Seorang suporter sejati akan rela melakukan apa saja demi melihat dan mendukung tim kesayangannya bertanding. Teriknya sinar matahari atau dinginnya guyuran hujan, bertanding di kandang atau harus ikut bertandang ke kota tim lawan tidak akan akan menyurutkan semangat mereka. Suporter adalah salah satu faktor yang membuat sepak bola menjadi menarik. Namun, kecintaan para suporter ini kerap dimanfaatkan beberapa pihak untuk menguruk keuntungan dengan memasang harga mahal untuk tiket pertandingan.
Dalam beberapa minggu terakhir, dunia sepak bola sedang diramaikan dengan aksi protes para suporter akibat mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk mendukung tim kesayangannya.
Suporter Liverpool melakukan protes dengan keluar stadion pada menit 77 saat Liverpool bertanding melawan Sunderland karena mahalnya harga tiket yang mencapai 77 poundsterling. Di Jerman, pendukung Dortmund melemparkan bola tenis ke lapangan pada menit 25 saat bertandang ke Mercedez Benz Arena, kandang Stuttgart, karena alasan yang sama.
Langkah ini akan diikuti suporter Manchester United saat bertandang ke stadion MCH Arena, kandang Midtylland. Kedua tim akan bertemu di babak 32 besar Liga Eropa pada Jumat (19/02) dini hari WIB. Untuk mendukung pasukan Louis van Gaal beraksi di  kompetisi level dua antar klub eropa ini, suporter MU diharuskan membayar 71 poundsterling. Padahal pendukung Southampton hanya dikenai biaya tiket sebesar 22 poundsterling untuk mendukung kesebelasannya bertanding melawan Midtylland pada babak play-off Liga Eropa di stadion yang sama.
Diberitakan The Guardian, sebanyak 800 pendukung Setan Merah yang akan datang ke pertandingan sudah menyiapkan banner bertuliskan "Welcome to Scamdinavia", dan nyanyian khusus sebagai bentuk protes. Beberapa tokoh pendukung MU pun angkat bicara mengenai kejadian ini.
â71 poundsterling untuk melihat pertandingan Liga Eropa adalah suatu pemerasan. Total harga yang dikeluarkan untuk tiga pertandingan tandang MU di Liga Champions hanya 75 poundsterling,â kata Andy Mitten, penulis dan editor majalah United We Stand, dikutip dari The Sun.
"Apa mereka pikir pendukung MU tiga kali lebih kaya dari pendukung Southampton? Midtjylland menyiksa pendukung mereka sendiri dan 800 pendukung MU yang akan datang ke negara ini," protes Andy Mitten dikutip dari The Sun.
Itu baru harga tiket pertandingan. The Guardian memberitakan bahwa pendukung Setan Merah sudah mengeluarkan 321 poundsterling untuk biaya transportasi. Dari Bandara Billund, bandara terdekat dari stadion, mereka kembali harus mengeluarkan biaya sebesar 100 poundsterling untuk mencapai stadion. Belum ditambah biaya hotel seharga 320 poundsterling. Pendukung United harus mengeluarkan biaya dengan total lebih dari 1000 poundsterling untuk perjalanan dua malam di Denmark.
âBanyak suporter yang harus berpikir keras untuk menekan biaya perjalanan, dan mengetahui harga tiket pertandingan semahal ini merupakan suatu pukulan bagi kamiâ kata Duncan Drasdo, CEO Manchester United supportersâ trust, dikutip dar Dailymail.
âSaya rasa UEFA â dan sama untuk FA dan Premier League â harus melindungi suporter tim tamu dengan membebankan harga tiket yang tidak lebih mahal dibandingkan suporter tuan rumah dan menghapuskan âkategori tandangâ, sehingga suporter tim tamu dikenakan biaya yang sama rendahnya pada suatu kompetisi,â lanjut Drasdo dikutip dari Dailymail.
Direktur Midtjylland, Cliff Crown, akhirnya buka suara untuk menanggapi keributan ini. Crown memilih untuk tidak menggubris protes yang akan dilakukan pendukung MU. "Kami hanya klub kecil di daerah kecil di Denmark dan ini pertandingan final kami. Jadi kami akan memanfaatkan semua kesempatan yang ada," kata Cliff Crown kepada Talksport.
Mancehster United tentu membutuhkan dukungan penuh pendukungnya di European League. Mengingat mereka kini tertinggal 6 poin dari posisi empat besar di liga. Van Gaal pun sudah menyatakan akan sulit bagi timnya untuk berada di posisi empat besar pada akhir musim. Menjuarai European League adalah kesempatan terbaik yang dimiliki MU untuk bisa bermain di Liga Champions musim depan.
Lebih dari itu, para pemilik kebijakan di sepak bola harus mulai lebih memperhatikan kehidupan para suporter, mengingat makin seringnya protes yang terjadi karena harga tiket pertandingan yang mahal. Sepak bola akan terasa berbeda tanpa kehadiran suporter di pinggir lapangan. Sepak bola adalah milik semua yang mencintainya.
Sumber : Dailymail, The Guardian, The Sun
foto : theguardian.com
Komentar