Tidak selamanya transfer pemain mahal bisa memberikan yang terbaik bagi kesebelasan barunya. Tidak selamanya juga merekrut pemain terbaik musim lalu bisa menjadi andalan baru di kesebelasan barunya. Hal ini lumrah di dalam sepakbola. Tapi rasanya sangat disayangkan jika pemain terbaik dan mahal itu mengecewakan bersama kesebelasan barunya. Pasalnya, ekspektasi pendukung sepakbola di setiap bursa transfer adalah kedatangan pemain baru. Diharapkan pemain baru yang datang bisa lebih baik dari pemain yang sudah pergi.
Di sisi lain, pendukung kesebelasan sepakbola tertentu tidak bisa menyalahkan pemain begitu saja. Sebab dalam sepakbola bukan berbicara soal kualitas dan nama besar saja, terutama di Liga Primer Inggris. Ketika bintang dari liga lain berdatangan, jangan langsung cepat berharap lebih. Karena pemain harus beradaptasi dengan kompetisi yang mengandalkan fisik ini. Tapi ada juga yang punya pengalaman di Liga Inggris, justru tidak bisa membuat manajer barunya percaya kepada kemampuannya.
Maka, atas kendala-kendala yang dihadapi pemain baru dari bursa transfer musim panas 2015, Pandit Football merangkum lima pemain yang gagal memenuhi harapan di musim ini.
Clinton N`Jie (Tottenham)
Olympique Lyonnais selalu menghasilkan penyerang-penyerang haus gol. Mulai dari Karim Benzema sampai Alexandre Lacazette adalah penyerang jebolan akademi Lyon. Mungkin itulah alasan Tottenham Hotspur merekrut Clinton N`Jie dari Lyon. Tottenham kepincut dengan raihan tujuh gol dan tujuh asist N`jie bersama Lyon di Ligue 1 2014/2015.
Apalagi waktu itu Mauricio Pochettino, Manajer Tottenham, sedang membutuhkan pelapis Harry Kane. Sehingga N`jie yang memiliki tendangan jarak jauh yang bagus itu direkrut Tottenham seharga 10 juta poundsterling. Dan Lyon masih bisa mendapatkan tambahan 1,5 juta poundsterling jika penampilannya memuaskan. Pochettino sangat berharap kepada N`jie, apalagi usianya masih muda, mengingat lahir pada 15 Agustus 1993 silam.
N`jie pun dicoba Pochettino dalam persiapan pra musim sebagai penyerang. Namun rasanya N`jie tidak memuaskan sebagai ujung tombak. Sehingga Pochettino mencari pemain depan lain dan mendatangkan Son Heung-Min. Sebagai alternatif bagi N`jie, ia ditaruh sebagai gelandang serang. Tapi di posisi itu pun tidak mampu ditembusnya karena kalah bersaing dengan Bamidele Alli, Christian Eriksen, Moussa Dembele, atau Nacer Chadli. Sehingga ia baru dimainkan delapan kali pada Liga Primer Inggris 2015/2016. Bahkan seluruhnya dimainkan sebagai pemain pengganti.
Kendati demikian, Pochettino tidak perlu terlalu khawatir kepada N`jie. Sebab ia masih muda dan masih bisa diberi kesempatan pada musim depan. Jika N`jie masih belum signifikan, mungkin ia harus dipinjamkan ke kesebelasan lain terlebih dahulu. Apalagi pemain asal Kamerun ini masih muda. Namun akan sangat disayangkan pemain seharga 10 juta poundsterling ini masih belum menunjukkan kemampuan terbaiknya dalam dua tahun ke depan.
Asmir Begovic (Chelsea)
Cukup mengejutkan ketika Asmir Begovic memutuskan hengkang dari Stoke City menuju Chelsea dengan harga 8,6 juta poundsterling. Pasalnya, saat itu Chelsea sudah memiliki kiper utama yang hebat pada diri Thibaut Courtois.Padahal Begovic selalu berambisi menjadi kiper utama. Maka dari itu ia lebih memilih bergabung dengan Stoke daripada Tottenham pada bursa transfer 2010 lalu. Mengingat saat itu Tottenham punya dua kiper yang bagus, yakni Carlo Cudicini dan Heurelho Gomes.
