Kegagalan di Serie A musim 2015/2016 membuat AC Milan bergerak cepat di bursa transfer. Rabu (24/5) malam WIB, rival sekota Inter Milan ini meresmikan pemain barunya, Gianluca Lapadula, dari kesebelasan Serie B, Pescara.
Hijrahnya Lapadula ke Milan sendiri terbilang mengejutkan. Pasalnya, di saat yang bersamaan ia juga dikaitkan dengan Tottenham Hotspur, Leicester City, Napoli, dan Juventus. Penampilan istimewa Lapadula di Pescara musim lalu, menjadi alasan Milan mendatangkannya. Ia pun bakal diplot menjadi teman duet Carlos Bacca yang bekerja sendirian di lini depan Milan musim lalu.
ESPNFC mengabarkan Lapadula telah menyetujui kontrak lima tahun yang ditawarkan oleh Milan. Mereka juga mengatakan bahwa ia dikontrak dengan banderol sembilan juta Euro. Dalam wawancara dengan ESPNFC, Lapadula mengakui bahwa ia memang berkeinginan bergabung dengan Milan.
“Saya memang berkeinginan untuk bergabung dengan Milan,” ujarnya. “Beruntung, negosiasi ini berjalan begitu cepat. Saya pun ingin berterima kasih kepada (Adriano) Galliani dan (Silvio) Berlusconi yang telah memercayai saya untuk memperkuat kesebelasan ini.”
Menariknya siapa Lapadula? Apa yang membuatnya menjadi buruan banyak kesebelasan (sebelum didatangkan Milan)?
Cerita mengenai Lapadula bermula ketika Juventus melepasnya pada 2004 karena ia dianggap gagal memenuhi ekspektasi dari akademi Si Nyonya Tua. Lepas dari Juventus, ia pun mengembara ke beberapa kesebelasan sebelum menginjakkan kakinya di kandang Parma, Ennio Tardini, pada 2009.
Meski demikian, ia tidak langsung mendapatkan jatah bermain di tim senior Parma. Lapadula, yang saat itu berusia 19 tahun, dipinjamkan ke beberapa kesebelasan untuk menambah jam terbang.
Lapadula butuh tiga kesebelasan untuk menjadi striker yang menakutkan di depan gawang lawan. Musim 2011/12 menjadi pertanda ketajaman Lapadula. Di musim tersebut, Lapadula yang dipinjamkan ke kesebelasan amatir Italia, San Marino Calcio mampu membuat 24 gol dari 35 laga.
Penampilan apik Lapadula membuatnya kembali dipanggil oleh Parma. Namun karena merasa Lapadula belum matang, Parma kembali meminjamkannya ke kesebelasan lain. Kali ini, ia dipinjamkan ke kesebelasan Serie B, Cesena dan Frosinone.
Di dua kesebelasan tersebut, Lapadula kembali bermain baik. Dalam wawancara yang dibuat oleh Gazetta World, Lapadula mengakui bahwa kurangnya kesempatan yang diberikan kedua kesebelasan tersebut membuat ia gagal menampilkan yang terbaik.
"Dipinjamkan" adalah rutinitas setiap musim Lapadula. Pada musim 2013/2014, ia kembali dipinjamkan oleh Parma ke kesebelasan Slovenia, Nogometno Društvo Gorica, atau yang lebih dikenal dengan Gorica, yang berlaga di divisi utama Slovenia.
Di Gorica, nama Lapadula mencuat. Alasannya, sebagai pemain baru, ia mampu beradaptasi dengan baik dengan membuat 13 gol serta mempersembahkan trofi Liga Slovenia.
“Mereka menyambut saya dengan tangan terbuka. Dan hal itu lah yang membuat saya mampu bermain bagus di sana,” ucap Lapadula saat ditanya oleh Tutto Mercato mengenai kesuksesannya ketika bermain di Slovenia.
Baiknya karier Lapadula di Gorica membuat ia berkeinginan bermain di Parma musim berikutnya. Meski demikian, krisis keuangan yang mulai melanda Gialloblu, membuatnya harus menerima kenyataan bahwa ia akan dipinjamkan di kesebelasan lain. Lapadula pada akhirnya lebih memilih bermain untuk kesebelasan Lega Pro, SS Teramo.
Di Teramo ia menunjukkan permainan istimewa. Lapadula kembali menjadi pendulang gol terbanyak. Total, ia mencetak 21 gol dalam 38 laga yang ia lakoni di musim tersebut. Baiknya performa yang ia tunjukkan, berhasil membuat Teramo menjuarai Lega Pro musim 2014/2015, meski pada akhirnya dicabut karena adanya pengaturan hasil pertandingan.
Bangkrutnya Parma membuat Lapadula dilepas secara bebas pada akhir musim 2014/2015. Pescara yang dilatih oleh eks pemain Lazio, Massimo Oddo, mendatangkannya untuk memperkuat lini depan timnya. Dalam wawancara di awal musim 2015/2016 bersama Italian Football Daily, Oddo berkata bahwa Lapadula bakal mengangkat performa kesebelasannya secara keseluruhan.
Pernyataan Oddo rupanya tidak keliru. Sejak september 2015, ia tidak berhenti untuk mencetak gol. Total, Lapadula mencetak 30 gol dari 44 partai yang ia jalani di Pescara. Hebatnya lagi, tidak ada satu pun dari 30 gol tersebut yang ia cetak dari tendangan penalti.
Keberadaan Lapadula tentunya akan jadi solusi mencetak gol Milan yang musim lalu hanya mencetak 49 gol dari 38 partai. Persoalannya, apakah para gelandang Milan bisa memberikan servis yang baik bagi Lapadula, seperti yang ia terima di Slovenia, Teramo, dan Pescara?
ed: fva
Komentar