Pedro Rodriguez adalah pemain binaan Barcelona dan disukai Josep "Pep" Guardiola. Walau Pep memiliki David Villa sampai Alexis Sanchez, apapun situasinya Pedro selalu dianggap pemain konsisten. Tapi sejak Pep hengkang dan datangnya Luis Suarez, Pedro mulai mendapatkan waktu bermain yang terbatas.
Pedro cuma 15 kali tampil sebagai pemain utama dan 20 kali diturunkan dari bangku cadangan sehingga waktu bermainnya hanya 1.349 menit saja. Tentu berbeda dengan musim-musim sebelumnya yang tampil minimal 2 ribu menit permusimnya. Ia pun tampil minimal 20 kali sejak menit pertama.
Waktu bermain yang menurun drastis itu membuat pertentangan di hati Pedro. Pemain asal Spanyol itu ingin bertahan, tapi menginginkan posisi reguler. Maka dari itu ia mulai memikirkan peluang bersama kesebelasan lain, terutama di Liga Inggris.
"Situasi yang dialami Pedro adalah kontradiksi. Dia ingin bertahan, tetapi membutuhkan menit bermain lebih," ungkap Luis Enrique seperti dikutip dari situs AS.
Pertanda itu disimak baik Chelsea, Manchester United dan Manchester City. Mereka terus menggoda Pedro selama bursa transfer musim panas 2015. Tapi ia tidak tertarik bergabung dengan City karena lebih memilih United. Namun ia pun urung bergabung dengan Manchester United, mengingat kesan negatif yang pernah dialami temannya, Victor Valdes.
Alhasil, ia pindah ke Chelsea dalam pertaruhan manajer saat itu, Jose Mourinho, di batas akhir transfer musim panas 2015. Mourinho-lah yang membujuknya bergabung. Selain itu, Cesc Fabregas juga tidak kalah penting dalam kepindahan Pedro ke Chelsea. Pasalnya, mereka berdua berteman dekat dan pernah bersama-sama membela Barca. Gol kemenangan yang dicetak Pedro ke gawang Sevilla pada Piala Super Eropa lalu adalah kado perpisahannya untuk Barca.
Awalnya, Pedro menjalankan debutnya dengan mengesankan. Ia bermain sebagai winger kanan dan mencetak gol pada laga yang dimenangkan kesebelasan barunya itu. Usahanya tersebut dipercaya sebagai "jawaban" dari kesengsaraan Chelsea pada awal musim. Tapi pada laga berikutnya, Pedro tidak bisa bertanding layaknya pahlawan seperti melawan West Brom. Empat percobaan tendangannya tidak ada yang tepat sasaran.
Pedro pun mulai merasakan dinginnya bangku cadangan Chelsea saat menghadapi Everton setelah melawan Palace. Pemain 28 tahun tersebut tidak sanggup menaklukan Brendan Galloway atau Muhamed Besic. Apalagi Pedro mesti naik turun membantu pertahanan dan serangan. Sehingga ia cuma sanggup melepaskan dua tendangan yang melenceng dan satu tekel bersih.
Pedro didatangkan agar memenuhi kebutuhan Mourinho di posisi winger kanan. Ia justru mengikuti jejak Mohamed Salah dan Juan Cuadrado yang tidak mampu menggeser Willian. Pedro pun diharapkan bisa mengantisipasi absensi Eden Hazard, tapi ia pun tidak sanggup menggantikannya dengan baik. Ketika menghadapi Tottenham Hotspur pada 2 Mei lalu, Pedro yang menggantikan posisi Hazard diganti saat pergantian babak.
Sebetulnya apa yang diinginkan Pedro soal menit bermain, sedikit lebih baik ketimbang waktu di Barcelona musim lalu. Tapi penampilannya di lapangan tidak sebagus ketika berseragam Barcelona. Bersama Chelsea, Pedro dituntut lebih berjuang dan bekerja keras.
Pedro mendapatkan kesulitan beradaptasi soal fisik. Pasalnya tidak hanya menyerang, ia dituntut membantu pertahanan dalam permainan a la Mourinho. Di La Liga ia punya akses dan ruang untuk berlari dan bergerak, tapi di Liga Inggris ia kesulitan untuk mendapatkan itu.
