir 3-3.
Maka, torehan gol Sadiq hampir menyamai Dzeko. Dirinya baru satu kali menjadi starter dari empat kali laganya, namun sudah mencetak dua gol. Sementara Dzeko sudah tampil starter 14 kali baru mecetak tiga gol. Dua gol penyerang asal Bosnia-Herzegovina itu pun lahir dari eksekusi penalti. Dzeko hanya mencetak satu gol melalui open play pada musim ini.
Di sisi lain, Sadiq mencetak dua golnya itu melalui tiga peluang yang didapatkannya. Sementara tiga gol Dzeko merupakan hasil dari 44 peluang yang dicobanya untuk dikonversi menjadi gol. Maka, sejauh ini Sadiq bisa dikatakan lebih efektif dan tajam mengkonversi peluang dibanding Dzeko.
Sadiq menjadi solusi bagi Roma ketika krisis penyerang tengah karena Dzeko masih tumpul dan kondisi fisik Totti semakin menua. Sadiq pun tampak akan dipercaya kembali menjadi starter pada pertandingan selanjutnya menghadapi AC Milan di Stadion Olimpico akhir pekan ini, Minggu (10/1), mengingat Dzeko masih menjalani hukuman kartu merah langsung.
Milan akan menjadi tantangan lagi bagi Sadiq. Terlebih pertahanan Milan cukup baik karena cuma kebobolan 10 gol sejak 8 Oktober. Jika ia mampu mencetak gol dan memenangkan laga, bukan tidak mungkin Sadiq bisa menggeser penyerang utama sekaliber Dzeko.
Komentar