Melompat jungkir balik dengan menjadikan kedua tangan sebagai tumpuan, kemudian ia berputar sehingga melahirkan lompatan akrobatik. Itulah yang selalu dilakukan penyerang asal Nigeria, Obafemi Martins, usai merobek jala lawan. Perayaan gol yang kemudian dikenal dengan Obaflip ini ia lakukan untuk mengenang teman-teman di kampung halamannya.
Di jantung ibukota Nigeria yaitu Lagos, ia dilahirkan dan tumbuh besar di mana sejak kecil Oba gemar bermain sepakbola. Setiap hari, di jalanan yang berdebu, anak-anak di Lagos bermain sepakbola, Oba salah satunya.
Di sana permainan sepakbola biasanya dilakukan dengan lima lawan lima. Oba bermain sebelum sekolah, sepulang sekolah, bahkan ia bermain bola ketika sekolah berlangsung. Biasanya, Oba bermain tanpa sepatu seperti anak-anak lainnya.
Permainan sewaktu ia masih di Lagos melatih dirinya menjadi pemain yang cepat. Permainan lima lawan lima dengan gawang sempit yang dibuat dari corong plastik membuat sulit mencetak gol. Oba ingat, bahkan hingga dua jam terkadang ia dan kawan-kawannya baru bisa mencetak gol. Karena itulah dirinya merayakan perayaan gol seperti yang kita kenal sekarang, gaya melompat jungkir-balik kebelakang, sebagai bentuk rasa bahagianya bisa mencetak gol.
Selama mendapat gaji besar di Inggris, Oba selalu teringat bagaimana ia pertama kali ditawari bermain bola oleh Churchill Oliseh. Churchill adalah kakak dari pemain timnas Nigeria, Sunday Oliseh. Suatu hari Obafemi yang sedang bermain bola di jalanan, dilihat oleh Churchill. Churchill kemudian mengajak Obafemi bermain untuk tim lokal yang ia latih, FC Ebedei. Di klub inilah Martins mendapat bayaran bermain bola pertamanya.
Tidak lama, Churchill mengajaknya pergi ke Italia. Di sana ia mengikuti seleksi ke klub Serie C, Reggiana. Ia dan Stephen Ayodele Makinwa (sempat membela Lazio) terpilih masuk kedalam tim.
Setelah itu ia ditawari oleh Perugia dan Inter Milan. Ia sebenarnya tidak tahu banyak tentang Inter, namun ia hanya tau bahwa Ronaldo pemain yang hebat. Untuk itulah dirinya memutuskan pindah ke Inter. Sebelumnya, Martins bertanya apakah Ronaldo yang bermain di sana sama dengan Ronaldo yang ia lihat di tv atau tidak.
Selama di Inter, ia banyak belajar dari senior-seniornya, termasuk Ronaldo. Ia masih ingat saat pertama kali masuk starting line-up akibat badai cedera. Ia bermain di Liga Champions melawan Bayer Leverkusen. Di pertandingan itu ia mencetak gol dan Inter menang 2-0.
© MARCO ROSI LAPRESSE
4-04-2004 TORINO
SPORT - CALCIO
CAMPIONATO SERIE A TIM 2003-2004 INTER - JUVENTUS
NELLA FOTO LE CAPRIOLE DI OBAFEMI MARTINS DOPO LA RETE
Obafemi hengkang dari Inter karena banyaknya penyerang berkualitas yang datang seperti Zlatan Ibrahimovic dan Hernan Crespo membuat posisinya semakin sulit, terlebih Nwankwo menyarankan dirinya pindah ke Inggris. Itulah yang melatar belakangi ia hijrah ke Inggris. Pindah ke Newcastle United. Ia ditransfer dengan nilai 10 juta Poundsterling.
Pindah ke Liga Inggris
Tahun pertamanya dengan Newcastle tak semudah yang dibayangkan. Permainan Inggris yang lebih cepat, membuat ia kesulitan. Ia memulai debut kala melawan Aston Villa.
