Laga final Liga Champions dipastikan akan menyajikan derby Madrid. Setelah Atletico berhasil menumbangkan Bayern Muenchen, giliran Real Madrid yang berhasil menjungkalkan Manchester City. Pada leg kedua yang berlangsung Kamis (5/5) dini hari WIB, skor 1-0 untuk Real Madrid menjadi skor akhir sekaligus agregat pertandingan kedua tim.
Real Madrid sudah unggul sejak menit ke-20 lewat gol bunuh diri Fernando Reges. Gelandang asal Brasil tersebut hendak memotong umpan silang Gareth Bale namun justru mengarahkan bola meluncur ke gawang Man City yang dikawal Joe Hart.
Seperti pada leg pertama, Real Madrid kembali mendominasi pertandingan. Dari peluang yang diciptakan, skuat besutan Zinedine Zidane berhasil melepaskan 15 tembakan, sementara kubu tamu hanya lima kali, dengan hanya satu yang mengarah ke gawang.
Segalanya mulai tak sesuai rencana bagi Manchester City ketika pertandingan baru berjalan delapan menit, sang kapten, Vincent Kompany, harus mengalami cedera. Ia lantas digantikan oleh Eliaquim Mangala.
Yang tersaji kemudian kubu tamu tampil inferior pada laga ini. Absennya David Silva memengaruhi strategi yang dipilih sang manajer, Manuel Pellegrini. Manajer asal Cile tersebut tak memasang formasi 4-2-3-1 yang sebelumnya menjadi andalan.
Pellegrini memilih formasi 4-3-3 dengan memasang Fernando-Fernandinho-Yaya Toure di tengah. Kevin De Bruyne yang biasanya ditempatkan sebagai pemain no. 10, dipasang sebagai penyerang sayap kiri. Namun yang terjadi, sisi kirilah yang menjadi kelemahan Man City.
Penampilan impresif yang ditunjukkan Toni Kroos, Luka Modric, dan Isco di lini tengah Real Madrid membuat tiga gelandang City kesulitan membantu sisi kiri pertahanan. Sementara De Bruyne, tak memiliki kemampuan track back yang baik.
Pada gol bunuh diri Fernando, terlihat bagaimana De Bruyne terlambat menutup pergerakan Dani Carvajal. Hal tersebut berakibat fatal karena bek kanan asal Spanyol itu lantas memberikan umpan daerah pada Bale. Bale yang menyambut umpan tersebut lantas mengirimkan umpan silang, yang justru mengarah ke gawang Man City karena memantul pada kaki Fernando.
Sepanjang laga, sisi kiri pertahanan Man City begitu dieksploitasi oleh Real Madrid. Penampilan De Bruyne kala bertahan menjadi sorotan. Carvajal berhasil menciptakan tiga umpan kunci, empat kali melewati De Bruyne, dan dua dari tiga umpan silangnya berhasil menjadi peluang emas bagi Real Madrid.
Kehadiran Ronaldo pun menambah teror bagi lini pertahanan Man City. Meskipun ia tak mencetak gol, penyerang asal Portugal tersebut menjadi pemain dengan jumlah tembakan terbanyak, tujuh kali. Salah satu peluang emasnya adalah ketika tandukannya hanya membentur mistar gawang.
Bale yang menjadi tokoh protagonis pada gol yang dicetak Real Madrid, juga menjadi momok bagi lini pertahanan Man City. Hanya saja pada babak kedua penampilannya cenderung menurun dan kerap kali kehilangan bola. Penyerang asal Wales ini memang terlihat mengalami masalah pada paha kanannya.
Manchester City sempat mengembalikan De Bruyne ke area tengah dengan memasukkan Raheem Sterling untuk menggantikan Yaya Toure. Tak lama kemudian formasi dasar diubah menjadi 4-4-2 dengan memasukkan Kelechi Iheanacho untuk menggantikan Jesus Navas.
Hal ini disikapi dengan perubahan gaya bertahan Real Madrid. Di 30 menit terakhir, Zidane tampak tak berupaya menambah keunggulan dan memfokuskan lini pertahanan. Ketika bertahan, para pemain Real Madrid tak melakukan tekel dan pressing agresif.
Ini membuat Man City mulai bisa menguasai jalannya pertandingan. Tapi Sergio Aguero cs tampak linglung kala memasuki lini pertahanan Real Madrid. Para pemain The Citizens pun tetap berhati-hati dalam melancarkan serangan.
Akhirnya pada babak kedua pertandingan berjalan dengan tempo lambat di mana kedua kesebelasan minim peluang. Real Madrid hanya melepaskan dua tembakan dalam tempo 20 menit terakhir, begitu juga dengan Man City. Skor 1-0 pun bertahan hingga akhir pertandingan.
foto: ESPNFC
Komentar