Juventus dan Napoli menjadi ringkasan persaingan Serie A musim 2015/2016 dengan narasi persaingan antara Italia kawasan selatan menghadapi kawasan utara. Sementara AS Roma baru menunjukkan bentuk yang luar biasa sejak ditangani Luciano Spalletti pada putaran kedua. Musim ini pun mereka sedang membuat dirinya menjadi penantang untuk meraih poin penuh dalam 38 pekan ke depan.
Penjualan Miralem Pjanic ke Juventus memang menjadi berita utama Roma pada bursa transfer musim panas kali ini. Melepas Pjanic memang kerugian besar bagi Roma. Ia adalah metronom serangan Roma dalam lima musim terakhir. Tapi jika menggali lebih dalam, situasi lini tengah mereka tetap aman karena mempertahankan Radja Nainggolan dan Kevin Strootman. Kehadiran dua pemain ini tetap menjadikan Roma dengan kualitas gelandang dalam skala yang megah. Nainggolan dan Strootman cukup bisa menjaga kualitas lini tengah Roma.
Selanjutnya, jika Roma berhasil menyelesaikan kesepakatan Amadou Diawara dari Bologna, mereka akan semakin menjadi ancaman. Diawara akan bergantian dengan Daniele De Rossi yang mulai rentan cedera. Ia akan menjadi salah satu trisula yang ampuh dalam formasi 4-3-3 yang diandalkan Spalletti. Begitu juga dengan lini depan yang solid sudah dibangun Stephan El Shaarawy, Mohamed Salah dan Diego Perotti. Roma juga masih memiliki Edin Dzeko dan Francesco Totti di bangku cadangan.
Lini tengah dan Depan yang terbayang kuat itu tidak diikuti dengan sektor lain. Klub ini telah gagal berinvestasi untuk lini belakangnya. Transfer musim panas ini terlalu terik bagi lini belakang Roma. Cedera ACL yang dialami Antonio Rudiger ketika latihan bersama Tim Nasional Jerman masih menjadi persoalan besar. Kemudian Roma gagal mempertahankan Lucas Digne karena kalah negosiasi dengan Barcelona.
Mereka pun menggaet Mario Rui sebagai penggantinya, tapi pemain itu harus mengalami cedera yang sama dengan Rudiger. Alhasil Roma yang merekrut Juan Jesus, menjadikannya sebagai full-back kiri sementara, bergantian dengan Emerson Palmieri.
Masalah kebugaran di lini pertahanan Roma bukanlah hal yang baru. Jauh sebelumnya pun penampilan Leandro Castan menurun karena penyakit tumor otak. Belum lagi ditambah dengan serangkaian cedera yang dialami Douglas Maicon. Masalah cedera di lini belakang Roma belum termasuk dengan kehilangan Marquinhos, Mehdi Benatia, Mapou Yanga-Mbiwa, Alessio Romagnoli dan lainnya karena dijual.
Atas masalah-masalah tersebutlah yang menyimpulkan bahwa komposisi lini belakang Roma sedang berada di dalam kutukan. Hal itu juga yang membuat mereka terus melakukan tambal sulam pertahanan di setiap musimnya. Kali ini Federico Fazio dan Thomas Vermaelen dijadikan tambalan tersebut. Kedatangan Vermaelen pun diragukan karena pemain bersangkutan juga kerap cedera. Situasi Vermaelen itulah yang membuatnya hanya tampil 11 kali dari dua musimnya bersama Barcelona.
Ada kabar juga bahwa mendatangkan tiga bek tengah (Jesus, Fazio dan Vermaelen) pada bursa transfer musim panas kali ini karena mengantisipasi kepergian Kostas Manolas. Di sisi lain, semakin mendekatnya Bruno Peres, full-back Torino, bisa menjadi angin segar bagi Roma. Setidaknya Spalletti tidak harus terus memaksakan Alesandro Florenzi menjadi full-back kanan yang bukan posisi aslinya kendati Florenzi sudah menikmati perannya itu.
Ringkihnya komposisi lini belakang Roma harus terbagi dengan konsentrasi di Liga Champions. Apalagi perlu diingat bahwa salah satu kendala Roma sewaktu dibesut Rudi Garcia adalah faktor kebugaran para pemainnya. Banyak pemain yang kelelahan dan absen karena cedera, sehingga integritas Rudi Garcia semakin turun dari musim ke musim.
Coba bedakan dengan Juventus yang lebih efisien dalam bursa transfer musim panas kali ini. Mereka merekrut pemain untuk memperdalam skuatnya dengan pesepakbola baru di setiap lininya. Maka bukan tanpa alasan jika Gonzalo Higuain, Marko Pjaca, Benatia dan Pjanic akan membuat Juventus semakin menjadi raksasa. Sekarang Juventus hanya perlu memutuskan pemain yang tepat untuk mengganti kepergian Paul Pogba.
Sementara bisnis transfer Roma masih jauh dari lengkap dalam satu bulan ini. Padahal Roma sedang membutuhkan batu loncatan untuk menggapai Scudetto Serie-A 2016/2017. Saat ini Roma hanya berharap agar Spalletti bisa mengulangi tangan ajaibnya, ketika membuat Roma hampir mendapatkan Scudetto dan berhasil menjuarai Coppa Italia dengan skuat serta keuangan seadanya. Seperti ketika ia bisa membuat Marco Cassetti dan Max Tonetto terlihat lebih hebat. Dan yang tidak kalah penting adalah berharap agar kutukan di lini belakang itu segera berakhir.
Sumber: Football-Italia.
Komentar