Pedro berusaha melakukan kemauan pragmatisnya strategi Mourinho itu tapi berdampak kepada efektivitasnya di depan gawang lawan. Musim lalu rataan mencetak gol dan asisnya bisa mencapai 0,3 sampai 1 per laganya. Tapi rataan itu menurun sejak memperkuat Chelsea. Rataan yang dimilikinya hanya sebesar 0,1 asis dan gol per laga sejauh musim ini.
Masalah-masalah itu masih berlanjut walau kursi manajer Chelsea sudah dipegang Guus Hiddink. Lagipula Hiddink cuma bisa mengubah mental para pemain Chelsea dan sedikit proporsi taktiknya. Para pemain Chelsea sendiri sudah terpatron pola-pola permainan yang diwariskan Mourinho.
Pedro telah meninggalkan Barca dalam situasi buruk. Tapi menjadi lebih buruk ketika ia sudah pindah ke Chelsea. Nyatanya ia gagal beradaptasi dengan Liga Primer Inggris dan itu tidak baik untuknya. Ia telah gagal menunjukkan kehebatan yang biasa dilakukan bersama Barca di setiap pekannya.
Catatan tidak terlalu bagus darinya itu menjadi kekhawatiran pada musim depan. Apalagi calon Pelatih Chelsea, Antonio Conte, mengisyaratkan bakal melakukan perombakan besar di tubuh Chelsea. Dan bukan tidak mungkin Pedro akan terbuang.
Media Express mengungkapkan jika Pedro sempat mengungkapkan penyesalannya bergabung dengan Chelsea kepada Fabregas. Maka bukan tanpa alasan jika santer kabar Pedro ingin kembali membela Barca. Apalagi Barca akan mencari penyerang baru untuk musim depan sehingga nama Nolito dari Celta Vigo muncul jadi buruan. Jika Pedro tidak menjilat ludahnya, maka tidak ada alasan untuk mempertimbangkannya kembali. Ia pun lebih muda satu tahun daripada Nolito. Dan mungkin Pedro akan lebih penting berada di kesebelasan yang telah membesarkan kariernya.
Lagipula Enrique pun tidak melepas Pedro dengan sepenuh hatinya waktu itu. Sehingga bukan tidak mungkin ia akan menyambut Pedro dengan tangan terbuka. Sehingga pemain bernomor punggung 17 ini bisa membuktikan ambisinya jika kembali ke sana. Walau pada poin ini pasti ada nada argumen bahwa Pedro telah mengambil jalur karier yang salah.
Kepindahan Pedro memang terjadi secara tarik ulur. Ia dibujuk Enrique dan rekan-rekan lainnya untuk bertahan di Barca. Namun ia tidak kuasa menahan sempitnya kesempatan bermain di sana. Di sisi lain, Chelsea sangat membutuhkan winger baru. Mengingat Mohamed Salah hengkang ke Roma dan Cuadrado dipinjamkan ke Juventus.
Sejak Mourinho datang, masalah yang dirasa perlu ditambalnya adalah posisi winger. Maka dari itu cukup banyak winger yang datang dan pergi dalam waktu singkat. Hanya Hazard dan Willian yang bisa dibilang paling betah. Sementara Andre Schurrle, Juan Mata, Salah, Cuadrado, Kevin De Bruyne dan lainnya sudah angkat kaki.
Pedro pun datang ke Chelsea jelang berakhirnya transfer musim panas. Dan kedatangannya melewati fase-fase adaptasi Chelsea dari latihan sehari-hari dan agenda pra musim. Sebetulnya, winger incaran utama Chelsea adalah Antoine Griezmann dari Atletico Madrid. Tapi Griezmann tidak dilepas Atletico. Sehingga Pedro yang mulai berniat meninggalkan Chelsea pada akhir transfer, maka Chelsea langsung menyambarnya.
Pedro sudah kadung bergabung dengan Chelsea. Untuk pulang ke rumah pun malu rasanya, toh ia sudah bertekad menjalani petualangan baru. Percuma juga jika Pedro meronta-ronta kepada manajer barunya nanti, sebab Conte tidak jauh pragmatis dengan Mourinho.
Ada baiknya jika Pedro bertahan. Ia akan mendapatkan waktu untuk beradaptasi dengan Liga Primer Inggris. Terlebih ia akan memulai episode baru bersama Conte yang "sama-sama baru" mencicipi Liga Inggris. Jadi tampaknya, karpet untuk Pedro dari Liga Inggris baru digelar musim depan.
Komentar