Leicester City tidak jadi berpesta di Stadion Old Trafford setelah Shinji Okazaki dan kolega hanya bermain imbang 1-1 atas Manchester United. Dengan hasil ini, Leicester mesti mendapatkan dua poin lagi dari sisa dua pertandingan agar bisa merengkuh gelar juara Liga Primer Inggris.
Namun, hitung-hitungan di atas hanya terjadi kalau Tottenham bisa memenangi tiga pertandingan terakhir mereka. Sialnya, Spurs akan menghadapi Chelsea pada Senin (2/5) malam ini. Meski buruk di awal musim, tapi Chelsea tengah membaik setelah ditangani Guus Hiddink. Chelsea pun berpeluang menghentikan Spurs yang tengah dalam perburuan gelar. Kalau Spurs gagal menang atas Chelsea, otomatis Leicester yang meraih gelar.
Saat ini, Spurs telah meraih 69 poin dan menyisakan tiga pertandingan. Mereka memiliki jarak delapan poin dengan Leicester. Spurs mesti memenangi semua pertandingan dan berharap Leicester kalah di dua pertandingan terakhirnya. Namun, kalau Spurs meraih hasil seri atas Chelsea, poin mereka akan menjadi 70 dan terpaut tujuh poin dengan Leicester yang tak akan mungkin dikejar.
Namun, di antara para pendukung dan “simpatisan” Leicester, tidak akan terselip wajah Claudio Ranieri. Pasalnya, mantan pelatih Chelsea tersebut dijadwalkan bertemu dengan ibunya, Renata, di Italia untuk makan siang. Dan berdasarkan keinginannya pula ia ingin menjadi “Pria terakhir yang tahu hasil pertandingan”.
“Aku ingin menyaksikan pertandingan (Tottenham vs Chelsea), tapi aku masih dalam perjalanan pulang dari Italia,” tutur Ranieri dikutip The Guardian, “Aku ingin bertemu dengan ibuku yang sekarang berusia 96 tahun dan pergi makan siang dengannya. Aku akan pulang di waktu yang sama dengan pertandingan tersebut. Jadi aku tidak akan tahu hasilnya. Namun, saat mendarat, aku akan mendengarnya.”
Soal hasil seri atas MU, Ranieri mengungkapkan kalau ia lebih sedih karena Danny Drinkwater di-kartu-merah yang membuatnya absen untuk pertandingan mendatang. “Aku harap aku tidak akan merindukannya. Namun, aku sangat bahagia karena kami berhasil menahan imbang menghadapi Manchester United yang fantastis!” tutur Ranieri.
“Kami begitu tertekan karena mereka melakukan pressing dengan begitu ketat dan tanpa Jamie Vardy, sangat sulit untuk meregangkan antar lini. Secara psikologis, sangat penting untuk kembali dan setelahnya kami sedikit lebih tenang dengan menggerakan bola secara cepat.”
Hasil seri atas MU tentu bukan sebuah kegagalan buat Leicester. Kalaupun Spurs bisa mengalahkan Chelsea di Stamford Bridge, tapi Leicester akan mengerahkan kekuatan penuh saat menghadapi Everton di King Power Stadium pada Sabtu (7/5) akhir pekan mendatang. Bukankah merayakan gelar pertama di kandang sendiri adalah sebuah kenikmatan?
fva
foto: darren staples/reuters. theguardian.com
Komentar