Memiliki tim dengan dana tak terbatas dan bertabur bintang bukan berarti tim tersebut bebas dari permasalahan. Masalah utama jelas datang dari ego pemain bintang yang kerap menginginkan lebih, mulai dari gaji dan status di tim yang bersangkutan.
Hal inilah yang mungkin dialami oleh Paris Saint-Germain musim ini. Setelah Yohan Cabaye pergi di awal musim dan Ezequiel Lavezzi yang menolak perpanjangan kontrak, kali ini muncul lagi kasus di internal klub milik pengusaha asal Qatar, Nasser al-Khelaifi ini. Permasalahan baru ini muncul dari permintaan Edison Cavani yang meminta agar menjadi striker reguler PSG.
Permintaan Cavani ini bukan tanpa sebab. Selama ini ia di bawah bayang-bayang Zlatan Ibrahimovic dalam skema Laurent Blanc. Ia pun kadang harus rela bermain melebar di posisi winger untuk memberikan servis ke Ibrahimovic.
Blanc sendiri menolak untuk memberikan jaminan posisi striker utama bagi Cavani. Pasalnya keberadaannya di winger, tidak hanya menguntungkan Cavani, melainkan juga untuk tim. Blanc pun menilai keluhan Cavani ini akan menjadi problem untuk tim.
âDalam taktik yang kami gunakan, Cavani memang tak dapat bermain 100%. Namun jangan lupa bahwa statistiknya selama dua setengah tahun ini membuktikan bahwa ia dapat bermain bagus di taktik tersebut,â ungkap Blanc.
Eks pelatih Timnas Prancis ini menambahkan bahwa dia mengapresiasi keinginan Cavani bermain di posisi nomor sembilan, namun ia menolak memberikannya karena akan mempengaruhi keseluruhan permainan tim.
âKeinginan Cavani merupakan masalah untuk tim, masalah tersebut tentu akan memengaruhi skuat secara keseluruhan. Dalam rapat tim beberapa waktu yang lalu, kami sudah mendiskusikan beberapa masalah, yang pasti keinginan seseorang tak akan mempengaruhi tim secara keseluruhan,â ujarnya kepada Daily Mail kemarin (13/1)
Ia pun mengatakan bahwa tak mengherankan jika Cavani menginginkan untuk pergi demi menjadi striker utama. âSaya yakin dia dapat terus mencetak gol untuk tim, tapi saya mengerti jika ia memiliki keputusan untuk mencoba peluang berkarier di klub lain,â ujar pelatih berusia 50 tahun ini.
Menurut L'equipe, kritik Cavani ini telah terjadi sejak pertengahan desember. Permasalahan semakin membesar kala striker asal Uruguay ini tak dimainkan oleh Blanc pada dua laga terakhir PSG di Ligue 1.
Tak hanya dikritik langsung oleh Cavani, Blanc juga dikritik oleh kompatriot Cavani, Diego Forlan. Forlan berkata bahwa Cavani tidak terlihat senang kala ia berada di posisi yang bukan merupakan kesukaannya.
"Tidak mudah memindahkan posisi pemain yang sudah terlihat nyaman. Hal ini terlihat dari Cavani yang nampak tak senang, mungkin karena ia tidak banyak mendapat kesempatan bermain dan mencetak gol," ujar Forlan kepada Soccerlens.
Keputusan Blanc untuk menempatkan Cavani di posisi winger memang tak salah, sebab ia berhasil berkontribusi banyak kala di pasang melebar. Ia pun sukses membukukan sembilan gol dan dua assist dari 15 penampilannya di posisi melebar.
Jadi, melihat masa depan Cavani yang runyam, akankah ia diberi kesempatan oleh Blanc untuk pindah posisi atau pindah klub?
Sumber: L'equipe, Daily Mail, Whoscored, Metro
Komentar