Saat isu pemecatan Francisco Guidolin sebagai manajer Swansea City santer terdengar, sempat terdengar kabar bahwa Ryan Giggs adalah manajer yang akan menggantikannya. Namun, kabar tersebut tidak berhasil menjadi kenyataan karena pada akhirnya Bob Bradley yang diangkat menjadi manajer Swansea untuk menggantikan Guidolin.
Ditunjuknya Bradley ini menciptakan sejarah baru di Liga Primer Inggris, yaitu kesuksesannya menjadi manajer Liga Primer pertama yang berasal dari Amerika Serikat.
Tidak jadinya Giggs menjadi manajer Swansea ternyata beralasan. Menurut mantan pemain Manchester United ini, Swansea tidak cocok dengan ambisinya ketika mereka mendiskusikan mengenai peran manajerialnya di kesebelasan asal Wales tersebut.
Giggs yang juga lahir di Wales, tadinya diproyeksikan akan sangat cocok jika menukangi kesebelasan yang juga asal Wales. Apalagi Swansea bermain di Liga Primer yang akan menjadi awal yang bagus untuk memenuhi ambisi Giggs menjadi manajer papan atas.
“Saya menikmati saat-saat kosong saya, saya berjalan-jalan dan juga ikut bersiaran. Kemudian saya mendapatkan telepon dari Swansea,” Giggs mengatakannya kepada ITV Sport. “Jadi saya bertemu mereka [para petinggi Swansea] beberapa kali.”
“Tapi pada akhirnya, itu hanya menjadi pemberitaan yang simpang siur dari sisi sepakbola dan dari sisi pemilik kesebelasan, dan saya hanya merasa bahwa ambisi mereka tidak cocok dengan [ambisi] saya. Jadi, [kerjasama] itu tidak berjalan.”
Seperti yang sudah kita tahudiketahui, Giggs memang belum pernah menjabat sebagai manajer yang resmi pada sebuah kesebelasan. Meskipun demikian, ia pernah menjadi asisten manajer selama dua tahun pada masa kepemimpinan Louis van Gaal, serta menjadi caretaker manajer Manchester United selama empat pertandingan di saat David Moyes dipecat.
Ia kemudian meninggalkan United sebagai asisten manajer sejak kehadiran Jose Mourinho sebagai manajer baru di United awal musim ini.
Selain menjelaskan mengenai tidak cocoknya ambisi Swansea dengan ambisi dirinya tersebut, Giggs juga sempat ditanya mengenai kemungkinannya menjadi manajer Liverpool, rival Manchester United.
Giggs yang sudah berusia 42 tahun ini, sudah menghabiskan seluruh kariernya sebagai pemain sepakbola di United. Untuk itulah ia menolak jika ia ditawari menjadi manajer Liverpool.
“Tidak. Pokoknya tidak,” kata Giggs seperti yang ia utarakan pada sebuah sesi di Welsh Community Football Awards. “Bukan bermaksud tidak hormat kepada Liverpool, saya hanya tidak mau [menjadi manajer mereka]. Bisa-bisa saya tidak punya teman lagi!”
“Menurut saya, Liverpool adalah sebuah kesebelasan yang menjadi rival terbesar kami [Manchester United] karena ketika saya tumbuh besar, mereka memenangkan banyak hal dan mereka menjadi kesebelasan yang menjadi contoh,” kata Giggs.
“Mereka adalah kesebelasan yang fantastis tapi rivalitas [antara Liverpool dan United] terlalu besar bagi saya untuk menjadi manajer Liverpool.”
Mantan pemain yang terkenal dengan gol spektakuler ke gawang Arsenal pada tahun 1999 ini lahir di Cardiff tapi sejak usianya tujuh tahun sudah pindah ke Salford dan bahkan bermain untuk Salford U11, yang berada di daerah Manchester. “Hal itu [pindah ke Salford] membuat saya tumbuh dengan membenci orang yang berasal dari Liverpool.”
“Saya yakin Steven Gerrard akan mengatakan hal yang sama jika ditanya kemungkinan menjadi manajer Manchester United. Ia akan berkata tidak.”
Giggs berkata bahwa ia selalu menjadi suporter United. “Nenek saya sudah bilang, ‘Kamu adalah suporter Unied’. Dia mencintai Busby Babes, dia menyukai George Best, dia adalah sosok di balik saya yang menjadi suporter Man United,” tutup Giggs.
Pengangguran asal Wales ini juga mengungkapkan ambisinya untuk melatih salah satu kesebelasan di Divisi Championship. Melihat tanah kelahiran Giggs, Cardiff, dan juga ia yang sempat digosipkan menukangi Cardiff City (pada saat yang bersamaan dengan isu Swansea), sepertinya Cardiff City adalah pilihan yang lebih logis untuk mantan pemain yang sebenarnya pernah disiapkan menjadi manajer masa depan Manchester United ini oleh Sir Alex Ferguson.
(dex)
Komentar