Tapi Begovic punya celah menjadi kiper utama Chelsea. Kesempatan itu didapatkannya setelah Thibaut Courtois mengalami cedera lutut pada awal September 2015. Begitu juga ketika Courtois absen karena mendapatkan kartu merah. Tapi sayangnya ia tidak bisa menjawab kepercayaan saat menjadi kiper utama. Di luar masalah di lini pertahanan Chelsea selam musim ini, Begovic cuma mampu clean sheet di empat laga dari 17 kali penampilannya.
Yang paling naas adalah saat Begovic kembali ke Stadion Britania, kandang Stoke. Ia gagal mengalahkan mantan kesebelasannya itu pada ajang Piala Liga 2015/2016 tersebut. Begovic harus melihat Jack Butland, kiper Stoke, lebih superior. Dan Chelsea kalah melalui adu penalti. Begovic melengkapi kegagalan transfer musim panas lainnya dari Abdul Rahman Baba, Pedro Rodriguez dan Papy Djilobodji.
Gohkan Inler (Leicester)
Leicester merasa kehilangan gelandang bertahannya, Esteban Cambiasso, yang membantu menyelamatkan dari degradasi Liga Primer Inggris 2014/2015. Cambiasso hengkang ke Olympiakos dan Claudio Ranieri, Pelatih Leicester, mencari penggantinya yang sepadan. Ranieri pun sempat mengeluh kesulitan menemukan pengganti Cambiasso yang bermain bagus dan memiliki jiwa pemimpin. Akhirnya Ranieri menjatuhkan pilihannya kepada Gohkan Inler yang direkrut dengan harga 4,9 juta poundsterling dari Napoli.
Inler dianggap sebagai pemain yang bisa mengobati Ranieri sepeninggal Cambiasso. Pasalnya, Inler dianggap sebagai gelandang bertahan yang kuat dan memiliki jiwa kepemimpinan, mengingat ia sempat menjabat kapten di Napoli dan Tim Nasional (Timnas) Swiss. Bahkan untuk mendapatkannya pun tidak mudah. Sebab Leicester harus bersaing dengan Arsenal, Besiktas, Sunderland dan West Ham United, untuk mendapatkan Inler.
Ketika perkenalannya sebagai pemain baru Leicester, ia mengaku tidak akan kesulitan beradaptasi dengan Liga Inggris. Inler mengatakan suka dengan sepakbola Inggris yang mengandalkan fisik. Tapi nyatanya tidak semudah itu. Pemain 31 tahun itu justru tidak mendapatkan tempat di skuat utama Leicester. Nyatanya Ranieri lebih menyukai duet N`Golo Kante dengan Danny Drinkwater di lini tengah. Sama seperti Inler, Kante sendiri merupakan gelandang bertahan yang direkrut pada bursa musim panas 2015.
Pilihan Ranieri kepada duet Kante dan Drinkwater membuat Inler hanya tampil lima kali di Liga Primer Inggris 2015. Bahkan ia baru tiga kali diturunkan sejak menit pertama dan dua sisanya sebagai pemain pengganti. Inler pun merasa frustasi di Leicester dan berniat hengkang pada bursa transfer musim panas 2016. Dan Sampdoria disebut-sebut sebagai salah satu kesebelasan yang meminatinya. Jadi walau pun berhasil menjuarai Liga Primer Inggris 2015/2016, Leicester rupanya memiliki pemain yang tidak bahagia dan menjadi transfer yang gagal.
