Naby Keita adalah pemuda asal Guinea yang digadang-gadang sebagai salah satu wonderkid Bundesliga pada musim 2016/2017 ini dengan usianya yang masih muda, 21 tahun. Pemain yang pernah membela Red Bull Salzburg ini memiliki kemampuan yang cukup baik sebagai gelandang tengah, yang membuat ia juga dipercaya untuk menjadi gelandang tengah timnas Guinea.
Namun, apa yang dicatatkannya dalam ajang Bundesliga 2016/2017 justru di luar dugaan dan perkiraan dari orang-orang. Masuk sebagai pemain penggantii, ia menjadi aktor kemenangan RB Leipzig atas Borussia Dortmund dalam pertandingan yang diadakan di Zentralstadion (Red Bull Arena) pada Sabtu (10/09/2016) malam.
Kekesalan pun terlontar dari ucapan Thomas Tuchel. Ia mengujarkan kalau anak asuhnya tidak melakukan banyak kesalahan, mungkin jalannya pertandingan akan menjadi lain dan Dortmund tidak menderita kekalahan.
"Sangat jelas bahwa kami melakukan banyak kesalahan yang tidak perlu di area pertahanan dan lini tengah. Banyak juga kesalahan teknis dan kurangnya konsentrasi dari para pemain kami yang mengakibatkan kami kalah. Ini menjadi bukti bahwa masih banyak cacat dalam tim kami, dan kami bukanlah tim yang terlalu dominan," ujar Tuchel kepada Goal.
Pada pertandingan kandang pertama Leipzig ini sebenarnya berlangsung imbang. Beberapa kali kedua tim silih berganti melakukan serangan dan menciptakan peluang berbahaya di depan gawang. Dortmund menyambut kembalinya Mario Götze dalam pertandingan ini, tapi ia tidak memberikan pengaruh yang cukup besar.
Justru, Andre Schürrle yang memberikan ancaman kepada pertahanan Dortmund lewat peluangnya pada babak pertama, juga tembakannya yang mengenai mistar pada babak kedua. Kebanyakan, para penyerang Dortmund dibuat tidak berkutik oleh penampilan Marcel Sabitzer dan Dominik Kaiser.
Timo Werner dan Oliver Burke menjadi motor serangan Leipzig dalam pertandingan kali ini. Nama terakhir memberikan asis kepada gol yang dicetak Naby Keita di penghujung babak kedua.
Tampaknya bukan hanya Tuchel yang kesal akan kekalahan ini. Suporter Dortmund, utamanya yang tidak datang ke Leipzig karena melakukan boikot sebagai bentuk sikap mereka atas apa yang dilakukan RB Leipzig, dan memilih untuk mengikuti pertandingan di radio, mungkin adalah orang-orang yang cukup kesal atas kekalahan ini.
RB Leipzig saat ini menjadi salah satu klub yang paling dibenci di Jerman karena keterikatannya dengan perusahaan Red Bull. Mereka juga dituduh melanggar aturan "50+1" dengan melibatkan banyak pegawai dari Red Bull sebagai anggota klub, agar pengaruh Red Bull tidak hilang di Leipzig.
Baca Juga: Lari, RB Leipzig Lari!
foto: @DieRotenBullen
Komentar