Oleh: Muhammad Salman Farisi*
Bursa transfer benar-benar menjadi masa di mana kita sibuk mencari kebenaran informasi perihal lalu lintas ekonomi dunia sepakbola. Proses perpindahan pemain, dengan nilai jual-beli dan kontrak yang didapatnya menjadi isu hangat pada saat jeda kompetisi. Selain itu kabar-kabar tak terduga menjadi sensasi tersendiri bagi pencinta sepakbola.
Aturan main untuk transfer pemain tentu tidak mudah. Butuh kesepakatan banyak pihak seperti pemain yang bersangkutan beserta agen, dan juga klub yang ingin membeli dan klub yang bersedia menjual. Lalu juga ada pembahasan kontrak, pendapatan lain, serta tes kesehatan.
Rumor yang sering terdengar adalah tidak terjadi kesepakatan harga antara pihak-pihak yang bertransaksi. Harga yang dipatok dengan tinggi seringkali menjadi alasan kegagalan transfer pemain. Namun, kenekatan beberapa kesebelasan demi target prestasi terbaik terkadang bisa membuat tim memenuhi harga yang diminta walaupun terlihat tinggi.
Para pemimpin klub umumnya punya peranan penting soal nasib pemain: apakah ia akan merelakan pemain andalannya hengkang, atau memasang kebijakan "jual mahal" buat semua pemainnya. Berikut di antaranya para pemimpin kesebelasan yang menerapkan kebijakan "jual mahal":
Daniel Levy
Pria berkepala plontos berkebangsaan Inggris ini merupakan Chairman Tottenham Hotspur sejak 2001. Kebijakan transfer kesebelasan asal London Utara di bawah kepemimpinannya tergolong alot dalam proses keluarnya pemain.
Gareth Bale dilepas untuk Real Madrid dengan banderol kurang lebih 100 juta euro pada awal musim 2013/2014. Lalu, Dimitar Berbatov pada 2008, ditebus Manchester United seharga 38 juta euro, serta Luka Modric dalam bursa transfer 2012/2013 yang dibeli Real Madrid dengan 30 juta euro.
Hans-Joachim Watzke
Pria yang menjabat sebagai CEO Borussia Dortmund ini melakukan sejumlah penjualan pemain dengan nilai harga tinggi jelang musim 2016/2017 bergulir. Henrikh Mkhitaryan dibeli Manchester United seharga 42 juta euro, Mats Hummels dibawa pulang Bayern Munchen dengan mahar 38 juta euro, dan Ilkay Gundogan ke Manchester City dengan tebusan 27 juta euro. Borussia Dortmund bisa saja lebih dapat banyak uang lagi di bursa transfer 2016 jika penyerang andalannya, Pierre-emerick Aubameyang, hengkang.
Aurelio De Laurentiis
Sebagai orang nomor satu di SS Napoli, De Laurentiis menjadi lawan bicara bagi klub lain yang ingin merekrut pemain di Napoli. Untuk pemain yang tengah naik daun berkat penampilannya bersama Napoli, sang presiden merestui pemain pergi dengan harga tinggi. Contohnya penjualan Edinson Cavani dengan harga 64,5 juta euro ke Paris Saint-Germain pada musim panas 2013 dan terkini Gonzalo Higuain yang dilepas ke Juventus dengan mahar tak kalah tinggi: 90 juta euro.
Vincent Labrune
Tak banyak yang mengenal sosok Presiden Olympique Marseille yang satu ini. Beberapa pelatih Marseille seperti Marcelo Bielsa di awal musim 2015/2016 pernah jengkel dengan sikapnya dalam bursa transfer yang mendapat uang banyak dari jual pemain seperti Dimitri Payet dan Giannelli Imbula, tapi bertindak irit dalam membeli pemain. Di bawah kepemimpinan Labrune sampai saat ini terdapat lima pemain yang menjadi delapan penjualan pemain termahal dalam sejarah transfer Olympique Marseille.
