Masalah menjadi kesebelasan besar adalah selalu berada di dalam tekanan yang tinggi dan menimbulkan banyak harapan untuk para pendukungnya. Nasib tersebut begitu kentara bagi Internazionale Milan yang mengalami kejatuhan dalam beberapa musim terakhir. Ketika waktu dibutuhkan untuk membangun proyek jangka panjang agar sukses kembali, Inter justru ingin semuanya kembali dengan serba cepat.
Diawali dengan Suning Group yang membeli saham Inter. Jangka panjang yang sedang dibangun Roberto Mancini justru ditendang. Kemudian hal tersebut langsung membuka jalan bagi Frank De Boer sebagai penggantinya. Foya-foya pun dilakukan dengan cara berbelanja pemain yang menghabiskan puluhan juta euro. Ever Banega dan Antonio Candreva didatangkan, diikuti Joao Mario dan Gabriel Barbosa.
Inter memang masih belum berhasil mencuri tempat Juventus di puncak klasemen dalam beberapa musim terakhir, tapi setidaknya aktivitas transfer mereka pada musim panas lalu telah menjadi pembicaraan. Tapi dari segi permainan, mereka mendapatkan penilaian yang sangat keras.
Kritik deras menghujam Inter ketika menjalani dua pertandingan pembuka Serie-A 2016/2017. Menghadapi lawan yang bisa dibilang ringan, yaitu Chievo Verona dan Palermo, tentu dua laga itu diharapkan bisa dimenangkan agar menjadi sprint awal bagi Inter. Tapi nyatanya, Mauri Icardi dkk justru tersandung dengan dikalahkan kala bertandang ke Chievo kemudian diimbangi Palermo di kandang sendiri. Hasil tersebut membuat mereka hanya menyaksikan Juventus yang semakin hilang di kejauhan (lagi).
Setelah transfer musim panas cukup membahagiakan, para pendukung Inter kembali dibawa kepada kenyataan yang mengagetkan. Membuat para pendukung Inter yang terluka mencemooh kesebelasannya sendiri ketika diimbangi Palermo. Hasil itu terasa mengecewakan karena musim lalu Inter mengawali musim dengan kemenangan, walau bermain tidak jauh lebih baik. Tapi setidaknya kemenangan dengan skor tipis lebih memberikan sinergi positif pada awal musim lalu.
Musim ini lagi-lagi para pendukung Inter disarangkan agar sabar. Alasan dua laga awal yang buruk itu disebutkan karena Mario dan Barbosa belum memulai debutnya. Dan De Boer dianggap masih membutuhkan waktu beradaptasi dengan Serie-A, masih ada waktu untuk mengubah segalanya. Masalahnya adalah Inter memang harus realistis tentang keberhasilan musim ini.
Tanda-tanda perbaikan setelah jeda internasional
Menghadapi Chievo, skuat tampak terguncang dan itu dapat dimengerti. Sebab De Boer hanya memiliki waktu dua minggu untuk mengolah skuat peninggalan Mancini. Ketika Inter sedang letih karena perjalanan pra-musim, hanya investasi dari Suning Group yang membuat Inter sedikit tertolong atas penambahan pemain-pemain baru. Salah satu keberuntungan De Boer lainnya adalah mendapatkan waktu ketika jeda internasional pekan lalu. Selama waktu itu, ia gunakan untuk menggali harta yang dimilikinya di Inter.
Hasilnya langsung diperlihatkan ketika menghadapi Pescara. Ada tanda-tanda dari pelatih asal Belanda itu untuk mengubah gaya permainan skuatnya. De Boer mencoba memoles Inter agar menunjukkan sinarnya. Inter menunjukkan pertandingan yang menghibur dan menyoroti para bintangnya ketika mengalahkan Pescara.
Tapi bukan hanya itu, beberapa perbaikan juga telah ditunjukan. Ivan Perisic telah tampil baik lagi, Candreva dan Banega juga mengesankan walau masih ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan. Hanya saja sisi pertahanan Inter lebih sering tembus dan Samir Handanovic semakin berat untuk berjibaku mempertahankan gawangnya.
Pescara adalah titik awalnya, tapi kita tidak bisa berpikir bahwa Inter akan dibangun dalam waktu satu hari dalam situasi sekarang. Maka tidak adil jika media-media Italia terus menyalahkan atau melecehkan De Boer. Ia adalah manajer yang Inter butuhkan, dan ia membutuhkan waktu.
Seperti ketika di bawah arahan Mancini yang memang terorganisir dan sulit dikalahkan, tapi ia menunjukan kurangnya kreativitas. Kekurangan Mancini yang lainnya adalah ia tidak bisa menemukan cara memfasilitasi pemain depannya. Salah satu contohnya adalah tidak bisa memanfaatkan penyerang sekelas Icardi yang selalu lapar mencetak gol.
De Boer butuh waktu
Sebelumnya, pemilik baru mengatakan bahwa Inter memang berada di dalam proyek jangka panjang, "Kami pikir tahun ini Inter bisa melakukannya dengan baik di liga dan Eropa. Bursa transfer musim panas menunjukan keinginan dan komitmen kami. Kami yakin bisa mendapatkan hasil dan menghadapi banyak tantangan di depan. Ini merupakan sektor penting bagi kami dan investasi besar ini," ujar juru bicara Suning, seperti dikutip dari Football-Italia.
Sejujurnya, visi Inter sudah tercipta sejak masih ditangani Mancini. Justru musim ini harapan para pendukung Inter adalah mulai mendapatkan hal-hal yang lebih kompetitif untuk kesebelasannya tersebut. Memang di antara kedua hal tersebut perlu adanya keseimbangan antara ambisi dan realitas. Saat ini situasi tersebut sedang berbenturan di lingkungan Inter sendiri.
Tapi apakah mereka akan mempertahankan tekad kepada pelatih baru dengan skuat "buangan" pelatih lama? Sejarah sepakbola Italia cenderung menujukan jika itu tidak mungkin. Siapapun pasti berpikir tentang kesabaran dan pengertian tentang proyek jangka panjang, tapi itu akan sia-sia jika kemenangan tidak datang dengan sering. Investor asing tidak membeli kesebelasan sepakbola untuk bersenang-senang, tapi mengharapkan gelar sebagai imbalan dari kemurahan mereka.
Sebagai kesebelasan sepakbola, Inter terlalu besar untuk menerima keadaan mendekam di bawah klasemen. Skuat De Boer sendiri masih jauh dari sempurna daripada Laut Adriatik di Semenanjung Italia, tapi mereka sedikit lebih baik. Walau full-back mereka tidak cukup baik dan terlalu mengandalkan Handanovic untuk melakukan berbagai penyelamatan. Skuat ini akan menjalani sebuah revolusi dan itu salah satu yang layak ditunggu... ditunggu dengan sabar pastinya.
Sumber: Football Italia
Komentar