Total, sebanyak 49 juta euro telah didapatkan Villarreal dari hasil penjualan Eric Bailly ke Manchester United dan Denis Suarez ke Barcelona. Sebagian uang tersebut dipakai untuk membeli Nicola Sansone dari Sassuolo. Pembelian itu semakin memperbanyak pemain lulusan Serie A yang bermain di kompetisi di luar negeri sekaligus menjadi faktor yang membuat sibuknya bursa transfer Serie A pada musim panas lalu.
Pembelian pemain 25 tahun itu seharga 13 juta euro pun tidaklah sia-sia. Ia berperan penting dalam tujuh pertandingan Villarreal yang tanpa terkalahkan secara berturut-turut sejak dimulainya La Liga 2016/2017. Di antara tujuh laga tersebut, pertandingan yang paling berkesan dari Sansone yaitu ketika mengalahkan Real Sociedad dengan skor 2-1.
Ia memborong dua gol Villarreal pada laga yang digelar di Stadion Camp El Madrigal tersebut. Hal yang melahirkan kesan darinya adalah ketika mencetak gol kedua bagi Villarreal. Sebab gol tersebut dilakukannya melalui proses yang indah karena dicetak dari setengah lapangan, sekitar 53 meter menuju gawang.
Golnya tersebut semakin memikat hati para pendukung kesebelasan berjuluk The Yellow Submarine (Kapal Selam Kuning) itu. Namanya semakin dieluk-elukan baik di dalam mau pun luar lapangan. Sansone sendiri memang memiliki akurasi tendangan yang keras dan sering tepat sasaran. Maka dari itu ketika masih memperkuat Sassuolo, ia dipercaya sebagai eksekutor tendangan bebas.
Kegemilangan Sansone telah menghapus kekhawatiran Fran Escriba, Pelatih Villarreal, yang harus memulai La Liga 2016/2017 tanpa Roberto Soldado dan Cedric Bakambu karena cedera. Kedua pemain itu berjasa mengantarkan Villarreal berada di empat besar La Liga musim lalu.
Tapi sejauh ini Sansone mampu menggantikan peran Soldado dan Bakambu. Total, ia sudah mencetak empat gol dari tujuh laga yang membuatnya menjadi pencetak gol terbanyak sementara di Villarreal. Perolehan golnya itu menjadikannya sebagai pencetak gol terbanyak ke tiga sementara La Liga 2016/2017 bersama Lionel Messi, Ruben Castro, dan Gerard Moreno.
Awal yang baik bersama kesebelasannya itu membuatnya dipanggil memperkuat tim nasional Italia pada ajang kualifikasi Piala Dunia 2018 Rusia. Sebelumnya pun Sansone pernah dipanggil Italia untuk persiapan Piala Eropa 2016. Tapi pada akhirnya ia tidak masuk ke dalam skuat 23 pemain di bawah kepelatihan Antonio Conte saat itu. Sansone juga merupakan pemain andalan timnas Italia sejak U17 sampai U21.
Lepas Dari Bayang-bayang Domenico Berardi
Sansone sudah menjadi pemain inti di Parma pada usia 21 tahun. Ia sudah nampak menjadi permata masa depan yang akan bermain untuk Italia. Pada musim perdananya bersama Parma, ia sudah mencetak enam gol dari 26 penampilannya. Tapi pada musim kedua ia cuma mencetak dua gol dari 17 penampilannya. Maka dari itu Sansone dibiarkan pergi ke Sassuolo pada bursa transfer Januari 2014.
Tapi itu adalah keputusan yang ideal untuk pemain jebolan Bayern Muenchen tersebut. Walau hanya bermain 12 pertandingan di paruh kedua Serie A 2013/2014, ia mencetak lima gol dan memberikan tiga asis untuk menyelamatkan Sassuolo dari degradasi. Di Sassuolo jugalah Sansone membentuk permainan yang baik bersama Domenico Berardi dan Simone Zaza.
Kendati demikian, pada musim kedua dan ketiga di Sassuolo, ia terus berada di bawah bayang-bayang Berardi. Pujian lebih banyak dilontarkan kepada rekannya itu. Padahal begitu besar keterlibatan Sansone dalam kesuburan Berardi. Seharusnya Sansone pantas mendapatkan penghargaan lebih, terutama menjadi salah satu peran kunci membantu Sassuolo mendapatkan tempat di Liga Europa UEFA musim ini.
Tapi Sansone memilih tidak menikmati hasil jerih payahnya bersama Sassuolo di Liga Europa. Toh kepindahannya ke Villarreal membuatnya tetap bisa menikmati kompetisi tersebut. Bahkan jika tidak dikalahkan AS Monaco pada fase play-off, Sansone sudah bisa tampil di Liga Champions 2016/2017.
Sansone sendiri bukanlah satu-satunya jebolan Serie A yang hadir di El Madrigal. Sebelum kedatangannya, Roberto Soriano sudah lebih dulu bergabung dari Sampdoria. Daniele Bonera yang sebelumnya memperkuat AC Milan pun sudah menjadi pemain Villarreal sejak musim lalu.
Selain mereka, pemain Italia yang pernah menjadi idola di Villarreal juga adalah Alessio Tacchinardi dan Giusseppe Rossi. Sementara sekarang idola Italia di Villarreal adalah Sansone. Bisa dibilang ia adalah pemain impor paling sukses di Villarreal saat ini. Sekarang Sansone telah jauh berkembang dan tinggal menunjukannya dalam latihan skuat Italia dibawah asuhan Giampiero Ventura.
Sumber: Football Italia, Football Whispers, Sky Sports.
Komentar