Ãmer Toprak telah tampil dalam 13 pertandingan Bundesliga musim 2015/16 sedangkan Jonathan Tah dalam 21 pertandingan. Tidak satu pun dari kedua keterangan tersebut penting, karena yang penting adalah seberapa sering keduanya saling mendampingi. Bayer Leverkusen lebih aman ketika keduanya bermain bersama.
Musim ini Toprak dan Tah bermain bersama dalam sepuluh pertandingan Bundesliga. Selama rangkaian pertandingan tersebut, keduanya memainkan peran penting dalam membantu Leverkusen menorehkan empat clean sheet; salah satunya adalah ketika menahan imbang Bayern München pada Spieltag ke-20.
Begitu luar biasa Bayern musim ini sehingga tak salah untuk langsung mengambil kesimpulan: jika Toprak dan Tah mampu mengatasi lini depan Bayern, maka bukan tak mungkin mereka mampu mengatasi lini depan kesebelasan mana pun. Mana pun itu termasuk kesebelasan yang akan mereka hadapi pada Minggu (21/2) ini, Borussia Dortmund.
Sayangnya sepakbola tidak sesederhana itu. Yang berlaku melawan satu kesebelasan belum tentu berlaku melawan kesebelasan lain. Toprak dan Tah tak tertembus ketika melawan Bayern namun mereka tak mampu mempersembahkan clean sheet pada pertandingan melawan, katakanlah, SV Darmstadt. Dan perhatikanlah: empat clean sheet dalam sepuluh pertandingan. Lebih besar kemungkinan kebobolan ketimbang tidak. Melawan trio Pierre-Emerick Aubameyang, Henrikh Mkhitaryan, dan Marco Reus, kemungkinan kebobolannya jauh lebih besar lagi.
Berhasil atau tidaknya Toprak dan Tah mempersembahkan clean sheet kelima tidak seharusnya menjadi perhatian utama. Bukankah lebih baik kebobolan namun mencetak gol balasan yang jumlahnya lebih banyak ketimbang tidak kebobolan dan tidak mencetak gol? Leverkusen kebobolan atau tidak, Toprak dan Tah harus bermain gemilang â dalam artian menghentikan banyak serangan lawan â karena serangan-serangan Leverkusen, jika tidak berasal dari mereka, tidak akan berasal dari mana-mana.
Bermain menekan untuk mencegah Dortmund menciptakan peluang sambil menciptakan peluang untuk diri sendiri bukan pendekatan yang bijak melawan Dortmund era Thomas Tuchel. Bertahan di kedalaman pun memang bukan jawaban paling tepat (dengan kemampuan mereka menguasai dan mengalirkan bola, Dortmund era Tuchel memiliki modal kuat untuk mencetak gol dengan cara apa pun, termasuk dengan membongkar pertahanan rapat), namun setidaknya lebih bijak ketimbang bermain menekan dan terbuka. Begini: bertahan di kedalaman pun Leverkusen memang masih mungkin kebobolan, namun dengan bermain terbuka, Leverkusen menjadi apa yang oleh orang Sunda dikenal dengan istilah anjing nyampeurkeun paneunggeul (mendekati bahaya).
Mencegah Dortmund mencetak gol akan memberi Leverkusen jaminan mendapat setidaknya satu angka. Benar memang bermain bertahan akan bertentangan dengan filosofi Roger Schmidt namun dengan kondisi mereka saat ini tidak ada salahnya jika Schimdt mengalah kepada keadaan demi kebaikan kesebelasan.
Yang membuat Leverkusen berada di peringkat ketiga tabel klasemen sementara adalah keunggulan selisih gol dari Hertha Berlin; jika Leverkusen gagal menang, mereka terancam terlempar dari zona Champions League dan disalip oleh empat kesebelasan: Hertha, FC Schalke 04, FSV Mainz, dan Borussia Mönchengladbach. Tidak ada salahnya Leverkusen bertahan di kedalaman dan mengancam lewat serangan balik cepat ketika para gelandang Dortmund berada cukup jauh dari gawang Roman Bürki. Bahkan lini belakang Dortmund yang tidak kebobolan dalam empat pertandingan terakhir bukan tandingan serangan cepat (serangan balik, dalam hal ini) Leverkusen tanpa perlindungan dari lini tengah.
Berbicara mengenai lini tengah, ada kabar baik untuk para pendukung Dortmund. ?lkay Gündo?an yang melewatkan kemenangan 2-0 dalam pertandingan leg pertama 32 besar Europa League melawan FC Porto pada Kamis (18/2) lalu karena flu sudah bugar sepenuhnya untuk pertandingan melawan Leverkusen. Belum pun sebenarnya tak apa, karena Nuri ?ahin yang menggantikan peran Gündo?an pada pertandingan melawan Porto tampil gemilang dan tidak tampak seperti pemain yang lama menepi karena cedera.
Keberadaan Gündo?an, pemain kunci dalam taktik Tuchel, jelas memberi rasa aman yang lebih besar. Satu-satunya pemain absen adalah Roman Weidenfeller yang tidak cedera namun tidak dapat tampil karena belum cukup bugar untuk bertanding (bugar pun Weidenfeller hanya akan menjadi cadangan Bürki jadi, pada dasarnya, dengan atau tanpa Weidenfeller sama saja).
Leverkusen, sementara itu, kemungkinan besar masih akan tampil tanpa Javier Hernández. Bersama Lars Bender dan Charles Aránguiz, pencetak gol terbanyak Leverkusen tersebut masih menjalani latihan ringan untuk mengembalikan match fitness setelah cedera.
Komentar