Oleh: N. Firmansyah*
Jose Mourinho memang pelatih hebat. Dia pernah membawa klub Italia, Inter Milan menyabet treble winners. Dia pernah membawa banyak klub dari berbagai negara untuk menjuarai kejuaraan tertinggi di Eropa, Champions League. Tapi bagi saya pribadi, Mourinho tidak lebih dari seorang pembual sejati. Seseorang yang sama sekali tidak spesial seperti pengakuannya.
Seburuk-buruknya hasil yang diberikan para penggawa The Red Devils di masa kepelatihan David Moyes yang singkat itu, saya masih lebih menyukai Moyes ketimbang Mou. Dan setidakkonsistennya MU era Van Gaal, saya masih lebih menyukai pelatih asal Belanda yang lebih banyak duduk dan mencatat ini daripada pria kelahiran Setubal, Portugal yang aktraktif dan sangat agresif di pinggir lapangan itu.
Ah, saya baru ingat. Mou adalah pelatih klub sepakbola yang tidak pernah menjadi pemain sepakbola sebelumnya. Ia hanya seorang sarjana olahraga dengan tesis mengenai metodologi persepakbolaan. Barangkali ia ingin masuk ke lapangan dan ikut menendang bola sebagaimana ia instruksikan pada para pemain yang dilatihnya. Siapa yang tahu pasti?
Setiap kali menyaksikan Mou berlaku aktraktif di pinggir lapangan, saya selalu ingat anak-anak SD yang bermain bola setiap sore di lapangan yang dijadikan tempat menanam benih padi setiap musim hujan. Bagaimana mereka menirukan bintang sepakbola kesayangan mereka ketika berhasil mencetak gol. Saya selalu tertawa melihatnya. Karena itulah saya selalu geli setiap melihat pria kelahiran 26 Januari 1963 itu bertingkah seperti anak SD.
Lalu terdengar banyak kabar bahwa ia adalah orang yang akan menggantikan posisi Louis van Gaal yang dianggap tidak memberikan perubahan pada performa tim. Padahal sejatinya, Van Gaal lah pembawa perubahan di kubu Manchester merah. Dia berusaha membawa pemain keluar dari bayang-bayang kedigdayaan Sir Alex �"The Legend�" Ferguson. Salah satu buktinya adalah dengan merombak pemain beserta cara bermain klub yang sudah meraih 3 trofi Champions League itu hingga yang tersisa di skuad utama pada era SAF tinggallah Rooney, Carrick, dan David de Gea. Selebihnya adalah pemain muda dengan gaya permainan yang diharapkan LvG dapat menghilangkan bayang-bayang itu.
Tidak ada yang meragukan kapasitas Mourinho sebagai seorang pelatih. Bukti memang berbicara. Setidaknya FC Porto dan Inter Milan sudah cukup jadi bukti kehebatannya. Tapi saya begitu membenci sikap pelatih yang sudah beruban ini yang lebih kanak-kanak dari anak-anak. Komentarnya sangat pedas kepada klub dibawahnya ketika klub yang dilatihnya sedang di atas, seakan tidak pernah tahu prinsip roda perputaran hidup. Narsisnya bukan main, sampai-sampai ia sendiri yang memberi dirinya julukan �"The Special One�". Saya jadi berpikir, orang macam apa yang rela menyamakan dirinya dengan seporsi martabak?
Lebih dari itu, orang-orang yang menangani Manchester United sebelumnya adalah orang-orang bertangan dingin, dan orang-orang yang jabatannya lebih tinggi dari pelatih, saya percaya, mereka adalah orang-orang yang tidak serakah dan haus akan gelar seperti para petinggi klub di London sana yang pernah memecat Mou, atau seperti klub peraih La Decima tahun kemarin.
Saya tahu, Manchester United yang notabene adalah klub dengan penggemar terbanyak di dunia pastilah rindu dan haus akan gelar. Lebih dari itu, konsistensi permainan. Atau lebih dari itu lagi, kemenangan, sebagaimana Manchester United sedia kala. Tetapi, saya akan membenci keputusan petinggi The Red Devils jika dalam waktu dekat ini mengganti Louis van Gaal dengan Jose Mourinho. Mengorbankan sebuah proses hanya demi gelar yang juga belum tentu akan diraih setelah menggantinya. Saya sebenarnya bukan tidak suka Mou melatih MU. Hanya saja, jangan sekarang. Saya tahu Mou sedang jadi pengangguran dan haus beraktraksi di pinggir lapangan. Dan saya tahu itu akan sering ia lakukan jika melatih MU. Tapi, jangan sekarang. Biarkanlah MU era Van Gaal berproses dahulu. Lagi pula, MU era van Gaal masih jauh lebih baik dari Liverpool era siapa pun, musuh sepanjang masa itu.
Bukankah dulu, kalau tidak salah ingat, Sir Alex juga butuh waktu empat tahun berproses sebelum akhirnya menjadi legenda yang tak mungkin dilupakan seperti sekarang?
Biarkanlah Louis van Gaal berproses dahulu. Membentuk mental pemain, menemukan formasi terbaik sekalipun badai cedera sering melanda. Dan jika ini ingin disebut sebagai surat terbuka nantinya, maka akan saya tujukan surat ini kepada Jose Mourinho agar tidak buru-buru mengambil alih kursi kepelatihan dari pantat Louis van Gaal yang saya percaya pasti masih hangat. Biarkanlah ia berproses dahulu dan kau, Mou, carilah klub lain dulu, atau nikmati status pengangguranmu sementara waktu. Agar kau juga mengerti, klub London yang selama ini kau bela mati-matian dan beri gelar sebanyak-banyaknya itu, tidaklah menganggapmu seseorang yang spesial.
Salam.
foto: Pixabay
*Penulis adalah freelance content writer, Managing Editor di www.KeyPoo.com. Berakun twitter @nfirmansyah_
Komentar