Dibandingkan negara di Eropa Tenggara lainnya, Albania bukanlah negara yang besar. Dalam beberapa aspek, negara yang beribukota di Tirana ini, bahkan kalah dari Serbia maupun Bulgaria, yang tepat berada di sebelah utara dan barat.
Sepakbola juga termasuk salah satu aspek yang bukan merupakan keunggulan Albania. Medio 1990-an, negara yang identik dengan warna merah ini bahkan begitu akrab dengan kekalahan. Timnas Spanyol bahkan pernah mencatatkan kemenangan telak 9-0 atas Albania dalam laga yang digelar pada 19 Desember 1990.
Buruknya hasil yang mereka dapat di era tersebut pada akhirnya membuat sepakbola mereka terbelakang. Dalam catatan situs resmi FIFA, Albania bahkan sempat tercatat di peringkat ke-116 dalam ranking FIFA pada 1996 dan 1997. Tidak mau terus menerus berada dalam deretan kesebelasan terburuk, Albania mencoba memperbaiki kualitas sepakbola mereka. Federasi sepakbola Albania, FSHF, pun membuat gebrakan pada era 2000-an.
Di tahun 2002, Albania untuk pertama kalinya menunjuk seorang pelatih asing untuk menjadi pembesut timnas-nya. Giuseppe Dossena, eks pemain Torino menjadi orang pertama di luar Yugoslavia dan Albania yang dilantik sebagai pelatih timnas.
Perjalanan Dossena di timnas Albania nyatanya tidak panjang. Empat hari setelah dilantik, ia digantikan oleh Hans-Peter Briegel, yang sebelumnya melatih Trabzonspor. Pengambilalihan kursi dari Dossena ke Briegel nyatanya membuahkan hasil.
Di tangan Briegel, Albania mulai mengancam tatanan sepakbola di Eropa Tenggara. Pada 2003, mereka bahkan mencatatkan sejarah dengan memecahkan rekor gol terbanyak dalam satu pertandingan ketika mengalahkan Vietnam dengan skor 5-0.
Kesuksesan bersama Briegel membuat Albania merasa cocok dengan pelatih asing. Hasilnya, kini Albania memercayakan kursi pelatih timnas-nya kepada Gianni de Biasi, yang tidak lain adalah seorang Italia.
Penampilan di Piala Eropa 2016
Perjuangan mereka di Piala Eropa 2016 dimulai ketika mereka menghadapi Swiss di Stade Bollaert-Delelis. Sama seperti kesebelasan debutan lain, Albania bermain begitu buruk di awal-awal laga dan Swiss mampu memanfaatkan hal tersebut dengan unggul cepat ketika laga baru berjalan lima menit.
Buruknya permainan ditambah kebobolan begitu cepat nyatanya menurunkan mental anak asuh De Biasi. Di menit ke-36, giliran kapten tim, Lorik Cana, yang terkena kartu kuning kedua. Performa buruk di babak pertama berhasil diatasi di babak kedua. Swiss yang kini berada di peringkat ke-15 FIFA bahkan terus dikurung oleh Albania di pengujung laga. Beruntung bagi Swiss, Albania tidak mampu mencetak gol penyama kedudukan.
Kekalahan di laga pertama menambah beban mereka di laga kedua. Ujian bagi anak asuh De Biasi semakin berat karena mereka harus menghadapi Prancis, yang bertindak sebagai tuan rumah sekaligus favorit juara.
Menghadapi Prancis, Albania ternyata tidak mengendurkan serangan. Cara bermain mereka bahkan mirip dengan apa yang mereka tunjukkan seperti di laga babak pertama melawan Swiss. Hal ini pun membuat Prancis kesulitan.
Meski demikian, kematangan tim membuat Prancis sukses menaklukkan Albania. Dua gol dari Dimitri Payet dan Antoine Griezmann ketika pertandingan sudah memasuki menit ke-87 membuat Les Blues menjadi kesebelasan pertama yang lolos ke babak perdelapanfinal.
Dua kekalahan mengharuskan Albania menang di pertandingan ketiga. Meski berat, namun laga diyakini bakal lebih mudah karena lawan yang dihadapi adalah Rumania, yang secara peringkat FIFA paling dekat dengan Albania.
Kembali menampilkan performa baik, Albania sukses memberi tekanan Rumania sejak menit pertama. Hasilnya, Cana dkk., berhasil unggul 1-0 beberapa menit jelang berakhirnya babak pertama lewat Armando Sadiku.
Gol ini bukan sekadar gol. Selain karena gol ini bisa menjadi penentu lolos tidaknya Albania ke babak perdelapanfinal, gol ini juga menjadi gol pertama Albania di turnamen besar. Gol yang dibuat oleh Sadiku ini sekaligus melengkapi keberhasilan Albania lolos ke putaran final Piala Eropa.
***
Meski sukses meraih kemenangan 1-0 atas Rumania, namun perjuangan Albania belum selesai. Kini tugas mereka adalah berdoa agar peluang lolos yang saat ini dimiliki bisa tetap terjaga, sekaligus mencatatkan keberhasilan lolos ke babak knock out untuk pertama kalinya.
ed: fva
Komentar