Jelang pemilihan presiden FIFA pada hari Jum'at (26/2) mendatang, salah satu calon presiden yang sekarang menjabat sebagai sekjen UEFA, Gianni Infantino, mewanti-wanti kepada pihak yang kelak akan memimpin FIFA bahwa harus segera ada reformasi dalam tubuh FIFA "sekarang atau tidak sama sekali".
Ini berkaitan dengan hasil polling yang dilakukan oleh Transparency International bersama dengan Football Addicts, bahwa tujuh dari sepuluh fans sepakbola di seluruh dunia sudah tidak percaya lagi dengan FIFA karena kasus suap dan korupsi yang menderanya kisaran tahun 2015 lalu.
Dari kelima calon presiden yang maju, Infantino (Sekjen UEFA), Sheikh Salman (presiden AFC), Pangeran Ali bin al-Hussein (Pangeran Yordania), Jerome Champagne (mantan anggota komite eksekutif FIFA), dan Tokyo Sexwale (mantan Menteri Kesejahteraan Manusia di Afrika Selatan), 7 dari 10 pemilih itu mengatakan tak ada satupun calon yang pantas memimpin FIFA.
Oleh karenanya, Gianni Infantino, yang juga mengklaim bahwa dirinya sudah mendapatkan dukungan dari FA, mengungkapkan bahwa perubahan radikal harus segera dilaksanakan. Seperti yang dilansir oleh Mirror, dia berujar, "Jika kita tidak melakukan sesuatu apapun untuk mengembalikan martabat dan reputasi FIFA di mata dunia, dan juga melakukan sesuatu untuk perkembangan sepakbola dunia, maka saya bisa meramalkan bahwa FIFA tak punya masa depan sama sekali."
"Sesuatu harus segera dilakukan, reformasi harus segera dijalankan. Pemilihan presiden adalah awal dari semua itu dan pada akhirnya reformasi bisa untuk segera dijalankan," tambahnya.
Infantino, yang juga mengklaim telah mendapat dukungan dari Konfederasi Afrika (CAF), merasa percaya diri bahwa dirinya dapat membawa sebuah perubahan di FIFA. "Saya akan membawa perubahan. Afrika telah mendukung saya. Setelah berdiskusi dengan para petinggi sepakbola Afrika, saya merasa sangat percaya diri untuk maju," ujar Infantino seperti yang dilansir oleh The Guardian.
Nama FIFA di mata dunia memang mulai memburuk sejak tahun lalu, di mana kasus suap menyeret berbagai petinggi FIFA, bahkan juga menyeret mantan presiden FIFA (yang dinonaktifkan), Sepp Blatter. Oleh karenanya, dengan segala pengalamannya dalam memajukan sepakbola Eropa, termasuk juga reputasinya sebagai legal officer terbaik di Eropa, Gianni Infantino dianggap sebagai sosok yang tepat untuk melakukan reformasi di tubuh FIFA yang kadung sudah amburadul dengan banyaknya kasus korupsi.
(sf)
Sumber: Mirror, The Guardian
foto: mirror.co.uk
Komentar