âSepakbola bukanlah sesuatu yang memusingkan. Sepakbola adalah tentang mengumpan. Semakin tinggi Anda bermain di lapangan, semakin Anda berbahaya,â kata Zidane kepada Marca.
Tidak ada reaksi yang berlebihan dari Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, usai mengandaskan Deportivo La Coruna dengan lima gol tanpa balas. Menurutnya masih ada banyak hal yang mesti diperbaiki.
Zidane ingin memaksimalkan serangan lewat sayap. Zidane sepertinya masih mengingat bagaimana peran penting kedua sayap ketika ia membela Madrid. Kala itu, Zidane selalu mendapatkan suplai dari area awal final third lewat umpan silang terukur David Beckham. Zidane pun ingin mendapatkan gaya main serupa di mana permainan mengalir cepat dari sisi lapangan.
Namun, permaianan tersebut agaknya tidak dilakukan oleh ketiga gelandang Madrid yang sejak musim lalu biasa dihuni James Rodriguez, Toni Kroos, dan Luka Modric. Dengan formasi seperti ini, Madrid cenderung menyerang lewat tengah. Perpindahan bola ke sisi dilakukan saat dekat dengan Cristiano Ronaldo maupun Gareth Bale yang bermain melebar di lini depan. Ini yang membuat peran dua fullback Madrid di era Zidane akan lebih kentara.
Kelemahan Madrid yang lain pun mulai dibenahi. Salah satunya adalah lini pertahanan yang kerap keropos karena jarak antar lini yang terlalu jauh. Ini menjadi salah satu fokus Zidane di mana ia ingin tim yang lebih seimbang dalam bertahan maupun menyerang.
Zidane menginginkan formasi dengan pemain yang lebih rapat. Dalam pertandingan menghadapi Deportivo, ia tidak membuat tiga gelandang Madrid berdiri sejajar. Zidane menurunkan Kroos dan Modric sebagai poros ganda, sementara Isco ditempatkan sebagai gelandang serang.
Zidane agaknya ingin menghidupkan kembali peran seorang gelandang serang seperti yang ia emban kala dulu membela Madrid. Hal ini ditunjang dengan kehadiran Isco ataupun James yang memang berposisi natural sebagai gelandang serang. Sementara itu, Kroos dan Modric adalah pemain yang memiliki akurasi umpan panjang serta kreativitas yang baik. Menempatkan keduanya di lini tengah, menjadi pilihan yang tepat.
Pilihan penggunaan formasi pun menjadi lebih variatif. Jika menghadapi kesebelasan yang lebih kuat, Zidane bisa memasang gelandang bertahan yang kuat secara fisik dan bertugas untuk menghentikan pergerakan lawan. Madrid memang memiliki Casemiro di posisi ini. Ia pun beberapa kali menunjukkan performa yang terbilang baik.
Namun, Madrid telah kehilangan Sami Kheidira dan Xabi Alonso dalam dua musim terakhir, yang mana keduanya memiliki fisik mumpuni untuk menghadang lawan. Ini yang membuat agaknya pada bursa transfer kali ini Madrid akan (atau jadi "harus" karena mereka dihukum tidak boleh beraktivitas transfer musim depan) mendatangkan gelandang bertahan baru.
âAku ingin para pemain bermain dan memainkan bola ke depan dari belakang dan membuat kemungkinan keputusan terbaik sebelum mereka menerima bola. Kalau mereka tidak berhasil mendapatkan bola, aku ingin mereka untuk kembali, dan memperkuat pertahanan,â harap Zidane.
Hal lain yang diinginkan Zidane adalah bermain dengan rapat serta garis pertahanan tinggi. Ini akan menjadikan Madrid bermain terus menyerang dan menekan. Dua musim lalu, Madrid mampu mengalahkan lawan-lawannya kecuali Atletico Madrid yang bermain menekan dan penuh determinasi. Padahal, secara kualitas pemain, Madrid jauh lebih unggul.
Dari sini kita bisa membayangkan betapa akan meningkatnya kemampuan serangan Madrid jika mereka melakukan hal yang sama dengan Atletico: menekan lawan. Dengan jarak antar lini yang rapat, sudah barang tentu garis pertahanan pun akan naik, karena Madrid akan menekan sejak pertahanan lawan.
Meskipun terdengar rumit, tapi segala hal tersebut seolah menjadi prinsip permainan Zidane dalam sepakbola. Ia pun berujar seperti ini,
âAku ingin mereka menekan lawan di area mereka, dan jangan biarkan lawan masuk. Aku ingin mereka untuk mencoba dan memenangkan bola setinggi mungkin karena itu akan membuat mereka tidak perlu berlari ekstra 80 meter. Semua hal itu membuat keseimbangan dalam tim. Sejumlah orang akan melihat itu sebagai hal yang berbeda, tapi untukku, sepakbola itu sederhana,â jelas Zidane.
Komentar