Kekhawatiran sempat melanda kubu Argentina. Tentu saja kekhawatiran ini disebabkan oleh salah satu bintang andalan mereka, Lionel Messi, yang masih diragukan untuk tampil dalam laga melawan Cile di Santa Clara. Pelatih Argentina, Gerardo "Tata" Martino, akhirnya mengambil keputusan untuk tidak menurunkan Messi dalam starting line-up di laga tersebut.
Namun, begitu pertandingan berlangsung, ada hal berbeda yang ditunjukkan oleh Argentina. Meski memang awalnya sempat khawatir, Argentina main dengan begitu "spartan" dengan pressing ketatnya semenjak babak pertama dimulai. Hal ini bisa jadi membuat orang-orang, termasuk pendukung Argentina, terpana akan penampilan Albiceleste.
Tampil dengan pemain-pemain yang juga merupakan nama-nama mentereng di klubnya, seperti Angel Di Maria, Nicolas Gaitan, Ever Banega, dan Gonzalo Higuain, Argentina bermain dengan penuh semangat dan ambisi akan meraih kemenangan. Setiap pemain mampu menjalankan perannya dengan baik tanpa terbebani oleh absennya seorang Lionel Messi.
Di Maria tetap menjadi sosok kunci penyerangan Argentina di sayap, seperti yang ia lakukan dalam ajang Piala Dunia 2014 lalu. Banega mampu menjadi pemasok bola yang baik di lini tengah para striker dan winger di depan (memberikan satu asis untuk seorang Angel Di Maria). Gonzalo Higuain? Meski tidak mencetak gol tapi aksinya dalam menarik bek lawan patut diacungi jempol.
Yang lebih hebat lagi, adalah baiknya permainan dari pemain yang membela klub Benfica, Nicolas Gaitan. Secara khusus, Tata Martino memang memberikan peran spesial kepada dirinya. Ia diplot untuk mengisi posisi yang ditinggalkan oleh seorang Lionel Messi. Alih-alih terbebani, Gaitan justru tampil eksplosif.
"Saya hanya mengatakan kepadanya untuk main secara biasa saja. Ternyata ia malah tampil dengan luar biasa," ujar Tata Martino seperti dilansir ESPN FC.
Sejak menit-menit awal pertandingan, Gaitan sudah mencetak peluang melalui sundulan yang dihasilkan melalui umpan Di Maria. Ia pula yang menjadi tumpuan serangan La Albiceleste di sayap bersama Angel Di Maria. Namun, secara keseluruhan bukan hanya Gaitan, ataupun lini serang Argentina saja yang tampil menawan. Pemain-pemain lain yang bermain di posisi lain pun bermain dengan luar biasa. Ada nama Augusto Fernandez yang bermain cemerlang di lini tengah dan menjaga kedalaman bersama Javier Mascherano.
Ada juga nama Ramiro Funes Mori di posisi bek yang tampil baik menggalang lini pertahanan Argentina. Terlepas dari satu gol yang terjadi di menit-menit akhir akibat kesalahan antisipasi bek (Funes Mori dan Otamendi) yang mengakibatkan terjadinya gol Jose Fuendaliza dan juga blunder yang dilakukan pada babak pertama, sepanjang pertandingan, duet bek ini tampil apik dalam menggalang lini pertahanan.
Memang, ada yang berbeda dengan Argentina pada laga pembuka melawan Cile ini. Tanpa Messi, yang pada akhirnya benar-benar tidak diturunkan, mereka mampu tampil sebagai sebuah kesatuan unit yang baik. Meski sama-sama bermain menekan, berkat kesatuan yang baik dari skuat Argentina, mereka mampu menekan balik dan merepotkan lini tengah dan pertahanan Cile.
Marcelo Diaz dan Charles Aranguiz harus berjibaku dengan seorang Augusto Fernandez dan Javier Mascherano yang bermain lugas dalam menghalau serangan yang dilancarkan Cile. Alexis Sanchez pun beberapa kali kesulitan dalam menembus pertahanan Argentina karena selain minimnya dukungan dari pemain lain, Otamendi dan Funes Mori pun menunjukkan performa positif.
Pada intinya, permainan Argentina terlihat lebih cair. Pertukaran posisi antar pemain berlangsung dengan lancar, seperti saat gol kedua ketika Banega dan Di Maria bertukar posisi untuk membingungkan bek. Lalu, di tengah permainan Argentina yang cair ini, apa reaksi dari sang megabintang, Lionel Messi, yang tidak dimainkan?
Seperti terlihat dalam video di bawah ini, ia hanya mampu memberikan dukungan lewat tepukan tangan dan juga teriakan-teriakannya di bench, tidak lebih.
Lebih jauh, dalam pertandingan melawan Cile ini, tercermin sebuah perasaan yang langsung bisa dibalikkan begitu saja dengan cepat; dari yang semula dirindukan sebelum pertandingan, tiba-tiba saja tidak dirindukan saat pesta kemenangan diadakan.
Benar, usai kemenangan melawan Cile, muncul sebuah pertanyaan; Apakah sosok Messi akan dirindukan? Melihat permainan Argentina, yang biasanya tertumpu, ataupun menyesuaikan dengan kemampuan seorang Messi, begitu cair dan mengalir (dengan sedikit kesalahan yang bisa dinetralisir), bukan tidak mungkin, sosok Messi akan sedikit terpinggirkan dari skuat untuk Copa America Centenario 2016 ini.
Bukan hanya akan terpinggirkan dalam laga-laga yang sifatnya laga penggembira, namun, dalam fase knockout pun, jika dalam sisa dua laga selanjutnya Argentina mampu bermain baik tanpa Messi, mungkin saja ia tidak akan dimainkan dalam laga fase knockout. Bisa saja menjadi lebih sensasional lagi kalau Argentina juara pada akhir kompetisi tanpa Messi terlibat di dalamnya.
Ujian bagi seorang Tata Martino, apakah ia berani untuk tidak memainkan Messi, dengan hasil permainan yang cair, ataupun memainkan Messi, dengan risiko harus menemukan peran yang tepat bagi seorang Messi.
foto: en.wikipedia.org
ed: fva
Komentar