Cristian Brocchi berhasil membuat debutnya sebagai caretacer AC Milan di Serie-A 2015/2016 dengan manis. Ia membawa kesebelasannya itu mengalahkan tuan rumah Sampdoria dengan skor 1-0 di Stadion Luigi Ferraris, Genoa, Senin (18/4) dini hari. Carlos Bacca menjadi pahlawan bagi Milan dan Brocchi atas gol semata wayangnya pada menit ke-70.
Kendati baru berganti pelatih, Milan datang dengan kekuatan penuh. Hanya M`Baye Niang yang tidak bisa diturunkan karena cedera. Tapi posisinya bisa digantikan Mario Balotelli dengan baik sebagai duet Bacca di lini depan. Milan sendiri masih mengandalkan formasi 4-4-2 yang dipakai pelatih sebelumnya, Sinisa Mihajlovic. Hanya saja terjadi sedikit perubahan pemain yang dimainkan sejak awal laga.
Kali ini Keisuke Honda menjadi korban perubahan Brocchi. Sebelumnya ia selalu dipercaya Mihajlovic sebagai sayap kanan Milan. Namun kali ini Honda dicadangkan dan posisinya diisi Andrea Bertolacci yang sejatinya merupakan gelandang tengah.
Di sisi lain, Sampdoria tidak bisa menurunkan empat pemainnya. Andrea Ranocchia masih menjalani hukuman kartu. Sementara Carlos Carbonero, David Ivan dan Jacopo Sala, berada di tribun stadion karena cedera.Khusus Rannochia, ia adalah bek utama Sampdoria dan kekosongannya diisi Matias Silvestre, untuk mengisi tiga pemain belakang dalam formasi 3-4-3.
Formasi dan susunan pemain Sampdoria (kiri) dan AC Milan (kanan). Sumber: Soccerway.
Pertandingan sendiri berjalan sengit sejak laga dimulai. Selanjutnya Milan lebih menguasai pertandingan sejak dimulainya babak kedua. Bagaimana Milan bisa mengubah permainannya menjadi kemenangan? Pandit Football mengamatinya dalam beberapa poin ini.
Cristian Brocchi yang Membuat AC Milan Lebih Giat Berlari
Entah apa yang diasah Brocchi selama persiapan menghadapi Sampdoria. Tapi yang jelas pada laga ini para anak asuhnya bermain lebih cepat daripada biasanya. Hal itu terlihat jelas dalam transisi yang dilakukan para pemain Milan. Salah satu yang paling menonjol tentu saja di sektor sayap, terutama kedua full-back mereka yang dilakoni Ignazio Abate dan Luca Antonelli.
Baik Abate di sebelah kanan, atau Antonelli di sebelah kiri, sama-sama rajin membantu serangan kesebelasannya.Walau pada pertandingan ini Milan lebih banyak memanfaatkan serangan balik karena Sampdoria agresif menyerang. Bahkan Antonelli bisa dibilang paling aktif, ia sering naik ke depan membantu Giacomo Bonaventura yang cukup kesulitan melewati Lorenzo De Silvestri, wing-back Sampdoria.
Kendati aktif membantu serangan, Antonelli jarang terlambat turun ke belakang kala mendapatkan serangan. Kedisiplinan itu juga bisa diikuti Abate di sisi kanan pertahanan Milan. Bahkan Riccardo Montolivo yang biasanya bermain lamban, bermain dengan mobilitas tinggi pada laga ini. Setelah membantu serangan, Montolivo cukup tepat waktu membantu pertahanan di depan area kotak penalti. Hal tersebut membantu tugas Juraj "Kuco" Kucka pada laga ini.