Nama Pemain | Harga Jual | Klub Tujuan |
Michy Batshuayi* | 39 juta euro | Chelsea |
Didier Drogba | 38,5 juta euro | Chelsea |
Franck Ribery | 25 juta euro | Bayern Munchen |
Giannelli Imbula* | 20 juta euro | FC Porto |
Florian Thauvin* | 18,35 juta euro | Newcastle United |
Samir Nasri | 16 juta euro | Arsenal |
Dimitri Payet* | 15 juta euro | West Ham United |
Benjamin Mendy* | 13 juta euro | AS Monaco |
Sumber: transfermarkt.com
*dijual dalam masa presiden Vincent Labrune
Ralph Krueger
Menjabat sebagai Chairman Southampton sejak 2014, Krueger yang merupakan mantan atlet olahraga es hoki asal Jerman menerapkan kebijakan penjualan pemain dengan harga tinggi. Sebelumnya, paling mahal Southampton menjual pemain terjadi pada tahun 2007 ketika Gareth Bale pindah ke Tottenham Hotspurs dengan banderol 14,7 juta euro. Berikut lima teratas daftar pemain termahal yang dijual Southampton, di mana semua terjadi dalam rezim kepemimpinan Krueger.
Nama | Harga Jual | Tujuan |
Sadio Mane | 41,2 juta euro | Liverpool |
Luke Shaw | 37,5 juta euro | Man. United |
Morgan Schneiderlin | 35 juta euro | Man. United |
Adam Lallana | 31 juta euro | Liverpool |
Dejan Lovren | 25,3 juta euro | Liverpool |
Sumber: transfermarkt.com
Luís Filipe Vieira Ferreira
Dalam urusan untuk merekrut pemain dari Benfica, klub lain perlu usaha yang keras. Adalah presiden Benfica, Luis F. Vieira, yang sanggup membuat Benfica menjual pemain dengan harga mahal. Untuk mengangkut remaja bernama Renato Sanches, Bayern Munchen harus merogoh kocek sebesar 35 juta euro. Sebelumnya, Vieira menjual Alex Witsel ke Zenit St. Petersburg dengan nominal 40 juta euro pada 2012. Sementara itu, Angel di Maria pada 2010 ditebus Real Madrid senilai 33 juta euro.
Jorge Nuno Pinto da Costa
Keuntungan besar kerap diraih oleh FC Porto dalam urusan transfer pemain. Mulai dari Hulk yang dilepas ke Zenit St. Petersburg seharga 55 juta euro diawal musim 2012/2013, James Rodriguez yang berlabuh ke AS Monaco dengan banderol 45 juta euro pada 2013, lalu Atletico Madrid yang mengangkut Radamel Falcao dengan biaya 40 juta euro pada 2011, dan 37,1 juta euro untuk Jackson Martinez di bursa transfer 2015/2016. Selain itu Da Costa juga sukses banyak menjual pemain dengan tebusan uang di atas 15 juta euro.
Jose Maria Del Nido
Sevilla FC dikenal sebagai salah satu tim yang menghasilkan pemain hebat, baik berasal dari akademi maupun lewat pembelian di usia muda. Saat Presiden Sevilla dijabat oleh Jose Maria Del Nido, dalam kurun 2002 sampai 2013, tercatat banyak pemain Sevilla yang mampu dijual dengan harga tinggi. Contohnya, Daniel Alves yang dijual ke Barcelona dengan banderol 35,5 juta euro pada 2008 atau produk binaan akademi seperti Sergio Ramos yang diangkut Real Madrid seharga 27 juta euro ketika masih berusia 19 tahun pada 2005.
Calisto Tanzi
Sebelum menderita akibat krisis finansial, AC Parma pada 1999 sampai awal 2000-an sering menyita perhatian media sepakbola terkait bursa transfer. Dimulai dari Juan Veron yang dijual ke Lazio dengan 30 juta euro (1999), Hernan Crespo yang menyusul pindah menuju Lazio pada setahun berikutnya dengan nominal 55 juta euro, dan Juventus yang mengeluarkan dana 52,88 juta euro untuk Gianluigi Buffon dan 41,5 juta euro untuk Lilian Thuram pada 2001. Jiwa pebisnis ulung Tanzi yang kala itu menjabat sebagai Presiden Parma mampu menaikkan harga pemainnya jika ada klub lain yang mengincarnya.
***
Sepak terjang para pemimpin kesebelasan dengan kebijakan jual mahal mungkin bisa dimaklumi. Dalam bisnis, keuntungan menjadi tujuan. Perputaran uang yang terjad dalam sepakbola menambah kesan glamor untuk olahraga yang paling populer di dunia. Meski terkadang ada yang cerdik memanfaatkan situasi ekonomi, atau malah menjadi buntung karena kurang berhitung secara cermat.
Sumber data tulisan: transfermarkt.com
Sumber foto tulisan: kumpulan foto yang diedit penulis
*Penulis adalah Lulusan mahasiswa jurusan akuntansi yang perhatiannya sama sepakbola bukan sama laporan keuangan. Akun media sosial di twitter: @msalmanfarisi_
Komentar