"Club 27" merupakan sebutan yang disematkan kepada musisi terkenal yang meninggal di umur 27. Ada berbagai sebab mengapa mereka 'pergi' terlalu dini, padahal karier bermusik mereka sedang dalam puncak kariernya. Ada yang mati bunuh diri dan juga overdosis akibat alkohol serta obat-obatan terlarang.
Tak main-main, banyak musisi terkenal yang menjadi anggota club 27. Nama-nama besar seperti Jim Morisson, Jimi Hendrix, Janis Joplin serta Kurt Cobain, merupakan figur yang berpengaruh di era-nya. Namun tak ada yang tahu pasti mengapa harus di angka 27. Mungkin saja angka 27 adalah angka di mana seseorang yang terlalu berbakat hidupnya harus berakhir.
Namun kini kita tidak akan menceritakan tentang kematian, dalam sepakbola yang disebut kematian adalah kekalahan dan tentu berhentinya bermain sepakbola itu sendiri.
Sebastian Deisler adalah seorang pemain Jerman yang sangat berbakat, bahkan ia sempat digadang bakal menjadi sosok penting bagi Timnas Jerman. Namun sayangnya ia cepat meninggalkan dunia sepakbola akibat cedera yang dideritanya. Uniknya di usia ke-27 lah ia memilih untuk pensiun dari dunia sepakbola.
Keputusan yang sangat disayangkan itu diambilnya akibat cedera berkepanjangan akibat cidera ligamen serta beberapa cedera lainnya. Selain faktor tersebut, ia juga terjerat depresi akibat kejadian yang menimpanya tersebut.
Deisler memilih Borussia Moenchengladbach sebagai klub pertama dalam karier profesionalnya. Melakoni debut pertamanya di Bundesliga pada tahun 1998, tepatnya saat klubnya berhadapan dengan Eintracht Frankfurt, pemain yang lahir pada tahun 1980 tersebut hanya semusim berada di sana, setelah Moenchengladbach harus terdegradasi dari liga tertinggi dalam piramida sepakbola Jerman.
Karirnya berlanjut ke Hertha Berlin, ia mendapatkan titel pertamanya saat membawa tim asal ibukota Jerman tersebut menjadi juara DFB Liga-Pokal. Permainannya semakin berkembang, namun di sisi lain cedera yang nantinya akan mengakhiri karirnya juga dimulai pada masa itu. Dengan masa depan yang sangat menjanjikan, hal tersebut tak mengurungkan niat Bayern Munchen untuk merekrutnya.
Namun fakta berkata lain, kedatanganya ke Munchen yang tidak dalam kondisi yang fit, serta sering  kambuhnya cidera lutut membuat Deisler keluar masuk meja operasi. Total ia hanya bermain sebanyak 62 kali selama empat setengah musim berkostum FC Hollywood.
Sementara itu ia sudah menjalani debutnya di Timnas Jerman pada umur 20 tahun, dan ikut serta dalam Piala Eropa 2000. Dengan usianya waktu itu, ia menjadi pemain termuda dalam skuat berjuluk Der Panzer yang dibawa ke Belgia dan Belanda saat itu. Namun itulah laga pertama dan terakhirnya di pentas Piala Eropa, bahkan ia selalu melewatkan ajang Piala Dunia, termasuk pada saat Jerman menjadi tuan rumah di tahun 2006, hal yang sangat ironis.
Pada tahun 2007 tepatnya pada bulan Januari, ia mengumumkan bahwa akan berhenti dari dunia sepakbola. Seperti yang dikatakan kepada publik kala itu bahwa ia sudah tak percaya lagi pada lututnya, dan cedera berkepanjangan yang dialaminya menjadi siksaan bagi dirinya sehingga membuatnya tak lagi dapat menikmati bermain sepakbola.
Bagi pemain sepakbola, tak mempercayai kakinya sendiri, sama dengan membenci diri sendiri. Tak dapat menikmati bermain sepakbola lagi sama saja seperti sudah tak bisa menikmati hidup.
Hal yang serupa juga dikatakan Kurt Cobain, pentolan band Nirvana dan juga 'anggota' Club 27. Sebelum ia dikabarkan mati bunuh diri pada usia 27 tahun, ia mengatakan âSaya benci diri saya sendiri dan saya ingin matiâ.
Jadi tak berlebihan jika kita memasukkan Sebastian Deisler ke dalam Club 27. Selain menjadi pemain Timnas Jerman termuda di EURO 2000, Deisler memiliki teknik dribel tinggi, serta kemampuan passing yang akurat serta baik dalam mengeksekusi bola mati. Namun kariernya harus berakhir di usia 27 tahun.
Foto : Football.fanpiece.com
Komentar