Ambisi Internazionale Milan untuk terus mengejar AS Roma di posisi ketiga Serie-A, akan menemui batu sandungan di Giuseppe Meazza pada dini hari nanti, Minggu (17/4). Pada dini hari itu Inter akan menjamu Napoli untuk mendapatkan poin sebagai modal menuju tiket terakhir Liga Champions musim depan. Laga ini diyakini akan berjalan dalam tensi yang cukup tinggi. Selain karena kedua tim selalu berbagi kemenangan dalam dua pertemuan terakhir, pertandingan antara Inter dengan Napoli selalu dibumbui hujan kartu.
Uji Konsistensi Inter
Tren positif terus dicari Inter sejak masuk ke tahun 2016. Dalam 15 pertandingan yang telah mereka mainkan selama 2016, kesebelasan berjuluk I Nerazzurri ini belum menemukan konsistensinya. Kemenangan pun hanya mampir enam kali ke para anak asuh Roberto Mancini tersebut. Tak heran, posisi mereka yang awalnya berada di puncak klasemen Serie-A pada akhir 2015, harus rela dilepas sejak masuk 2016.
Bicara soal faktor inkonsistensi Inter, Mancini jelas dirasa orang yang paling berpengaruh dalam hal tersebut. Alasannya, Mancini terlalu sering mengubah pakem formasinya. Dari 32 pekan yang telah mereka jalani, Inter telah memainkan tujuh formasi berbeda. Dan dari tujuh formasi tersebut tidak ada yang benar-benar rutin digunakan mantan Pelatih Galatasaray itu.
Kegagalan pergantian formasi tampaknya mulai jadi pelajaran bagi Mancini. Sehingga dalam lima laga terakhir di Serie A, Nerazzurri mulai rutin menggunakan 4-2-3-1 sebagai pakem permainannya. Melalui formasi itu jugalah gaya bermain Inter mulai mengandalkan lebar lapangan. Sehingga Adem Ljajic, Ivan Perisic atau Jonathan Biabiany semakin diandalkan di posisi sayap kanan atau kiri. Keberadaan mereka ditopang oleh Stevan Jovetic, Eder Citadin, maupun Rodrigo Palacio di posisi gelandang serang tengah. Hasilnya pun cukup memuaskan Inter, yakni tiga kemenangan, sekali imbang, dan sekali kalah dari Torino.
Tapi yang kini menjadi pertanyaan adalah, apakah skema ini akan diterapkan oleh Inter untuk melawan Napoli? Absennya Adem Ljajic jelas bakal menjadi minus karena Napoli bukanlah tim yang mudah ditaklukkan jika Inter hanya bermain melebar. Mengingat kedua full-back yang biasa diperankan Faouzi Ghoulam dan Edin Hysaj selalu bermain apik.
Pembuktian Ketajaman Napoli
Napoli menjadi salah satu tim paling menakutkan di Serie-A 2015/2016. Torehan 66 gol yang mereka buat, membantu mereka duduk di peringkat ke dua klasemen di bawah Juventus. Kekalahan dari Udinese di Stadion Friuli pada pekan 31 dengan skor 3-1 pun tidak berpengaruh banyak terhadap mental skuatnya. Mereka mampu bangkit di pekan ke-32 dengan menggilas Hellas Verona tiga gol tanpa balas. Kemenangan tersebut membuat para penggemar Napoli mulai kembali bermimpi untuk bisa mendapatkan Scudetto musim ini.
Ketajaman Napoli musim ini tak bisa dilepaskan oleh permainan menyerang yang diterapkan pelatihnya, Maurizio Sarri. Ia mampu mengubah kesebelasan berjuluk Partenopei itu menjadi mesin gol yang begitu menakutkan. Tidak hanya Gonzalo Higuain yang dibuat Sarri menjadi tajam, tapi semua pemain berhasil ia kembangkan untuk menjadi tajam.
Duet winger Napoli, Jose Callejon dan Lorenzo Insigne contohnya. Keduanya tidak hanya mampu menjadi mesin asist untuk penyerangnya, Gonzalo Higuain, tapi juga mampu untuk menjadi pencetak gol Napoli di saat buntu. Bahkan Insigne sudah mencetak 12 gol sejauh ini. Jumlah golnya itu enam kali lipat lebih banyak ketimbang torehannya musim lalu. Lini tengah juga tidak bisa dilepaskan dari torehan gol Napoli. Permainan trio Allan Marques, Jorginho, dan Marek Hamsik, pada akhirnya tidak bisa dilepaskan dari 77 % dari gol yang dicetak Napoli di musim ini.
