Persib akan menghadapi Arema pada final Piala Bhayangkara yang akan digelar di Gelora Bung Karno pada Minggu (03/04). Pertemuan kedua kubu di partai final kali ini merupakan pertandingan penuh gengsi. Selain keduanya merupakan klub besar di Indonesia dan mempunyai fans yang fanatik yang sangat mengakar di kota masing-masing, Persib dan Arema juga memiliki sejarah panjang dalam kancah sepakbola tanah air.
Pertemuan mereka di GBK Minggu nanti bukanlah laga pertama bagi keduanya. Di stadion yang mulai dibuka pada 24 Agustus 1962 itu keduanya juga pernah berjumpa laga semifinal 24 tahun silam di ajang Piala Utama.
Piala Utama adalah turnamen yang mempertemukan empat tim terbaik dari Perserikatan dan Galatama. Turnamen tersbeut digelar pada 1990 dan 1992. Empat tim terkuat dari dua kompetisi terbaik di Indonesia tersebut dibagi dalam dua grup dengan sistem setengah kompetisi. Peringkat pertama dan kedua dari masing-masing grup berhak lolos ke babak semifinal yang dihelat di GBK.
Perserikatan adalah turnamen sepakbola yang sudah diadakan sejak tahun 1931 dan merupakan kompetisi tertua di tanah air. Sementara Galatama yang merupakan kependekan dari Liga Sepakbola Utama adalah cikal bakal dari liga profesional. Keduanya merupakan dua kompetisi terbesar di Indonesia saat itu. Dan Piala Utama adalah ajang prestisius bagi mereka untuk membuktikan kompetisi mana yang lebih bermutu.
Pada Piala Utama 1992 kala itu, Grup A digelar di Stadion Mattoangin Makasar dan Grup B dilangsungkan di Stadion Sriwedari Solo. Persib dan Arema sama-sama lolos setelah menduduki peringkat keempat di liganya masing-masing (Persib terhenti di semifinal Divisi Utama Perserikatan musim 1992 karena dikalahkan PSM Ujungpandang). Akan tetapi meskipun berstatus sebagai wakil terlemah dari Perserikatan dan Galatama keduanya berhasil menembus babak semifinal.
Arema yang tergabung dalam grup A bersama PSM Makasar, PKT Bontang, Persebaya Surabaya berhasil lolos sebagai juara grup. Selain itu mereka juga mencatatkan rekor cemerlang dengan tak terkalahkan dalam tiga pertandingan. Mereka meraih kemenangan saat melawan Persebaya dan bermain imbang saat berhadapan dengan PKT dan PSM. Dengan raihan empat poin, (saat itu kemenangan bernilai dua poin) mereka berhasil lolos ke semifinal sebagai juara grup karena unggul jumlah gol atas PSM di peringkat kedua.
Sementara itu Persib yang bersaing dengan Pelita Jaya Jakarta, Arseto Solo dan PSMS Medan di grup B. Klub yang berasal dari Kota Kembang itu sukses mendapatkan tiket semifinal setelah menduduki posisi runner up di bawah Pelita Jaya. Persib mengantongi empat poin dari hasil satu kemenangan dan dua hasil imbang. Maung Bandung tampil mengejutkan setelah mencukur juara Galatama Arseto dengan skor telak 4-0.
Laga semifinal yang dilaksanakan pada 30 Oktober 1992 tersebut mempertemukan Persib sebagai peringkat kedua grup B dengan juara grup A, Arema. Kala itu Maung Bandung berhasil mengalahkan Arema dengan skor 3-1 lewat Kekey Zakaria dan dua gol Sutiono, sementara Singo Edan hanya sanggup membalas satu gol yang dicetak oleh Maryanto.
Meski Persib akhirnya lolos ke babak final, namun mereka harus takluk dua gol tanpa balas oleh Pelita Jaya yang akhirnya keluar sebagai juara. Akan tetapi meskipun Persib hanya menjadi juara kedua, mereka ditasbihkan sebagai tim paling fair play dalam turnamen dan Sutiono yang saat itu menjadi mesin gol Maung Bandung berhasil menjadi topskor.
Pada Piala Utama sebelumnya, yang digelar pada 1990, Arema juga berjumpa dengan Persib. Maung Bandung yang berstatus sebagai juara perserikatan menjadi tuan rumah Piala Utama 1990. Arema yang pada Galatama musim 1990 berada di peringkat 4 klasemen akhir itu harus berhadapan dengan Persib yang sedang gemilang-gemilangnya di Siliwangi. Masih diperkuat oleh Djajang Nurdjaman dan Adjat Sudrajat, Persib berhasil mengungguli Arema dengan skor tipis 1-0. Gol dicetak oleh Adjat Sudradjat.
Kendati demikian, sejauh ini, hingga berselang 24 kemudian, Arema tak pernah lagi bersua dengan Persib di Senayan (GBK). Laga semifinal Piala Utama 1992 menjadi satu-satunya perjumpaan Arema dan Persib di Jakarta.
Setelah 24 tahun, kini mereka akan kembali berjumpa di ibukota. Dalam rentang 24 tahun itu, Persib sudah tiga kali mengangkat trofi di Jakarta (juara Divisi Utama Perserikatan 1994, juara Liga Indonesia I pada 1995 dan juara Piala Presiden 2015). Begitu juga Arema, mereka juga sudah tiga kali merasakan trofi di Jakarta (trofi juara Liga Pertamina 2004, trofi juara Copa Dji Sam Soe 2005 dan trofi juara ISL 2010). 3 vs. 3.
Siapa pun yang akan menang pada final Piala Bhayangkara, dia akan mencatatkan sejarah baru -- sekaligus memperkaya sejarah masing-masing: sejarah kejayaan di Jakarta.
gambar: vamosarema.com
Komentar