Danny Drinkwater merupakan salah satu jebolan akademi Manchester United. Sama seperti Paul Pogba di Juventus, setelah dibuang United ia kini mendapatkan performa cemerlangnya di klub lain. Yang membedakan adalah Pogba sudah mendapatkan tiga titel scudeto dan satu Coppa Italia, sementara Drinkwater beberapa langkah lagi akan menggapai mimpi indahnya untuk meraih gelar Liga Primer Inggris.
Drinkwater memilih Manchester United sebelum memulai karir profesionalnya, tepatnya pada 2009. Posisinya sebagai gelandang bertahan sulit untuk menembus skuad utama yang diisi nama-nama seperti Paul Scholes, Michael Carrick, serta Darren Fletcher. Hal tersebut membuatnya harus rela dipinjamkan ke klub-klub kecil macam Huddersfield Town, Cardiff City, Watford, serta Barnsley; sebuah tren yang umum bagi klub besar untuk menambah pengalaman bermain permain muda.
Seperti yang disampaikannya ke Telegraph, âSaya berstatus sebagai pemain cadangan selama empat tahun dan saya melakukan langkah ke depan sebagai pemain pinjaman.â
Keputusan yang diambilnya berbuah hasil. Puncaknya adalah saat pemain berusia 26 tahun itu hijrah ke Leicester City pada 20 January 2012, meskipun Leicester pada saat itu masih bermain di Divisi Championship. Semusim kemudian, ia berhasil membawa klub yang bermarkas di King Power Stadion itu menduduki peringkat pertama dan promosi ke Liga Pimer. Selain itu, Drinkwater dianugerahi PFA Championship Team of the Year bersama rekan setimnya Kasper Schmeichel dan Wes Morgan.
Musim pertamanya di liga tertinggi di Inggris tak terlalu spesial setelah hanya membuat Leicester sekadar menjauh dari zona degradasi ketika finis di posisi ke-14, posisi yang cukup baik sebenarnya bagi klub yang baru promosi. Akan tetapi kini Leicester tak sekadar alumni Divisi Championsip. Mereka menjadi kandidat terkuat untuk peraih titel Liga Primer. Selain arahan dari pelatih Claudio Ranieri, tentu peran besar seperti Jamie Vardy, Riyad Maherez serta N'Golo Kanté dan Drinkwater sendiri, yang kini berhasil menunjukan pembuktian kepada mantan klub yang membuangnya.
Namun ia selalu mendukung United, seperti yang dikatakannya, âSaya mendukung (United), mereka adalah klub masa kecil saya. Saya hanya harus berkonsenterasi di klub baru saya, meskipun itu sebuah klub kecil tetapi lihat saja apa yang terjadi.â
Leicester kini mengantongi 66 angka dari 31 pertandingan, unggul lima angka dari Totenham Hotspur yang berada di urutan kedua. Sementara itu, Liga Inggris masih tersisa tujuh pertandingan lagi, dengan selisih poin tersebut Leicester cukup memenangi minimal enam laga sisa untuk mengunci gelar sekaligus meraih trofi Liga Primer pertama dalam sejarah klub.
Drinkwater telah bermain sebanyak 29 laga dan telah menyumbangkan empat asisst. Selain itu ia juga berkontribusi pada lini pertahanan, tercatat setiap laga ia melakukan rataan empat aksi defensif di setiap pertandingan. Performa apiknya membuat Roy Hodgson memanggilnya untuk masuk dalam skuad Timnas Inggris untuk pertama kalinya.
Seperti yang pernah dikatakan oleh Heraclitus, seorang filsuf kuno. "No man ever step in the same river twice , for it is not the same river and he is not a same man."
Jika kita melangkah di sebuah sungai kita tidak akan kembali melangkah di air yang sama untuk kedua kalinya. meskipun dengan sungai dan orang yang berbeda.
Semuanya terus mengalir dan tak ada satupun yang tetap tinggal, seperti yang dilakukan Drinkwater. Ia layaknya air yang terus mengalir. Ia kini hanya mengingat United sebagai klub masa kecilnya, karena kali ini ia benar-benar pergi dan tak kembali seperti saat ia dipinjamkan ke klub-klub medioker.
Bersama The Foxes, Drinkwater mendapatkan rumahnya, rumah di mana ia bisa tinggal, bermain reguler serta menunjukan performa terbaiknya. Akan lebih indah jika ia berhasil merengkuh gelar Liga Inggris yang sudah di depan mata dan menunjukan kepada mantan timnya bahwa ia mampu melampaui pencapaian sebuah klub besar yang dulu membuangnya.
Foto: Telegaph
ed:Â fva
Komentar