Apakah Ketidakhadiran Higuain Akan Berpengaruh?
Manolo Gabbiadini sepertinya akan dimainkan sebagai penyerang utama sejak menit pertama pertandingan. pilihan itu karena Higuain masih absen karena menjalani sanksi yang diterima pada laga melawan Udinese. Kendati demikian, ketidakhadiran Higuain diyakini bakal berpengaruh banyak. Alasannya karena 45 % gol Napoli musim ini di Serie A dicetak penyerang asal Argentina itu. Oleh karena itulah absennya Higuain menimbukan pertanyaan, apakah Gabbiadini dapat menjadi pengganti yang sepadan?
Untuk lebih jelasnya, mari bandingkan pertemuan Napoli-Inter dengan adanya atau tidak adanya Higuain. Dia tampil saat pertemuan Napoli-Inter di ajang Serie-A pada November 2015. Sedangkan ketika pertemuan kedua di Coppa Italia januari lalu, Higuain hanya bermain 19 menit.
Buktinya Napoli tampil lebih menakutkan pada pertemuan pertamanya dengan mencetak dua angka. Gol pertamanya di laga tersebut mampu menunjukkan diri sebagai striker yang tajam. Coba tengok saja, ia masih mampu menembak bola ke gawang Samir Handanovic walau berada di ruang yang sempit.
Gol keduanya tak kalah apik. Meski dijepit dua bek Inter, Jeison Murillo dan Miranda, Higuain tetap mampu menjaga bola di kakinya. Pada akhirnya, ia mampu menjebol gawang Handanovic untuk kali kedua.
Sementara itu Inter jelas diuntungkan ketika pertemuan kedua menghadapi Napoli di Coppa Italia pada Januari lalu. Kala itu, Higuain bermain sebagai pemain pengganti. Ia pun hanya bermain 19 menit menggantikan Gabbiadini. Dan hasilnya Inter berhasil mengalahkan Napoli 0-2 melalui gol yang dicetak oleh Jovetic dan Ljajic.
Pembuktian Icardi
Kapten Inter, Mauro Icardi, harus mendapatkan perhatian khusus di laga ini. Pasalnya, beberapa waktu lalu, lulusan akademi La Masia dari Barcelona itu, baru saja mencetak gol ke-50 selama karirnya di Serie A. Tak ayal perhatian khusus wajib diberikan kepada Icardi saat laga nanti.
Soal urusan mencetak gol, Icardi memang tidak perlu diragukan. Hal ini bisa dilihat dari catatan 14 gol dari striker berusia 23 tahun ini di Serie-A 2015/2016. Ia pun menahbiskan dirinya sebagai pemain paling tajam di Inter selama musim ini.
Tapi Icardi bukan striker yang sempurna. Ia juga tidak lepas dari minimnya catatan mencetak gol. Masalah Icardi sendiri adalah selalu kesulitan mencetak gol ketika menghadapi kesebelasan besar.
Dari pertemuan Inter dengan lima tim peringkat teratas Serie-A – Juventus, Napoli, AS Roma, dan Fiorentina - musim ini, Icardi hanya mampu menjebol gawang Fiorentina pada september 2015. Di laga itu, ia bahkan tidak mampu menghindarkan Inter dari kekalahan.
Tren Icardi mencetak gol saat ini memang tengah baik, ia mampu mencetak tiga gol dari lima pertandingan terakhirnya bersama Inter. Laga ini nampaknya akan menjadi pembuktian baginya. Apakah ia benar-benar layak menjadi pemain muda Inter yang mampu mencetak 50 gol atau tidak?
Kesimpulan
Bagi Napoli, inkonsistensi Inter harus bisa dimanfaatkan menjadi kemenangan. Seperti halnya pertemuan pertama pada November lalu. Bagi Inter, ketidakhadiran Higuain jelas harus dimanfaatkan. Di pertemuan pertama, Gary Medel bahkan kerap turun membantu duet bek Inter karena kesulitan menutup pergerakan Higuain. Jika hal tersebut mampu dilakukan, tiga poin bukan hal yang susah untuk didapatkan Nerazzurri.
Ed: RAS
Momen Tepat Inter untuk Raih Kemenangan (?)
Analisisby Redaksi 34 16/04/2016 17:56
Komentar