Terakhir kali keterkejutan itu terjadi pada musim 1994/1995. Kala itu, Blackburn Rovers menjadi juara Liga Primer Inggris setelah mampu bersaing dengan Manchester United dalam perebutan titel gelar juara. Setelah itu, tak ada lagi tim yang mampu menjuarai Liga Primer Inggris karena gelar juara pasti akan berkutat di antara Manchester United, Arsenal, dan juga dua tim kaya baru: Chelsea dan Manchester City.
Orang-orang begitu lama menantikan datangnya sebuah kejutan. Seperti halnya menantikan gerhana matahari yang terjadi ratusan tahun sekali di tempat yang sama, juga seperti seseorang yang menantikan Godot di pinggir jalan dalam naskah drama Waiting for Godot, yang pada akhirnya Godot sama sekali tak pernah datang. Mungkin, orang-orang sudah kelewat bosan dan dapat memprediksi siapa-siapa saja yang kelak akan menjadi juara Liga Primer Inggris pada setiap musimnya.
Sampai pada akhirnya, musim 2015/2016, sebuah angin pelan berembus melewati tanah Inggris, diiringi dengan matahari yang terbit di timur, di tanah bernama East Midland, tempat di mana Kota Leicester, dan juga klub Leicester City berada. Perlahan-lahan, matahari yang terbit di awal musim 2015/2016 tersebut mulai menunjukkan bias-bias sinarnya dan menunjukkan semburat seperti kala matahari baru menampakkan wajahnya.
Seperti tahun-tahun yang sudah berlalu, orang-orang Inggris pun awalnya ragu dengan matahari baru. Mereka menyangka bahwa perbuatan ini adalah ulah dari seorang kakek penyihir, yang kalau tidak salah berasal dari Italia, yang membuat matahari yang biasanya terbit dari Manchester, Liverpool, atau London, beralih ke East Midlands.
Meski sempat menimbulkan keraguan, toh matahari baru yang terbit dari Leicester itu tetap bersinar terang. Diawali dengan kemenangan 4-2 atas Sunderland, matahari baru tersebut langsung menyinari seluruh daratan Inggris dengan kilaunya yang berwarna biru dan berlambangkan rubah. Berturut-turut, kota-kota di Inggris mereka berhasil disinari. Setelah daerah Wearside, daerah-daerah lain seperti Tyneside, London, Manchester, Liverpool, South Hampshire, dan daerah-daerah lain pun berhasil mereka sinari. Hanya di London Utara-lah sinar mereka sulit untuk tembus.
Jelang akhir 2015 dan awal 2016, matahari yang terbit dari Leicester sudah menyinari seluruh penjuru Inggris. Semua daerah tersebut mulai menyatakan dukungannya, dan mengharapkan bahwa matahari ini tetap bersinar sampai akhir musim 2015/2016, sebelum matahari lain muncul dari daerah yang lain.
"Saya ingin mereka menjadi juara Premier League di akhir musim nanti," ujar dukungan Italiano yang sedang bermain di Prancis, Marco Veratti.
"Mereka memiliki niat dan tujuan yang mulia. Maka saya akan mendoakan mereka dari sini, dari Thailand. Semoga dengan bantuan kekuatan Buddha, mereka dapat menjadi juara," ujar biksu dari Thailand.
Dengan dukungan harapan, doa, dan semangat yang berlimpah, matahari berbaju biru ini pun semakin lama semakin terang dan menunjukkan sinarnya di tanah Inggris. Hingga akhirnya, tepat pada Mei 2016, semua daerah di Inggris, termasuk juga beberapa daerah di Wales, sudah terkena sinar matahari ini, dan membuat matahari berwarna biru dan berlambangkan rubah ini menjadi matahari tunggal yang bersinar di tanah Inggris.
Sekarang semua sudah terjadi. Matahari itu bersinar sementara semua orang sudah bisa menerimanya. Bahkan, beberapa di antaranya ada yang berpesta dan menikmati hangatnya balut sinar matahari yang baru ini. Ada juga beberapa orang yang merayakan munculnya matahari baru ini seperti sebuah kesuksesan operasi penumbangan sebuah rezim dan perusakan atas dominasi yang sudah terjadi selama beberapa tahun.
Tapi, beberapa warga di Inggris juga banyak yang memprediksi, apakah matahari ini akan melanjutkan ekspansi sinarnya ke daratan Eropa atau memang matahari ini hanya akan bersinar di Inggris saja. Atau malah, matahari ini tak akan terbit lagi.
Meskipun memprediksi apa yang akan terjadi di depan, seperti memprediksi ekspansi sinar matahari berwarna biru dan berlambangkan rubah ini ke daratan Eropa adalah sesuatu yang cukup bijak untuk dilakukan, tak ada salahnya untuk sementara ini menikmati balutan sinar lembut matahari berwarna biru berlambangkan rubah tersebut. Karena, mungkin sinar seperti ini akan sulit untuk muncul kembali, dan matahari musim depan bisa saja kembali terbit di daerah Manchester, Liverpool, atau London kembali.
foto: travelsupermarket.com
ed: fva
Komentar