Kendati demikian, ada sedikit kejanggalan dalam diri Bertolacci. Ia nampak tidak nyaman bermain sebagai sayap kiri. Perannya itu memang mampu diimbangi dengan kecepatannya, namun ia tidak mampu menjawab kepercayaan Brocchi. Bertolacci cuma terlihat berlari tanpa kejelasan dan tanpa melepaskan umpan silang satu kali pun. Beberapa kali upayanya untuk melepaskan umpan silang, ia nampak kesulitan mengatasi bayang-bayang Dodo atau Mattia Cassani
Kedisiplinan transisi itulah yang membuat pertahanan Milan lebih aman. Sehingga duet bek tengah, Alex dan Alessio Romagnoli, menjalani tugasnya lebih mudah. Dan membuat serangan Sampdoria di sepertiga akhir pertahanan Milan sia-sia. Lini depan Sampdoria dibuat mereka selalu buru-buru melepaskan tendangan jarak jauh. Namun satu tendangan ke arah gawang itu bisa diatasi kiper Milan, Gianluigi Donnarumma. Sedangkan empat upaya lainnya melenceng dari gawang kesebelasan berjuluk I Rossoneri itu.
Ignazio Abate Adalah Pahlawan yang Terlihat Bias
Soal transisi Milan yang lebih baik, memang Antonelli lebih banyak disorot pada laga tersebut. Wajar, ia lebih aktif membantu serangan. Tapi hal itu karena Bonaventura kesulitan melewati De Silvestri. Selain itu, Milan lebih mendominasi permainan atas penguasaan bola sebesar 57 persen. Tapi Abate adalah pemain paling berjasa mematikan serangan Sampdoria.
Abate memang tidak seaktif Antonelli membantu serangan karena ia punya tugas lebih penting: membuat Roberto Soriano tidak berkutik. Brocchi paham betul jika Sampdoria amat mengandalkan Soriano dan Abate yang ditugaskan menghentikannya. Abate memang tidak berhasil melancarkan tekel bersih kepada Soriano, tapi ia tidak lepas membayanginya. Abate juga punya tugas ganda, yaitu harus mengehentikan Dodo yang lebih agresif menyerang ketimbang De Silvestri.
Dodo pun dua kali kehilangan bola karena dicuri Abate. Sehingga Soriano tidak mendapat suplai bola dari Dodo. Agresivitas Sampdoria di sisi kiri pun menurun dan mengalihkannya ke sisi kanan, mengingat Antonelli cenderung lebih sering membantu serangan. Namun di sektor kanan, De Silvestri lebih lugas bertahan ketimbang membantu serangan. Sehingga Ricky Alvarez, winger kanan, bekerja sendirian. Selain tiga tekel bersih, Abate juga mengamankan pertahanannya dengan empat intersepsi dan empat sapuan bersih. Bahkan ia sempat melakukan dribel sukses sebanyak dua kali.
Pergantian Pemain Aneh Vincenzo Montella
Permainan Sampdoria masih baik-baik saja selama babak pertama. Toh Milan baru menemukan cara menghentikan serangan Sampdoria sejak babak kedua berlangsung. Setelah permainan mereka terbaca, Alvarez yang terus diandalkan seorang diri mencapai klimaksnya. Kebugarannya membuat ia diganti Joaquin Correa pada menit ke-55. Sayangnya Correa tidak bermain dengan baik pada laga ini. Ia kesulitan melewati Antonelli dan cuma menyentuh bola 18 kali selama 35 menit penampilannya. Sementara itu Milan sudah berhasil membuat Soriano tidak berkutik.
Vincenzo Montella, Pelatih Sampdoria, semakin keliru ketika menarik keluar Nenad Krsticic. Edgar Barreto yang menggantikannya memang mengamankan celah yang sering dibuat bek Sampdoria, tapi ditariknya Krsticic membuat suplai bola ke lini depan semakin berkurang. Barreto terlalu lamban untuk naik membantu serangan Sampdoria, sehingga ia lebih sering terjebak di depan kotak penaltinya sendiri.
Akhirnya Barreto tidak sanggup terus-terusan menutup celah yang sering ditinggalkan bek Sampdoria. Hingga Bacca mampu mencetak gol karena memanfaatkan celah yang dibuat Modibo Diakite dengan Matias Silvestre. Sementara Montella telat menyadari Soriano yang sudah tidak berkutik lagi. Ia baru mengganti Soriano oleh Luis Muriel pada menit ke-80. Pergantian itu dilakukan ketika Sampdoria sudah tertinggal 1-0.
Komentar