Liverpool sempat memiliki masalah yang pelik dengan gawang. Mereka sempat begitu kesulitan menemukan gawang dalam dua pertandingan terakhir menghadapi Burnley dan Tottenham Hotspur. Gawang seolah menjauh dari mereka, dan itu membuat mereka sulit meraih kemenangan (kalah 0-2 oleh Burnley dan seri 1-1 menghadapi Tottenham Hotspur).
Namun, dalam pertandingan melawan Leicester City yang dilangsungkan pada Sabtu (10/9?2016), para pemain The Reds akhirnya mampu kembali menemukan gawang dan meraih kemenangan. Mereka berhasil mengalahkan juara bertahan Liga Primer Inggris, Leicester City, dengan skor 4-1 di Stadion Anfield yang baru saja dipugar.
Roberto Firmino menjadi pahlawan dalam pertandingan ini dengan mencetak dua gol, plus satu gol masing-masing dari Sadio Mane dan Adam Lallana. Gol balasan Leicester diciptakan oleh Jamie Vardy usai memanfaatkan salah umpan yang dilakukan oleh Lucas Leiva.
Dalam pertandingan kali ini, Liverpool mampu meraih kemenangan karena para penyerangnya bergerak lebih cair. Cairnya pergerakan The Reds ini didorong oleh salah satu penyerang mereka yang tampil brilian dalam pertandingan tersebut, Daniel Sturridge. Penyerang yang sempat dibangkucadangkan dalam pertandingan melawan Tottenham Hotspur ini berhasil menyumbang satu asis sekaligus satu pergerakan brilian sehingga tercipta gol Firmino dan Mane.
Perhatikan kejadian dari gol pertama Firmino dan gol kedua Sane. Pada gol pertama Firmino, Sturridge dengan cekatan menarik Wes Morgan dari posisinya dan menyediakan ruang kosong bagi Firmino untuk menusuk ke tengah.
Proses dari gol-gol yang terjadi mencerminkan bahwa para penyerang Liverpool mampu bergerak secara cair. Kadang Sturridge, yang sebenarnya ditempatkan sebagai penyerang tengah, bergerak ke kanan atau ke kiri, dan Mane serta Firmino, yang ditempatkan sebagai winger, menusuk ke tengah.
Pergerakan yang cair antar penyerang inilah yang membuat lini pertahanan Leicester, yang biasanya menerapkan pertahanan garis rendah, menjadi terbongkar dan kacau. Huth dan Morgan kerap menciptakan jarak yang jauh antar mereka berdua, yang mampu dimanfaatkan oleh para penyerang Liverpool.
Ilustrasi dari gol kedua Liverpool. Perhatikan pergerakan Mane dan Sturridge, dan satu bek Leicester yang tertarik Sturridge. Sumber: Youtube
Perhatikan ilustrasi dari gol kedua Liverpool di atas. Daniel Sturridge yang menerima umpan jauh dari Jordan Henderson membawa bola ke sisi kanan, sekaligus menarik Wes Morgan bersama dengan dirinya. Robert Huth tertinggal di belakang, dan ada ruang kosong yang tercipta di tengah. Ruang yang dimanfaatkan Mane untuk mencetak gol kedua, usai ia berlari ke tengah dari sisi kanan, menyambut umpan tumit Sturridge, dan mencetak gol kedua bagi Liverpool.
Sebuah permainan yang cair dari lini depan Liverpool yang memang tidak terpatok oleh keberadaan penyerang tengah murni. Semua bisa mencetak gol, dan semua memiliki kemampuan untuk mencetak gol.
Cairnya pergerakan para penyerang Liverpool ini juga didukung oleh permainan dari lini tengah yang disajikan oleh Henderson, Lallana, dan Wijnaldum. Ketiga gelandang ini mampu membantu pertahanan dan penyerangan sama baiknya. Pujian juga patut diberikan kepada Wijnaldum yang tak lelah menyisir lapangan tengah, berperan sebagai gelandang box-to-box, dan membuat lini tengah Liverpool aktif sekaligus menyediakan tekanan bagi lini tengah Leicester.
**
Dengan mulai cairnya pergerakan para penyerang Liverpool ini, kekhawatiran Klopp akan serangan yang mandeg setidaknya sedikit terobati, apalagi, pemain yang sempat ia harapkan tampil baik, Sturridge, dapat menjawab harapannya dalam pertandingan ini dengan berevolusi menjadi penyerang yang tidak hanya menunggu di dalam kotak penalti, tapi juga menyajikan ruang bagi para pemain lain untuk mencetak gol.
Baca Juga: Segeralah Berevolusi, Daniel Sturridge!
Namun, Klopp pun masih memiliki satu pekerjaan rumah lain, pekerjaan rumah yang sudah terlihat dari sejak pertandingan pembuka; lini pertahanan. Blunder yang dilakukan oleh Lucas Leiva di lini pertahanan, karena tekanan dari Okazaki membuat Liverpool harus kebobolan satu gol dalam laga ini.
Kesalahan di lini pertahanan harus segera diminimalisir dengan cara meningkatkan fokus pemain bertahan, agar gol-gol yang dicetak oleh para penyerang Liverpool menjadi tidak sia-sia, hanya karena kebobolan berupa blunder ataupun kesalahan komunikasi yang terjadi di lini pertahanan.
foto: @LFC
Komentar