Resminya Josep âPepâ Guardiola sebagai manajer baru Manchester City musim depan menggantikan  Manuel Pellegrini disikapi berbeda oleh beberapa pihak. Ada pemain yang merasa senang, tapi ada juga ada beberapa pemain yang tidak terlalu riang, misalnya orang-orang di dekat Pellegrini. Yaya Toure pun dikabarkan menjadi pemain yang merespon positif kedatangan Pep.
Yaya Touré dan Pep memang dikenal sebagai orang-orang yang berseberangan. Saat keduanya berada di Barcelona, Toure pernah mengaku dia tidak berbicara dengan Pep selama setahun, dan hal itu lah yang membuatnya pergi.
Kendati memiliki kenangan buruk dengan manajernya di musim depan, Yaya Toure melalui agennya, Dimitry Seluk, mengungkapkan bahwa ia masih memiliki rencana untuk tetap berada di Manchester, untuk menghormati kontraknya yang berakhir pada 2017. Seluk berujar bahwa suporter dan City mendapatkan tempat spesial dalam diri Yaya.
âSatu pekan ke depan klub harus bisa menemukan solusi untuk melihat Yaya memperbarui kontraknya. Jika tidak, dia akan pergi ke klub lain yang berada di luar Inggris, karena dia begitu menghormati klub ini (City),â ujar Seluk kepada SunSport, Kamis (17/3) WIB.
Kontrak 220.000 poundsterling per pekan Yaya Toure bersama City akan habis dalam waktu satu tahun lagi, oleh karena itu tak mengherankan adik Kolo Toure ini meminta City memutuskan masa depannya. Â Sebab, jika City tidak tertarik memperpanjang kontraknya, tambah Seluk, masih banyak klub yang menginginkan jasanya.
Seluk menegaskan opsi Yaya Toure saat ini hanya ada dua, yakni bertahan di City dan tak bermain untuk klub Inggris. âOpsi pertama bisa berjalan karena suporter City sangat mencintai Yaya dan begitu juga sebaliknya,â ungkapnya. âSedangkan ada opsi kedua karena Yaya tidak ingin bermain melawan City untuk klub Inggris lainnya. Bagaimana caranya dia pergi ke tim Inggris lainnya, dan melupakan pendukung City yang sangat mencintainya.â
Menurut Seluk, tujuan Yaya Toure meminta perpanjangan kontrak kepada City bukan karena dia âmata duitanâ, tapi kejelasan mengenai masa depan.
âBanyak orang menganggap dia selalu pergi karena ingin mencari uang lebih banyak. Tapi, berdasarkan fakta, Yaya Toure bukan orang seperti itu. Contohnya, dia datang ke sini (Manchester City) ketika tim ini masih berada di peringkat enam atau tujuh klasemen,â imbuh Seluk.
âTapi kini, pengaruh Yaya di tim sangat besar. Yaya memenangi semua trofi yang ada di Inggris, dan dia hanya tinggal mendapatkan gelar Liga Champions,â tambahnya.
Tak mengherankan Yaya Toure bersikeras untuk bertahan di Manchester. Pasalnya, kecintaan Yaya terhadap klub ini begitu besar.
Beberapa hal yang pernah dilakukan klub dan suporter, seperti menyewa pesawat dengan membawa banner bertuliskan âSelamat Ulang Tahun, Yayaâ membuat eks pemain Barcelona ini meninggalkan sebagian hatinya di Manchester. Belum lagi adiknya, Ibrahim Toure juga meninggal di salah satu rumah sakit di  Manchester.
ed:Â fva
Komentar