Suporter sepakbola adalah bagian yang sudah tidak bisa dilepaskan dari sepakbola itu sendiri. Ia sudah menjelma menjadi sebuah entitas yang membuat sepakbola menjadi jauh lebih menarik dan jauh lebih menyenangkan. Kedatangan mereka ke stadion menimbulkan sebuah warna yang unik, koreografi tarian dan nyanyian dukungan mereka adalah hal yang sangat dinantikan ketika pertandingan. Suasana stadion begitu hidup ketika ada suporter di dalamnya.
Oleh karena itu, tidak heran bahwa beberapa pihak tidak menyukai yang namanya partai usiran; sebuah pertandingan tanpa suporter yang merupakan bentuk hukuman yang diberikan oleh badan sepakbola sebuah wilayah karena suporter yang menimbulkan kericuhan.
Partai usiran seolah seperti partai yang tak memiliki nyawa, partai yang hanya dilakukan sebagai bentuk formalitas belaka. Dalam partai usiran, stadion terasa seperti kuburan. Sepi, hening, tak ada suara kecuali suara teriakan manajer dari bench. Jika ingin tahu rasanya partai usiran, coba tanyakan kepada Sriwijaya FC dan PSMS Medan yang mengalaminya dalam laga final Liga Indonesia tahun 2007, yang menurut saya tak nampak seperti sebuah pertandingan final.
Saking pentingnya makna sebuah suporter dalam pertandingan sepakbola, band asal North Carolina, Amerika Serikat, menggubah sebuah lagu berjudul You Are My Religion. Lagu yang termasuk dalam album keempat Firehouse Good Acoustic yang dirilis tahun 1996 ini seolah menggambarkan tentang suporter sepakbola masa kini dan apa yang ada di dalam perasaan mereka saat mendukung.
Sebagai tempat menyimpan sebuah kepercayaan
"I've lost my faith in everything, I couldn't believe in anything, until I put my faith in you."
Klub sepakbola, bagi sekelompok suporter seolah seperti tempat mereka menyimpan rasa percaya mereka. Malah, dalam sense yang lebih ekstrim, klub sepakbola tak ubahnya seperti tempat mereka menyimpan iman mereka dan juga tempat mereka menyembah. Kalau sudah seperti itu, maka segalanya akan dilakukan, termasuk mengunjungi laga-laga tandang sebuah klub, seperti yang diujarkan oleh lanjutan dari lirik lagu You Are My Religion.
"Is it a sin is it a crime? To worship somebody all of the time anytime, I would do everything for you."
Jika masih dalam ranah sepakbola, hal itu wajar-wajar saja, apalagi kalau klub sepakbola itu membawa sebuah rasa kedaerahan, seperti halnya klub-klub sepakbola di Indonesia, Inggris, Jerman, Italia, atau klub sepakbola lain di dunia. Rasa kedaerahan itulah yang membuat seorang suporter menyimpan kepercayaan, bahkan keimanan mereka, yang membuat mereka sanggup untuk melakukan apapun demi klub yang mereka cintai.
Sebagai tempat kebahagiaan berada dan cinta berkumpul
"I found my heaven, right here with you, believe in me forever, I believe in you."
Karena sudah memiliki rasa percaya, bahkan keimanan terhadap klub yang dicintai, maka suporter akan menganggap bahwa kebahagiaan akan mereka temukan di dalam klub yang mereka dukung. Kalau anda pernah, setidaknya sekali, menonton pertandingan sepakbola ke stadion, maka anda akan tahu rasanya bersatu padu bersama suporter lain, mendukung satu klub yang sama, sebuah kebahagiaan yang mungkin tidak akan bisa didapatkan di tempat yang lain.
Selain sebuah kebahagiaan, klub juga menjadi tempat cinta berkumpul. Cinta yang menyatukan suporter dan klub, cinta yang membuat pemain-pemain sebuah klub bermain seolah-olah mereka didukung, cinta yang membuat pemain dan klub memiliki perasaan saling percaya, seperti yang tergambar dalam lirik selanjutnya.
"I wasn't looking for a miracle, didn't think that love was possible. But your love was made me whole,
I pray that this will never end, you are my lover my best friend. You took me in and saved my soul."
Rasa cinta yang muncul antara suporter dan klub saling melengkapi satu sama lain. Istilahnya, suporter dan klub adalah seperti sepasang kekasih. Suporter menunjukkan rasa cinta dengan mendukung klub, sedangkan klub menunjukkan rasa cinta dengan memberikan penampilan yang dapat memuaskan suporter. Dari situlah, suporter merasakan kebahagiaan yang mendalam yang mungkin hanya bisa dirasakan ketika mendukung sebuah klub.
Tempat bertambatnya cinta sejati
"Not just on Sunday, I love you everyday, and
I fall to my knees, every night I pray since,
You've come and saved me, for all eternity
In the name of the Father and the Son
You are my religion."
Setiap akhir minggu adalah hari yang cukup ditunggu. Suporter akan berduyun-duyun datang ke stadion untuk mendukung klub kesayangannya bertanding. Seperti yang sudah diujarkan di atas, semua cinta akan berkumpul di stadion yang terlampiaskan melalui dukungan yang diberikan kepada klub, dan klub pun akan memberikan permainannya yang terbaik sebagai bentuk balasan atas rasa cinta yang diberikan oleh suporter.
Tapi, suporter tidak hanya mencintai klub saat di stadion saja. Suporter akan tetap mencintai klub meskipun hari itu bukan hari Minggu, ataupun hari ketika klub yang tercinta bertanding di lapangan. Jersey klub tetap dipakai, berita-berita tentang klub kesayangan tetap diikuti, juga sesi latihan klub tetap didatangi dan ditonton.
Ketika klub kalah di Hari Minggu, suporter tetap datang dan memberikan dukungan ke stadion. Ketika klub terpuruk, suporter membantu klub dengan cara semampu mereka dan sebisa yang mereka lakukan. Kalau bukan bentuk cinta sejati, cinta seperti apakah itu?
Yang jelas, cinta dari suporter kepada klub bukanlah cinta yang sesaat. Dan klub, adalah tempat tertambatnya cinta sejati bagi para suporter, cinta yang tidak hanya dicurahkan ketika hari Minggu, namun juga hari-hari lain selain hari Minggu.
***
Itulah sekelumit kisah dari lagu You Are My Religion yang mungkin merupakan curahan perasaan dari Firehouse kepada suporter sepakbola. Beruntunglah bagi mereka yang sekarang terlibat, ataupun memiliki klub yang mereka dukung, karena mereka bisa merasakan perasaan yang berusaha untuk Firehouse bagikan lewat lagu mereka. Â
foto: bola.net
[dex]
Komentar