Sindhunata merupakan sosok penting dalam perkembangan genre football writing di Indonesia. Esai-esai sepakbola yang ia tulis untuk Kompas, yang sudah dibukukan ke dalam tiga buku (Bola di Balik Bulan, Air Mata Bola, dan Bola-Bola Nasib), bisa dibilang telah menjadi klasik dalam literatur sepakbola di tanah air.
Latar belakangnya sebagai wartawan dan ahli filsafat, juga penulis sastra, membuat paderi Jesuit ini punya kemampuan mendekati sepakbola dari berbagai pendekatan. Tidak selalu esai-esai sepakbola Sindhunata berhasil, namun dalam esai-esai sepakbola terbaiknya, ia bisa menghadirkan sepakbola sebagai pengalaman hidup yang tak terpermanai -- yang boleh jadi sepadan dengan pengalaman-pengalaman kemanusiaan yang lain: entah itu patah hati atau jatuh cinta, kematian maupun kelahiran, hingga tragedi maupun komedi.
Video ini berisi pendapat Zen RS mengenai esai-esai Sindhunata dan apa arti penting esai-esai itu dalam perkembangan genre football writing di Indonesia. Pada saat yang sama, Zen RS juga bicara perihal pentingnya membaca dalam praktik atau jalan (hidup) kepenulisan.
Video ini juga menandai awal produksi konten-konten multimedia di situs kami. Tiap pekan, Zen RS akan muncul untuk membahas berbagai isu dengan berbagai perspektif.
Komentar