Laga perempat final Piala FA 2015/2016 yang mempertemukan dua klub London, Arsenal dan Watford, menghasilkan kejutan di Stadion Emirates, Minggu (13/3) malam waktu Indonesia. Arsenal yang berlaku sebagai tuan rumah, sedang berupaya mempertahankan gelar piala FA. Namun kesebelasan berjuluk The Gunners itu harus takluk dari Watford dengan skor 2-1. Gol pertama Watford dicetak Odion Ighalo pada menit ke- 50, berlanjut dengan gol cantik dari Adlene Guediora, sebelum Arsenal mempertipis kekalahan dengan satu gol yang dicetak oleh Dany Welbeck di menit ke-88.
Arsenal yang tidak mampu menyelesaikan peluang demi peluang, menjadi sebuah kemenangan bagi Watford. Pada babak pertama saja, terjadi tiga peluang emas yang seharusnya bisa dikonversi menjadi gol. Penguasaan bola sebesar 71 persen menjadi bukti bagaimana Arsenal mampu mendominasi laga.
Laga ini juga diwarnai keputusan kontroversial setelah tekel keras dua kaki oleh Gabriel kepada pemain Watford, Troy Deeney pada menit ke-27 tidak mendapat ganjaran kartu merah dari wasit Andre Marriner. Di sisi lain, ada empat faktor yang membuat Arsenal dikalahkan Watford pada pertandingan perempat final ini.
Banyaknya Peluang Arsenal Yang Dibuang Percuma
Menurut Whoscored, Arsenal mampu membuat 20 percobaan tembakan ke gawang dan empat kali berhasil tepat sasaran. Tapi sayangnya, hanya satu yang bisa dijadikan gol. Sementara Watford hanya memiliki tujuh kali percobaan tendangan ke gawang, namun dua percobaan itu berhasil dikonversi menjadi gol.
Arsenal yang langsung tancap gas sesaat peluit kick-off dibunyikan. Mereka mampu mengagetkan publik Emirates setelah serangan cepat yang dibangun Joel Campbell dari sisi kanan, dilanjutkan dengan mengirim umpan terobosan kepada Olivier Giroud. Namun Giroud menerima bola dalam posisi offside.
Peluang bagi Arsenal yang seharusnya bisa membuat keunggulan di babak pertama adalah upaya yang dilakukan Mohamed Elneny. Ia mendapatkan dua peluang terbuka di area penalti pada menit ke-29 dan ke-40, tapi seluruh percobaan tendangannya tidak ada yang mengarah ke gawang.
Sekitar dua menit berselang, kali ini peluang emas dari Campbell yang harusnya mampu mengubah kedudukan. Berwal dari through pass brilian dari Mesut Oezil yang berhasil melewati lini pertahanan Watford. Operan itu diarahkan kepada Campbel yang beradu lari dengan
Craig Cathcart . Kemudian Cambell mampu menerobos ke tengah dan mengalahkannya. Tapi ketika Cambel berhadapan satu lawan satu dengan kiper, tendangna kaki kirinya justru melambung ke atas gawang.
Buruknya Koordinasi Lini Belakang
Alih-alih membuka keunggulan sejak awal laga, buruknya pertahanan Arsenal yang dijaga oleh Per Mertesacker dan Gabriel Paulista akhirnya mendatangkan malapetaka. Odion Ighalo mampu lepas dari kawalan Gabriel dan melesakkan tembakan yang membawa keunggulan 1-0.
Arsenal yang tertinggal 0-1 sempat kesulitan menembus ketatnya pertahanan Watford. Tembakan keras Elneny masih bisa dimentahkan penjaga gawang lawan. Watford akhirnya bisa menggandakan keunggulan melalui tembakan keras Adlene âPepâ Guediora. Berawal dari dribel Troy Deeney yang mampu menarik Mertesacker dari area kiri gawang, sehingga memberikan ruang untuk Guediora. Kemudian Guediora melepaskan tembakan yang mengarah ke pojok kiri gawang Petr Cech. 2-0 untuk tim tamu.
Pergantian Pemain Yang Terlambat
Setelah tertinggal dua gol, Arsene Wenger langsung melakukan tiga pergantian yakni Theo Walcott, Alex Iwobi, serta Danny Welbeck untuk menggempur pertahanan Watford. Akhirnya Arsenal mampu memecah kebuntuan pada tiga menit jelang selesainya laga. Upaya Arsenal yang lebih banyak menyerang dari sisi kanan di sepanjang laga nyatanya membuahkan hasil ketika mereka menyerang dari sisi kiri.
Diawali serangan dari sisi kiri yang jarang dimanfaatkan Arsenal sepanjang laga, Alexis Sanchez dengan cermat memberikan bola kepada Welbeck. Kemudian Wellbeck bermain operan satu-dua dengan Mesut Oezil. Hingga akhirnya diselesaikan tendangan Wellbeck ke arah tiang dekat gawang Watford.
Setelah Arsenal mampu mencetak gol, Wellbeck kembali mendapatkan peluang emas. Berawal dari tembakan keras Alex Iwobi yang membentur tiang gawang sebelah kiri dan bola muntah berhasil dikuasai Welbeck. Tapi penyelesaian akhirnya terbuang sia-sia karena sepakannya melambung ke atas gawang.
Troy Deeney Yang Mampu Membuka Ruang
Dalam laga ini penampilan Troy Deeney patut mendapatkan acungan jempol. Walaupun tidak berhasil mencetak gol, kontribusinya membantu rekan-rekannya bertanding luar biasa di lapangan. Berdasarkan heat map, Deeney terlihat berada di semua penjuru lapangan untuk membantu keseimbangan The Hornets, julukan Watford.
Gol kedua Watford pun lahir dari kelihaian Deeney mengecoh Mertsacker. Deeney berhasil memancing Mertesacker bergerak lebih maju, shingga membuka ruang bagi Guediora melepaskan tembakan keras ke pojok kiri gawang Arsenal.
Kesimpulan
Buruknya penyelesaian akhir dan lengahnya lini belakang, seakan menjadi klise bagi Arsenal di setiap laganya. Kendati mendominasi laga dan menghasilkan banyak peluang, tapi itu semua menjadi kandas karena kesalahan-kesalahan elementer, seperti lepasnya pengawalan kepada para pemain Watford.
Dengan hasil ini, pupus sudah harapan Arsenal menjadi spesialis peraih gelar Piala FA, setelah dua musim berturut-turut mampu membawa trofi sepakbola tertua di dunia tersebut ke London Utara. Laga ini pun menjadi deja vu di Piala FA 1987. Kala itu Arsenal yang menjamu Watford di putaran perempat final harus mengakui keunggulan tim tamu 3-1. Kala itu gol dari John Barnes dan dua gol Luther Blisset membawa The Hornets melaju ke semifinal Piala FA.
Foto: reuters, gazettaworld
[tr]
Ed: RAS
Komentar