Saat pindah ke Newcastle United, ia mempelajari dulu bagaimana budaya klub dan legendanya, termasuk Alan Shearer yang dipuja bak nabi oleh para Toon Army, fans Newcastle. Bahkan Obafemi sampai menonton DVD dan membaca buku tentangnya.
Obafemi sangat menyayangi ibunya. Ketika pindah ke Newcastle, ia langsung mengajak ibunya, Alhaja, untuk pindah. Tanpa jerih payah ibunya, yang membuka toko di pinggiran kota Lagos untuk membantu ekonomi keluarga, ketujuh anaknya termasuk Obafemi, Obafemi tak akan bisa berkarier di liga top Eropa.
Ketika bermain di Newcastle, penampilan Oba yang memukau menarik sejumlah perhatian klub lain seperti Manchester United dan Arsenal. Sempat terpikir baginya untuk bermain kembali di Liga Champions, namun ia masih kerasan bersama The Magpies dan masih ingin membuktikan bahwa dirinya bisa hebat disana.
Ketika di Newcastle, ia membeli sebuah rumah di daerah Darras Hall. Di sana ia bertetangga dengan Emre Belozoglu. Itulah salah satu alasan mengapa dia kerasan bermain di Newcastle.
Namun cedera sering menghampirinya. Performa Michael Owen yang tak seperti harapan banyak orang juga membuat tekanan pada dirinya semakin besar. Ia terpaksa meninggalkan Newcastle. Ia menyumbangkan gelar Piala Intertoto pada musim 2006.
Petualangan di berbagai belahan dunia
Ketika Newcastle terdegradasi, Oba memutuskan pindah ke Jerman. Ia menerima pinangan Wolfsburg. Di sana ia tidak banyak dimainkan, dan dijual ke Rubin Kazan musim berikutnya. Walaupun hanya bermain semusim, Oba meraih gelar Russia Cup, satu-satunya gelar yang ia beri untuk Rubin.
Ternyata ia tidak kerasan bermain di Rusia, apalagi anaknya baru lahir di Inggris. Maka Rubin Kazan meminjamkannya ke Birmingham City. Kembali ke Inggris, akhirnya Oba mendapatkan gelar di sana. Ia mencetak gol kemenangan Birmingham atas Arsenal di Final Piala Liga 2011.
Tak mau kembali melanjutkan karier di Rusia, Oba pindah ke La Liga. Di Spanyol ia bermain untuk Levante, yang dibawanya ke peringkat 4 klasemen La Liga. Pilihan selanjutnya jatuh ke liga Amerika Serikat, MLS. Di sana, ia bermain untuk Seattle Sounders.
Di Sounders, ketajaman Martins kembali. Setiap ia mencetak gol, tim yang bermarkas di kota Seattle tersebut berhasil membawa 3 angka. Ia berhasil mencetak 40 gol dalam 2 musim. Ia juga masuk kedalam MLS All-Star.
Di usianya yang ke-31, Martins masih terus mencari petualangan baru. Karena alasan itu ia memilih hijrah ke Liga Tiongkok untuk membela Shanghai Shenhua di China Super League 2016. Dalam salam perpisahannya kepada penggemar Sounders, Oba mengungkapkan dirinya butuh tantangan baru, sama seperti ia memulai kariernya di Italia saat usia 15 tahun. Apalagi gerbong pemain liga top Eropa berbondong hijrah ke Tiongkok.
Walaupun usia Obafemi sudah tidak muda lagi, namun keinginannya untuk melompat di berbagai tempat tidak pernah surut. Karena, semakin banyak lompatan back flip yang ia lakukan, maka semakin banyak juga gol yang ia ciptakan. Teruslah melompat, Oba!
[tr]
Sumber foto: sempreinter, washingtontimes
Komentar