Apakah cuaca bisa memengaruhi pertandingan sepakbola? Memengaruhinya seperti apa dulu, nih? Memengaruhi jalannya pertandingan, hasilnya, atau bahkan memengaruhi dimulai atau tidaknya pertandingan itu sendiri?
Jawaban sederhanya adalah iya. Jika tidak percaya, laga antara Manchester City melawan Borussia Mönchengladbach di Liga Champions UEFA Rabu dini hari (14/06/2016) saja sampai dibatalkan. Atau suruh FC Barcelona memainkan tiki-taka-nya di lapangan komplek perumahan Bunga Citra Lestari (bukan nama komplek beneran, kecuali kebetulan) di saat hujan dan lapangan becek, mereka pasti kesusahan.
Bagi kita penikmat sepakbola atau futsal saja, hujan kadang menjadi penghalang bagi kita untuk bermain atau sekadar berangkat bermain, atau teriknya panas di siang bolong akan mengurungkan niat kita untuk menyepak bola di lapangan terbuka.
Ini bukan soal manja atau tidak manja, tapi sains ternyata menunjukkan, ya, memang itu semua berpengaruh.
Bagaimana hujan memengaruhi pertandingan?
Ada banyak penelitian mengenai efek cuaca terhadap permainan sepakbola, yang kebanyakan adalah tentang topik hujan dan salju. Pada prinsipnya, hujan akan membuat rumput (atau permukaan lapangan lainnya) menjadi basah. Permukaan lapangan yang basah akan membuat bola tidak sering terpantul dan membuat pemain semakin sulit dalam berlari.
Hal-hal di atas tentunya akan membuat mencetak gol menjadi sulit. Itu lah kenapa banyak penelitian menunjukkan bahwa kita akan melihat jumlah gol yang lebih sedikit ketika hujan atau salju.
Selain itu, hujan atau salju juga akan membuat pemain kebasahan, membuat mereka membatasi pergerakan mereka dan mengurangi risiko cedera dengan bermain lebih pasif dengan menurunkan intensitas permainan mereka. Hal tersebut juga pastinya akan memengaruhi permainan.
Dalam kasus ekstrem seperti City melawan Mönchengladbach semalam, badai bahkan bisa membuat pertandingan tertunda atau terhenti. Kota Manchester sampai terkena bencana banjir semalam.
Sebuah laporan di British Weather Service yang berjudul “Cold Kills Goals – the Stats”, ada poin penting yang bisa kita ambil: “Cuaca dingin atau temperatur mendekati titik beku tidak menjamin sebuah pertandingan akan berakhir dengan gol kurang dari 2,5 tapi dalam sebaran banyak pertandingan, temperatur yang lebih rendah bisa mengurangi jumlah gol, dan temperatur mendekati titik beku justru lebih menguranginya lagi.”
Tulisan di atas bisa disimpulkan setelah British Weather Service melakukan penelitian terhadap Liga Europa UEFA musim 2012/13. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Dr. Howard Hamilton, CEO Soccermetrics, dengan mengambil sampel dari pertandingan di Liga Primer Inggris 2011/12.
Jadi terbukti sudah secara saintifik, umumnya cuaca dan temperatur bisa memengaruhi pertandingan sepakbola.
Cuaca membuat banyak ketidakseimbangan
Pada laporan penelitian lainnya, cuaca buruk ternyata bisa membuat lawan yang kuat terlihat sedikit lebih lemah. Itulah kenapa pada paragraf kedua, kami memberikan contoh jika Barcelona disuruh bermain di lapangan yang buruk, maka kesebelasan sekelas Barcelona-pun akan kesusahan, meskipun tidak berarti juga mereka akan otomatis kalah, tergantung lawannya.
Tapi pada umumnya memang kesebelasan kuda hitam atau underdog memiliki peluang yang lebih besar untuk membuat pertandingan lebih ketat dan bahkan mengalahkan lawan yang lebih kuat.
Alasannya masih sama dengan sub bab pertama, ada lebih banyak kemungkinan operan-operan yang buruk pada saat cuaca buruk pula, dan operan yang buruk adalah laiknya sebuah wildcard bagi underdog (jadi ingat FPL jika membicarakan wildcard).
Kesebelasan yang lebih superior secara teknik akan memiliki keuntungan yang lebih sedikit ketika bermain di cuaca yang buruk daripada saat cuaca cerah. Hal ini juga berlaku untuk kesebelasan yang unggul dalam umpan-umpan pendek seperti Barcelona.
Namun dalam beberapa kasus, cuaca atau iklim (jika kita berbicara lebih luas) yang buruk bisa jadi merupakan hal yang baik bagi kesebelasan lainnya.
Misalnya, bermain di temperatur 10° Celcius akan membuat Nigeria kesulitan saat menghadapi Rusia. Tim nasional Qatar pun akan lebih merasa beruntung bermain di Piala Dunia 2022 nanti saat menghadapi Jerman, di mana suhu di Qatar bisa sangat panas dan lembab. Kemudian, kesebelasan dari altitude tinggi, seperti Ekuador, bisa lebih unggul jika bermain di ketinggian 3500 meter di atas permukaan laut. Anderson saja bisa sampai bengek.
Kesusahan? Basahi saja lapangan Anda
Hal-hal di atas adalah teori yang sudah terbukti secara sains, meskipun tidak selalu akurat mengingat banyak aspek lainnya yang juga berpengaruh seperti teknik, fisik, dan mental. Tapi bolehlah jika tim Anda kesulitan menghadapi tim lawan yang lebih skillful, daripada lelah-lelah pemanasan, lebih baik Anda suruh kawan-kawan Anda untuk membawa air dalam ember dan selang untuk membasahi seluruh permukaan lapangan tempat Anda bermain saja agar becek. Dengan begitu kubu lawan akan kesusahan bermain di lapangan yang buruk, yang artinya mereka tak bisa mencapai potensi terbaiknya.
Foto: UEFA
Sumber: Soccermetrics, British Weather Services, Opisthokonta, Sargasso, Weather Online
Jurnal tambahan: Brocherie F, Girard O, Farooq A, Millet GP. (2015) Influence of weather, rank, and home advantage on football outcomes. Med Sci Sports Exerc.
Komentar