Pertemuan pertama antara Manchester City dan Real Madrid pada leg pertama semifinal Liga Champions 2015/2016 yang berlangsung di Etihad Stadium, rabu (27/4) dini hari WIB, berakhir imbang. Kedua kesebelasan gagal mencetak gol sehingga pertandingan berkesudahan 0-0.
Secara keseluruhan, pertandingan sendiri berjalan membosankan. Kedua kesebelasan tampak masih meraba-raba kekuatan lawan, khususnya pada babak pertama. Pada babak pertama, hanya tiga tembakan yang tercipta, dua untuk Man City dan satu untuk Real Madrid. Tak ada satupun yang menjadi peluang berarti. Babak kedua meski terdapat perubahan, namun keduanya masih kesulitan mencetak gol.
Tanpa Ronaldo, Real Madrid Kurang Tajam
Usai menjalani pertandingan La Liga pertama musim ini tanpa Cristian Ronaldo saat menghadapi Rayo Vallecano, Real Madrid kembali tak memainkan penyerang asal Portugal tersebut pada laga ini. Mantan penyerang Manchester United ini bahkan tak masuk dalam daftar pemain cadangan.
Real Madrid masih menggunakan formasi 4-3-3. Tempat Ronaldo diisi oleh Lucas Vazquez. Karim Benzema yang diragukan tampil bermain sejak menit pertama. Sementara Gareth Bale menempati pos penyerangan kanan dan begitu menjadi tumpuan tim.
Namun Benzema tampil tidak dalam performa terbaiknya. Tak ada peluang emas yang bisa ia ciptakan. Salah satu alasannya karena pada laga melawan Rayo Vallecano penyerang asal Prancis ini mengalami cedera. Usai turun minum, ia digantikan Jese Rodriguez.
Total, Real Madrid melepaskan 13 tembakan pada laga ini. Uniknya, dari ‘hanya’ tiga tembakan yang mengarah ke gawang, ketiganya dilakukan para pemain bertahan; Casemiro, Sergio Ramos, dan Pepe. Peluang Pepe sebenarnya nyaris membuahkan gol namun tendangannya masih mampu dipatahkan kiper Man City, Joe Hart.
Peluang emas lainnya diciptakan oleh Jese di mana tandukannya hanya membentur mistar gawang. Meskipun begitu, Real Madrid terlihat benar-benar membutuhkan Cristiano Ronaldo dengan lini depan yang sulit menciptakan peluang seperti pada laga ini.
Cedera Silva yang Menyulitkan Manchester City
Manchester City menurunkan skuat terbaik yang bisa mereka turunkan. Manajer Manchester City, Manuel Pellegrini, bahkan memasang Vincent Kompany dan Bacary Sagna di lini pertahanan. Keduanya absen di sejumlah pertandingan City sebelum ini karena cedera.
Man City masih dengan formasi 4-2-3-1 andalannya. Di lini tengah, meski tanpa Yaya Toure, masih ada duet Brasil yakni Fernando Reges dan Fernandinho di belakang Kevin De Bruyne. Bersama David Silva dan Jesus Navas di kedua sayap, para gelandang ini bertugas melayani Sergio Aguero yang menjadi ujung tombak.
Alhasil Man City cukup mendominasi pertandingan. Hanya saja dominasi City ini hanya terjadi pada babak pertama, lebih tepatnya hingga menit ke-40. Pada lima menit jelang pertandingan usai tersebut, David Silva harus digantikan karena mengalami cedera hamstring.
Silva lantas digantikan oleh penyerang muda asal Nigeria, Kelechi Iheanacho. Man City pun menerapkan formasi dasar 4-4-2. De Bruyne yang sebelumnya mendapatkan kebebasan bermain sebagai pemain no.10, digeser ke sisi kiri untuk mengisi pos yang ditinggalkan Silva.
Ternyata perubahan pola ini mengurangi ketajaman City kala menyerang. Meski sama-sama melepas dua tembakan seperti pada babak pertama, namun permainan Man City pada babak kedua tak mampu lagi mendominasi layaknya babak pertama.
Hal ini dikarenakan dengan skema dua penyerang seperti ini alur serangan City benar-benar terfokus pada kedua sayap. Skema umpan silang pun diandalkan, hanya saja dari 10 kali percobaan (pada babak kedua) tak ada satupun yang berhasil disambut Iheanacho ataupun Aguero.
Pertunjukkan Pemain-Pemain di Lini Pertahanan
Tak salah menilai pertandingan Manchester City menghadapi Real Madrid ini membosankan, apalagi dengan apa yang terlihat pada babak pertama. Dan kebosanan pada laga ini disebabkan oleh para pemain bertahan kedua kesebelasan yang bermain lugas dan disiplin dalam menghalau setiap serangan.
Di kubu Manchester City, Nicolas Otamendi menjadi bintang. Bek asal Argentina ini menjadi tembok kokoh yang sulit dilewati lini serang Real Madrid (kecuali pada menit-menit akhir ketika ia dikelabui Gareth Bale). Tercatat ia melakukan lima tekel berhasil, enam intersep dan empat sapuan.
Otamendi sendiri sebelumnya bermain di Valencia. Baginya, menghadapi sejumlah pemain Real Madrid tentunya bukan yang hal asing. Dan itu menjadi modal berharga bagi Man City pada laga ini.
Selain Otamendi, gelandang bertahan asal Brasil milik Man City, Fernando Reges, menjadi tembok kokoh di lini tengah Man City. Ia cukup menyulitkan lini tengah Real Madrid dengan catatan keberhasilan tekel empat kali dari enam percobaan, lima intersep dan tiga sapuan. Hal ini membuat Fernandinho bisa lebih membantu serangan khususnya ketika Man City bermain dengan formasi dasar 4-4-2.
Sementara itu di kubu lawan, peran Pepe dan Casemiro begitu vital dalam menghalau setiap serangan Manchester City. Bahkan meski jumlah aksi defensif keduanya tak lebih banyak dari Otamendi atau Fernando, keduanya melakukan sejumlah penyelamatan penting.
Casemiro, ia menghentikan serangan Man City di sisi kiri pertahanan Real Madrid dengan tekelnya untuk membackup Marcelo yang out of position. Sementara untuk Pepe, ia dengan jeli merebut bola dari kaki Raheem Sterling (masuk menggantikan Jesus Navas pada menit ke-76) yang memiliki peluang untuk berhadapan satu lawan satu dengan kiper Real Madrid, Keylor Navas.
*
Hasil ini membuat laga leg kedua akan lebih menguntungkan Real Madrid karena akan berlaga di Santiago Bernabeu, Madrid. Belum lagi pada leg kedua nanti Ronaldo sudah kembali pulih dari cedera dan siap meneror lini pertahanan Manchester City.
Perlu diketahui, Real Madrid memiliki persentase kemenangan 71% di Liga Champions dengan Ronaldo dalam susunan pemain. Belum lagi pada musim ini Real Madrid memiliki catatan mengesankan di kandang karena bermain lima kali di Santiago Bernabeu, mereka mampu mencetak 18 gol dan tak pernah kebobolan sekalipun.
Foto: starball
Komentar