Juventus sukses membuat laga melawan AS Roma di Juventus Stadium dini hari tadi (25/1) terasa spesial. Bagaimana tidak? Selain skuat Bianconeri mampu meraih tiga poin, mereka juga mampu membalaskan dendam kekalahan yang mereka alami kala mengakui keunggulan Roma di Stadio Olimpico pada paruh pertama serta menambah panjang daftar rentetan kemenangan beruntun mereka menjadi 11 laga.
Dengan memainkan skuat yang berbeda ketimbang laga pertama, permainan kedua tim menjadi berbeda dini hari tadi. Juventus yang di laga pertama kesulitan mengontrol permainan lewat trio Paul Pogba, Simone Padoin, dan Stefano Sturaro, bermain lebih dinamis kala Padoin-Sturaro, digantikan oleh Claudio Marchisio dan Sami Khedira.
Sementara AS Roma yang di laga pertama memainkan tiga penyerang, juga mengubah pakemnya. Mereka memainkan 3-5-2, dengan Mohamed Salah dan Edin Dzeko sebagai duet di lini depan.
Hasilnya, perubahan Juventus lebih menghasilkan ketimbang pergantian yang di lakukan Giallorossi, julukan AS Roma. Sebab, selain membuat AS Roma tak mampu memenangkan pertandingan, lini per lini Juventus juga tampil superior dengan berhasil membuat permainan AS Roma tak berkembang sepanjang laga.
Tak perlu melihat skor akhir untuk mencari pemenang dalam pertandingan ini, namun cukup melihat beberapa hal yang saya rangkum yang membuat Juventus pantas mendapat tiga poin.
Memanfaatkan Gelandang Petarung untuk Merusak Serangan AS Roma
Jika Anda menonton pertandingan ini, saya yakin Anda akan memberikan apresiasi atas permainan Claudio Marchisio. Pasalnya tugas pemain yang membela tim junior Juventus sejak 2006 ini, mungkin hanya memastikan bahwa AS Roma tidak mampu memasuki lini belakang Juventus, dan ia bisa dibilang berhasil.
Ketika Juventus menyerang, ia kerap meng-cover Giorgio Chiellini yang melakukan akselerasi untuk membuka celah di lini belakang AS Roma. Chiellini bisa menjadi lebih tenang dalam melakukan dribel karena ada Marchisio yang meng-cover posisinya.
Peran kedua Marchisio dalam pertandingan ini adalah untuk menjadi orang yang ditugaskan  memotong serta menutup bola yang akan diarahkan ke Salah yang jadi motor serangan Roma. Peran Salah yang begitu menonjol di pertemuan pertama membuat Max Allegri tak mau mengambil risiko dengan membiarkannya lepas.
Menguasai Sisi Sayap untuk Menciptakan Peluang
Kedua tim mempunyai satu kesamaan: sama-sama menyukai menyerang lewat sayap. Bedanya Juventus musim ini melakukan 37% serangannya dari sayap kiri sedangkan AS Roma melakukan 39% serangannya dari sayap kanan. Ini yang membuat kedua pemain sayap mereka pun bertemu dini hari tadi.
Namun melihat potensi sayap AS Roma, Allegri berpikir cerdas, dengan tak terlalu memaksa Patrice Evra untuk lebih menyerang. Â Bek Timnas Prancis ini lebih banyak melakukan aksi defensif, dengan melakukan dua kali potongan (intercept) dan tekel.
Tapi jangan sebut nama Evra jika tak pandai dalam mencari tempat. Beberapa kali Evra mampu melepas umpan silang maupun tembakan, lewat kepintarannya mencari celah di sisi kanan pertahanan AS Roma, yang membuat gawang Wojciech Szczesny sempat dalam kondisi rawan.
Tak hanya sisi kanan AS Roma yang berhasil dieksploitasi Juventus. Sisi kiri yang diisi oleh Lucas Digne pun juga tak pernah aman. Beberapa kali Stephan Lichsteiner sempat masuk ke area pertahanan AS Roma. Namun dua umpan yang dilepaskannya saat memasuki gawang AS Roma tak mengenai sasaran.
Memaksimalkan Umpan Pendek untuk Masuk Kotak Penalti
Dibandingkan dengan AS Roma, serangan Juventus lebih banyak dan variatif. Hal ini berbeda dengan pertemuan pertama yang mana tampak serangan Juventus hanya berhasil kala dimulai oleh Paul Pogba.
Dalam pertandingan ini, Paul Pogba memang bukan satu-satunya pemain yang menjadi kreator serangan Juventus. Berdasarkan Squawka, tujuh pemain Juventus terlibat dalam serangan, termasuk Paulo Dybala yang mencetak gol lewat umpan terobosan Paul Pogba.
Melihatnya 11 peluang yang dibuat Juventus, hanya ada tiga yang berasal dari umpan panjang, yang berarti delapan peluang berhasil dibuat Juventus dari permainan umpan pendek. Minimnya pemain yang memperhatikan pergerakan tanpa bola pemain Juventus, menjadi alasan Juventus mampu menembus 1/3 daerah permainan terakhir AS Roma, meski kadang Giallorossi menempatkan lima pemain di daerah tersebut.
Beberapa kali pemain Juventus sempat berhadapan satu lawan satu dengan pemain AS Roma termasuk gol yang diciptakan oleh Dybala pada menit ke-77.
Komentar