Jermain Defoe memang gagal untuk tampil pada Piala Eropa 2016. Pasalnya ia tak dipilih Roy Hodgson untuk masuk dalam skuat Inggris untuk tampil di Prancis. Namun kesedihan tersebut paling tidak telah terobati usai Sunderland memperpanjang masa kerjanya. Pemain berusia 33 tahun tersebut telah menandatangani kontrak baru untuk tetap berseragam Sunderland hingga 2019 mendatang.
Sam Allardyce, arsitek Sunderland, mengatakan bahwa ia sangat gembira atas kesepakatan tersebut. Pelatih yang akrab dengan sebutan Big Sam itu memuji kondisi fisiknya walaupun kini sudah tak muda lagi. "Jermain adalah salah satu pencetak gol terhebat dalam sejarah Liga Primer dan ia adalah pemain yang diinginkan oleh manajer untuk berada di timnya," tutur Big Sam seperti yang dilansir situs resmi Sunderland.
Defoe didapatkan Sunderland dari Toronto FC pada Januari 2015, dan merelakan Jozy Altidore sebagai gantinya. Di musim pertamanya, pemain bertinggi badan 171 cm itu tampil kurang maksimal. Ia hanya melesakkan empat gol dari 17 kali bermain. Semusim berselang, transaksi tersebut baru terbukti sukses. Defoe bermain cemerlang dengan mencetak 15 gol dari 33 laga yang dilakoninya. Jumlah itu hampir sepertiga dari total gol yang telah dicetak oleh Sunderland sepanjang musim lalu.
Selain itu ia juga berhasil mencatatkan diri sebagai pemain asli Inggris paling produktif ketiga di Liga Primer setelah Harry Kane dan Jamie Vardy. Berkat kontribusi tersebut Defoe berhasil menyelamatkan The Black Cats dari zona degradasi. Maka tak ayal ia dianugerahi sebagai pemain terbaik Sunderland musim 2015/2016.
Sunderland sendiri lebih banyak berkutat di papan bawah dengan penampilan buruk mereka di musim ini. Beruntung mereka bisa menunjukkan performa yang menanjak dalam enam pekan terakhir. Defoe sukses menyumbang tiga gol penting dalam rentetan laga tersebut, termasuk saat menyumbang satu gol saat meraih poin penuh atas Chelsea.
Dengan kontrak berdurasi tiga tahun, otomatis ia akan bertahan di Stadium of Light hingga usia 36 tahun dan juga akan bersaing dengan beberapa penyerang yang lebih muda darinya. Meski begitu hal tersebut tampaknya tak menjadi masalah berarti. Bahkan ia bisa mengungguli para juniornya seperti Jeremain Lens, Dame N`Doye, Duncan Watmore, serta penyerang sekaliber Fabio Borini, dalam jumlah gol. Toh, saat sebagian orang berpikir kariernya telah redup saat merantau ke Major League Soccer, ia justru masih mampu membuktikan kualitas yang dimilikinya.
Foto: Wikimedia
ed: fva
Komentar