Laga sengit terjadi di Italia pada Sabtu (21/2) kala Hellas Verona menjamu Chievo Verona pada pekan ke 26 Serie A 2015/16. Laga bertajuk Derby della Scala ini kembali berlangsung panas dengan dua kartu merah dan enam kartu kuning dikeluarkan dari saku wasit Marco Guida.
Tapi kubu Hellas lebih tangguh pada laga ini dengan skor akhir 3-1. Tiga gol Hellas dicetak oleh Luca Toni, Giampaoli Pazzini, dan Artur Ionita, sementara satu-satunya gol Chievo dicetak Sergio Pellissier lewat tendangan penalti.
Kemenangan Hellas ini sedikit unik karena performa mereka musim ini sangat buruk, sangat sulit mendapatkan kemenangan. Mereka pun hanya mencatatkan sekali kemenangan dari 26 pertandingan di Serie A musim ini. Bahkan, Carpi dan Frosinone yang levelnya dapat dikatakan di bawah Hellas, tak mampu mereka kalahkan.
Jumat lalu (19/2), Forza Italian Football membuat pratinjau berisi dua faktor utama yang akan membuat Hellas Verona tampil berbeda di laga ini. Yakni pertama, jelas faktor Derby della Scala yang merupakan ajang pertempuran dua kesebelasan asal Verona. Sementara faktor kedua adalah keberadaan Luigi Delneri, sosok istimewa di mata pendukung Chievo yang kini menjadi allenatore Hellas.
Motivasi Hellas untuk menang pada derby jelas dapat diterima. Alasannya, mereka jauh lebih tua dan pernah menjuarai Serie A. Tapi, nyatanya kini dua kenyataan yang menegaskan hegemoni Hellas atas Chievo tersebut tak berpengaruh. Pasalnya, dua hal di atas selalu tertutupi atas prestasi istimewa Chievo dalam beberapa tahun terakhir serta rekor pertemuan keduanya.
Namun, masih menurut Forza Italian Football, keberadaan Delneri di Hellas akan memengaruhi hasil akhir laga ini. Alasannya, Delneri adalah pelatih yang membuat pondasi pada Chievo di awal prestasi apiknya di Serie A dan juga sosok yang diagung-agungkan pendukung Chievo.
Bagaimana tidak, Delneri-lah orang yang membuat nama Chievo dikenal di Italia, kala berhasil membawa tim tersebut menduduki peringkat ketiga Serie B, di bawah Torino dan Piacenza pada musim 2000/01. Di musim berikutnya, bersanding dengan nama-nama pemain seperti Massimo Marazzina, Bernardo Corradi, Eugenio Corini, dan Simone Perrotta, Chievo sempat sukses memimpin klasemen dan berada di peringkat kelima Serie A. Prestasi ini langsung membuat pendukung Chievo sangat mencintai Delneri.
Prestasi apik Delneri bersama Chievo membuatnya diberi tawaran untuk melatih klub Juara Liga Champions musim 2003/04, FC Porto. Tapi, sebelum kompetisi dimulai ia mengundurkan diri dari jabatan pelatih FC Porto lantaran ada alasan personal yang membuatnya merasa tak nyaman.
Sementara pada musim ini, pemecatan Andrea Mandorlini per 1 Desember 2015, membuat posisi pelatih Hellas kosong. Maurizio Setti selaku presiden pun melakukan langkah besar dengan mengangkat seorang Luigi Delneri yang lebih identik dengan rival lokal mereka.
Hal ini bahkan memicu protes keras dari pendukung Hellas. Tapi meski dikecam, Setti tetap berpegang teguh pada pendiriannya untuk mengangkat Delneri. Apalagi Delneri menjanjikan bahwa ia tak memedulikan masa lalunya bersama Chievo.
âTidak penting saya pernah berada di sisi mereka (Chievo) karena kini saya berada di sini untuk mengangkat Hellas. Saya harus banyak bekerja terutama untuk mengangkat kondisi psikologis pemain, membuat mereka untuk mengambil resiko agar dapat memenangkan pertandingan,â ujar Delneri pada saat pengumuman pengangkatannya (1/12/2015) kepada Sporting Life.
Delneri tak langsung mampu membawa Hellas meraih kemenangan pertamanya sejak awal musim. Ia bahkan butuh delapan pertandingan untuk mendapatkan kemenangan pertama. Namun, lebih daripada itu, Hellas tampil semakin baik. AC Milan, AS Roma, Sassuolo, dan Inter berhasil mereka tahan imbang.
Kemenangan atas Atalanta di pekan ke-23 bahkan secara tidak langsung mengangkat performa mereka. Ia pun berkata bahwa kemenangan lain sudah menunggu mereka di depan.
âKemenangan ini membuat kami yakin akan memenangkan laga lain kedepannya. Yang pasti hal ini tak akan membuat kami berpuas diri,â ujarnya kepada Eurosport.
Kekalahan dari Lazio di pekan ke-25, membuat Delneri mencanangkan timnya untuk meraih kemenangan di laga melawan Chievo. Ia mengaku bahwa anak asuhnya akan melakukan semuanya di lapangan.
âSaya percaya bahwa kami akan memenangkan pertandingan ini dan bertahan di Serie A,â ujarnya sebelum laga. Dan nyatanya, ucapan Delneri menjadi kenyataan, ia membawa anak asuhnya menang 3-1. Selain itu, ia juga memberikan kemenangan kedua bagi timnya.
Kemenangan ini tak hanya menegaskan bahwa ia seorang pembawa keajaiban untuk Chievo, tapi juru selamat bagi Hellas yang kini diasuhnya. Tak hanya sekadar menang, Hellas kini bahkan hanya berselisih tujuh poin dari tim peringkat
Komentar