Pada tanggal 11 April 2001 dunia spakbola dikejutkan dengan kabar duka dari negara asal Nelson Mandela, Afrika Selatan. Stadion Ellis Park yang berada di kota Johannesburg. Di hari itu dilangsungkan laga derby Soweto yang juga derby terbesar di Afrika Selatan yaitu, Kaizer Chiefs menjamu Orlando Pirates yang menelan sebanyak 43 orang meninggal dunia, 158 orang luka-luka.
Kala itu stadion sudah penuh sebelum kick-off dimulai. Sekitar 60 ribu penonton telah memadati stadion yang dibangun pada tahun 1928 tersebut. Namun celakanya, ada sekitar 30 ribu penonton yang merangsek masuk kedalam stadion yang sudah penuh sesak. Sebagian laporan menyebutkan bahwa stadion tersebut sebenarnya sudah dipenuhi oleh 120 ribu orang.
Dalam laga tersebut, kedua tim bermain imbang 1-1. Kaizer Chiefs unggul terlebih dahulu melalui gol dari Siyabonga Nomvethe di menit ke-14. Seusai gol pertama tersebut, beberapa penonton mulai masuk kedalam sentelban bersama petugas keamanan.
Beberapa menit kemudian Orlando Pirates menyamakan kedudukan melalui gol Benedict Vilakazi. Karena gol tersebut, penonton yang berada di dalam tribun banyak yang terdesak dari penonton yang masuk dari belakang. Seketika penonton yang menyaksikan pemandangan pertandingan menjadi berubah dengan menyaksikan sesama yang sekarat di atas lapangan hijau setelah mendapat bantuan petugas.
Ambulans banyak dikerahkan masuk kedalam lapangan. Helikopter pun sampai turun kedalam lapangan, namun alat transportasi tersebut tidak pulang banyak membawa penumpang karena kebanyakan dari mereka sudah meregang nyawa.
Anehnya, setelah ada beberapa kekacauan di beberapa titik stadion dan penoton yang mendapat pertolongan di pinggir lapangan pertandingan masih terus berlangsung. Barulah saat laga berjalan 33 menit, wasit meminta kepada pengawas pertandingan untuk menghentikan laga.
Seisi stadion menjadi mencekam. Kesedihan terlihat di segala penjuru. Mulai dari penonton, ofisial, pengawas pertandingan, hingga wasit menitikan air mata mereka. Puluhan kantung jenazah dijejerkan di pinggir lapangan. Banyak juga jenazah yang hanya ditutupi oleh kertas koran dan muka mereka ditutupi seadanya oleh baju yang dikenakan.
Setelah banyak korban berjatuhan, ambulans yang berjumlah banyak turut berada di dalam lapangan, hingga pesawat helikopter pun turut masuk dari atas stadion untuk memeberikan pertolongan.
Menurut Jabulani Jali, seorang pegiat sepakbola yang juga turut menyaksikan laga tersebut, di dalam stadion tersebut sudah terlihat kekacauan sebelum laga dimulai.
“Sebelum laga berlangsung, sudah terjadi banyak masalah di sini [Ellis Park]. Ada beberapa orang yang sudah terjebak[ di tribun], “ ujarna pada film dokumenter In The Name Of Game (2001).
Jabulani sempat menanyakan kekacauan di laga tersebut pada petugas keamanan, dan dirinya juga melihat tidak ada kesiapan sama sekali penyelenggara pertandingan.
“Beberapa orang [penonton] mencoba untuk mendorong orang-orang yang akan masuk dari atas [ke dalam tribun], namun penonton yang masuk mendorong penonton yang berada di tribun dan mendapat dorongan balik dari petugas keamanan,” ujarnya menjelaskan.
Jabulani mengingat bagaimana dirinya mencoba menanggapi situasi pada saat tragedi tersebut terjadi.
“Saya bertanya kepada keamanan, apakah anda memiliki radio komunikasi? Lalu mereka menjawab, ’Tidak, kami tidak memiliki radio’ lalu saya bertanya ‘Bagaimana kalian berkoordinasi? Siapa yang memberi kalian komando?’ Saya juga tidak melihat petugas keamanan dan paramedis di tenpat kejadian,” ujarnya.
Politisi Afrika Selatan saat itu (kemudian menjadi presiden Afrika Selatan), Thabo Mbeki mengajukan kasus ini kepada komisi yudisial dan 15 bulan kemudian hakim Bernard Ngoepe menyatakan bahwa kelalaian mengantisipasi jumlah penonton menjadi penyebab utama. Laporan hakim Bernard Ngoepe berupa 130 halaman yang menyalahkan penyelenggara stadion, fans, pejabat liga, polisi dan koordinasi buruk diantara mereka sebagai penyebab musibah tersebut. Ngoepe juga menemukan bukti adanya bukti korupsi dari petugas keamanan yang menerima uang suap dari penontn yang hendak masuk kedalam stadion.
Kejadian memakan korban ketika dilangsungkannya laga derby Soweto sebenarnya bukan pertama kali terjadi. Tragedi Ellis Park menjadikan ini sebagai musibah terbesar di sepakbola Afrika Selatan. Pada tahun 1991 silam, pertemuan Pirates dan Kaizer Chiefs memakan 41 nyawa. Saat itu penonton yang berdesak desakan menonton di tribun stadion Oppenheimer yang berada di kota Orkney dalam sebuah laga persahabatan.
Foto: dailysun.co.za
[tr]
Komentar