Jelang Liga Primer 2016/2017 dimulai, Claudio Ranieri menandatangani kontrak baru sampai 2020 di Leicester City. Suatu ganjaran yang pantas bagi manajer yang berhasil memberikan gelar juara Liga Primer Inggris untuk pertama kalinya bagi Leicester. Atas kesepakatan kontrak baru tersebut, kedua belah pihak begitu bahagia pada waktu itu.
Apakah Ranieri dibebani untuk mempertahankan gelar juara Liga Primer Inggris? Jika itu adalah harapan, tentu saja ia akan mengangguknya. Jika itu beban, Ranieri tidak merasa diberatkan soal itu. Seperti pada musim sebelumnya, ia tidak terlalu muluk-muluk, begitu pun pada musim ini. Bahkan ia berpendapat bahwa mempertahankan juara lebih sulit ketimbang mendatangkan alien ke bumi.
"Lebih mudah ET datang ke Picadilly Circus. Tidak mungkin mempertahankan juara. Ini lebih sulit daripada musim lalu," imbuh Ranieri sambil bercanda, seperti dikutip dari BBC.
Ranieri sadar diri karena kesebelasan-kesebelasan lain sudah siap berjuang merebut gelar juara. Apalagi dengan datangnya manajer-manajer baru yang berkualitas seperti Josep "Pep" Guardiola hingga Antonio Conte. Sementara Leicester kehilangan N`GoloKante yang telah hengkang ke Chelsea. Hal itulah yang juga dipertegas oleh Gary Lineker, mantan penyerang Leicester dan andalan Tim Nasional Inggris.
"Kante diberi kebebasan oleh Ranieri memainkan sistem yang diterapkannya. Dia (Ranieri) tidak bisa melakukan itu lagi. Kante memang paling tanpa tanda jasa dari tiga pemain besar lainnya, tapi dia yang paling penting," ujar Lineker.
Saat ini Ranieri memang tidak mengubah total skuatnya untuk mempertahankan juara. Jamie Vardy, Robeth Huth, Wes Morgan, Shinji Okazaki, Danny Simpson, Leonardo Ulloa dan Christian Fuchs masih bertahan. Tapi para pemain yang disebutkan itu rataan usianya hampir 30 tahun. Jika Leicester kehilangan Ryad Mahrez pada bursa transfer musim panas ini, maka habislah sudah.
Laga-laga pra musim Leicester berjalan terjal ketika babak belur di International Champions Cup. Mereka dihajar Paris Saint-Germain dengan skor 4-0 dan ditaklukkan Barcelona dengan skor 4-2. Kemudian, dikalahkan Manchester United dengan skor 2-1 di ajang Community Shield.
Musim yang akan datang pun semakin memperbanyak pertandingan Leicester. Disertai dengan penuaan para pemain-pemain pentingnya. Hampir mustahil untuk menyatakan bahwa Leicester akan sebagus musim lalu. Ranieri pun cuma berharap memberikan pengalaman Liga Champions musim depan kepada Wes Morgan dkk.
Leicester perlu mengingat ketika Ipswich Town menjuarai first division untuk pertama kalinya pada 1962 silam. Gelar itu merupakan yang pertama di tingkat tertinggi Liga Inggris waktu itu, sehingga Ipswich menjadi tim paling mengejutkan sejak perang dunia kedua. Begitu juga dengan Nottingham Forest dengan kejeniusan Brian Clough, serta Blackburn Rovers ketika memenangkan Liga Primer Inggris pada 1995 silam.
Dan para kesebelasan itu urung mempertahankan gelarnya karena kehilangan beberapa pemain penting pada musim selanjutnya. Tapi tentu saja waktu selalu memberikan hasil yang berbeda-beda. Sebelum soal uang memiliki pengaruh yang cukup besar dari apa yang dilakukan setiap klub itu sendiri.
Pertama yang harus dilakukan Ranieri adalah memastikan Andy King bermain lebih baik seperti ketika memperkuat timnas Wales. Sebab ialah yang didapuk menggantikan peran Kante sejauh ini. Berikutnya, Ranieri harus membawa Leicester menang di kandang Hull City pada malam hari nanti demi mendapatkan suntikan percaya diri.
Sumber lain: Fox Sports, LCFC, The Guardian.
Komentar