Sebagian besar pemain memilih untuk mengelak atas sanksi yang diberikan oleh komisi disiplin atas doping yang telah mereka lakukan. Akan tetapi Sakho memilih jalur yang berbeda, setelah ia dipastikan lepas dari jeratan doping yang dijatuhkan oleh UEFA, Mamadou Sakho justru meminta dirinya untuk dihukum.
UEFA sendiri telah memutuskan untuk tidak memperpanjang sanksi yang dijatuhkan kepadanya setelah tidak terbukti melakukan tindakan ilegal tersebut. Kepala medis dan doping UEFA, Marc Vouillamoz, menjelaskan bahwa Sakho telah meminta sendiri sanksi tersebut. Pemain berusia 26 tahun itu mengajukan diri untuk dijatuhi sanksi atas tuduhan yang diberikan kepadanya.
"Dalam kasus ini, pemain yang justru meminta untuk dihukum sementara , atas kehendaknya sendiri, dan UEFA menyetujui permintaannya", seperti kata Vouillamoz yang dilansir oleh L`Equpe.
Ia juga menambahkan bahawa komite disiplin akan bergerak cepat atas kasus ini. Data telah diselidiki oleh para ahli, dokumen pembelaan pemain juga telah dipelajari dan pemain telah diberikan kesempatan untuk berbicara untuk memberikan pendapat serta pembelaannya. Dengan aksi sportif yang dilakukan Sakho, kasus ini akan semakin cepat untuk diproses.
Sakho sebelumnya telah dijatuhi hukuman oleh UEFA setelah diduga mengkonsumsi obat doping saat laga antara Liverpool melawan Manchester United di ajang Liga Europa tiga bulan lalu. Setelah dugaan tersebut, badan tertinggi sepakbola Eropa itu menjatuhkan sanksi larangan bermain selama 30 hari.
Dalam jangka waktu tersebut juga dilakukan penyelidikan lebih dalam atas kasus tersebut. Alhasil mantan pemain PSG tersebut harus absen dari delapan pertandingan terakhir yang dijalani oleh Liverpool. Selain itu, hukuman tersebut juga telah menutup peluang Sakho untuk tampil memperkuat Prancis di ajang Piala Eropa 2016.
Akan tetapi Sakho telah terbukti hanya menggunakan obat pembakar lemak. Memang ada beberapa zat dilarang dalam dalam aturan yang tertera, akan tetapi obat tersebut juga tersemat beberapa unsur yang masih legal untuk dikonsumsi.
UEFA sendiri memang terus berupaya untuk memerangi kasus doping. Metode yang dilakukan meliputi tes sampel darah dan urine, serta screening yang dilakukan atas hormon pertumbuhan manusia.
Sebelumnya para pemain Liga Primer juga pernah tersangkut kasus doping. Di musim 2003/2004 Adrian Mutu pernah dihukum 7 bulan setelah terbukti menggunakan doping. Selain itu Abel Xavier yang di tahun 2005 membela Middlesbrough juga telah diganjar sanksi 18 bulan.
Foto: wikimedia
Komentar