Memphis Depay (Manchester United)
Kesebelasan mana yang tidak terpikat dengan penampilan Memphis Depay ketika memperkuat Belanda di Piala Dunia 2014? Empat laganya menghasilkan dua gol dan satu asis. Sejak itulah namanya mulai melambung dan diincar kesebelasan-kesebelasan besar Eropa. Tapi Memphis lebih memilih bertahan bersama PSV Eindhoven dan keputusannya itu tepat. Ia berhasil membawa PSV juara dan menjadi top skor Eredivisie 2014/2015.
Prestasinya itu membuat Memphis bisa lega meninggalkan PSV dan bergabung dengan Manchester United dengan harga 25 juta poundsterling. Apalagi Louis van Gaal yang menjadi manajer United merupakan pelatihnya di Timnas Belanda saat Piala Dunia 2014. Atas kolaborasi itulah yang membuat ekspektasi para pendukung United begitu besar terhadap kesebelasan pujaannya di Liga Primer Inggris 2015/2016.
Tapi ekspetasi kepada Memphis perlahan menurun sepanjang musim itu. Memphis baru mencetak dua gol dari penampilannya di Liga Primer Inggris musim ini. Berbeda dengan musim sebelumnya bersama PSV, di mana ia bisa menceploskan 22 gol dan menjadi top skor. Begitu juga dengan torehan asis yang disumbangkannya. Memphis belum menyumbangkan asist satu pun, sementara ia melakukan itu lima kali bersama PSV pada musim lalu.
Bahkan Memphis tidak sepenuhnya bermain secara reguler bersama United. Ia cuma masuk starting line-up sebanyak 16 kali dan duduk di bangku cadangan 20 kali. Memphis pun harus turun sebagai pemain pengganti sebanyak 12 kali. Ketidakcocokan permainan Van Gaal untuk United bisa menjadi alasan penurunan penampilannya. Sebab Memphis nampak tidak diberi kebebasan untuk melakukan serangan di sepertiga akhir lawan.
Menurut mantan pemain United, Paul Scholes, Memphis layak diberikan kesempatan lagi. Tapi ini bukan soal kesempatan, melainkan Memphis yang sudah membuat United dan pendukungnya berharap lebih di Liga Inggris dan Eropa. Memphis sendiri memiliki kontrak di United sampai 2019. Tapi ia dikabarkan melakukan pertemuan pribadi dengan Van Gaal untuk membahas masa depannya di United.
Christian Benteke (Liverpool)
Pindah ke Liverpool pada bursa musim panas 2015, mungkin akan menjadi penyesalan Christian Benteke. Kariernya bersama kesebelasan berjuluk The Reds itu seolah tidak dihargai. Padahal kontribusinya cukup penting bagi Liverpool. Ia selalu mencetak gol-gol penting untuk kesebelasannya, seperti ketika melawan AFC Bournemouth, Leicester, Sunderland, Crystal Palace dan Chelsea. Total, Benteke pun sudah menyumbangkan sembilan gol untuk Liverpool.
Namun kontribusinya itu tidak membuat Jurgen Klopp, manajer Liverpool, percaya kepadanya. Hal itu wajar karena Benteke bukanlah kriteria penyerang yang diinginkan Klopp. Mantan Pelatih Dortmund itu lebih menyukai penyerang yang bisa turun ke bawah untuk memenangkan bola dari lawannya. Apalagi peran Benteke semakin terisish dengan Daniel Sturridge yang sudah sembuh dari cedera.
Total, Benteke baru 13 kali diturunkan sejak menit awal di Liga Primer Inggris. Dan ia diturunkan 15 kali sebagai pemain pengganti. Padahal biaya untuk mendatangkan Benteke tidaklah murah, Liverpool harus mengeluarkan 32,5 juta poundsterling. Penyerang asal Belgia ini pun kebingungan dengan statusnya di Liverpool. Situasi itu membuat West Ham United dan Juventus mengincarnya pada bursa transfer musim panas 2016. Dan ketika ia kecewa kepada Liverpool, Benteke bisa saja semakin menyesal karena melihat Aston Villa terdegradasi musim ini setelah ditinggalkannya.
Komentar